Renungan Harian Misioner
Selasa, 14 Mei 2024
P.S. Matias
Kis. 1:15-17.20-26; Mzm. 113:1-2.3-4.5-6.7-8; Yoh. 15:9-17
Bacaan Injil hari ini berbicara tentang kasih. Kasih yang dari Bapa melalui Yesus mengalir kepada para murid, termasuk kita, dan melalui kita kasih Bapa mengalir kepada sesama. Rantai kasih itu berawal dari Allah yang adalah kasih. Bapa mengasihi Yesus dan Yesus menjawab kasih Bapa dengan menaati perintah-Nya. Yesus melibatkan para murid-Nya dulu dan kita sekarang ini dalam rantai kasih itu. Setiap orang yang mengalami kasih Bapa melalui Yesus akan mengalami sukacita. Bagaimana kasih bisa mendatangkan sukacita yang penuh atau kebahagiaan yang tak terukur? Yesus memberitahu murid-murid-Nya bahwa Ia dipersatukan dengan Bapa-Nya di surga dalam ikatan sempurna yaitu saling mengasihi, menghormati, dan bersukacita satu sama lain. Cinta mereka tidak dapat dipisahkan dan tidak dapat dipatahkan. Itulah sebabnya Sang Putra senang menaati Bapa yang kekal yang mengasihi Dia dengan kasih yang tak terhingga. Bapa dan Putra mengajak semua orang untuk bergabung dalam ikatan cinta dan persahabatan abadi mereka. Tujuan ajaran dan ajakan Yesus untuk tinggal dalam kasih-Nya adalah sukacita. Yesus menghendaki sukacita yang Ia miliki bersama Bapa juga sepenuh-penuhnya menjadi milik murid-murid-Nya. Sukacita sejati itu dialami dan ditemukan dalam kesetiaan menjawab kasih Yesus dengan cara menuruti perintah-perintah Yesus.
Perintah Yesus yang paling utama dan pertama adalah perintah untuk saling mengasihi: “Inilah perintah-Ku kepadamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi” (Yoh. 15:17). Perintah Yesus tidaklah keras atau memberatkan kita dan siapa saja yang mengenal kasih dan belas kasihan-Nya. Mengapa? Jawabannya, Tuhan memenuhi kita dengan Roh-Nya dan mengubah hati kita menjadi seperti hati-Nya. Rasul Paulus mengingatkan kita bahwa “kasih Allah telah dicurahkan ke dalam hati kita melalui Roh Kudus yang dianugerahkan kepada kita” (Rm. 5:5). Kita dipanggil untuk mengasihi dan melayani orang lain sama seperti Yesus telah mengasihi kita. Yesus membuktikan kasih-Nya kepada kita dengan menyerahkan nyawa-Nya bagi kita. Yesus tidak lagi menyebut kita hamba melainkan sahabat. Apa artinya menjadi sahabat Yesus? Persahabatan tentu saja memerlukan hubungan cinta yang lebih dari sekadar tugas atau kesetiaan. Persahabatan ini dilambangkan dengan pengetahuan personal mengenai kegiatan dan tujuan Yesus, maupun pengetahuan akan segala hal yang didengar oleh Yesus dari Bapa (Yoh. 15:14-15). Status baru sebagai sahabat Yesus tentu memunculkan perasaan bangga, tetapi lebih dari perasaan itu, status sebagai sahabat Yesus menjadi bukti bahwa kita dicintai dan dipercaya oleh Yesus untuk ikut ambil bagian dalam karya penyelamatan manusia.
Kasih Yesus mendorong kita untuk memberikan yang terbaik, tidak hanya kepada Allah tetapi juga kepada sesama kita yang diciptakan segambar dan serupa dengan Allah. Kasih Allah menyucikan dan mengubah kita menjadi serupa dengan Kristus. Tuhan Yesus berjanji bahwa siapa yang tinggal dalam kasih-Nya akan menghasilkan banyak buah bagi kerajaan Allah, buah yang akan bertahan selamanya, yakni buah kasih (Yoh. 15:16). Tidak ada sukacita yang begitu dalam seperti sukacita yang berasal dari tindakan kasih. Hari ini, Gereja merayakan pesta Santo Matias. Dalam Kisah Para Rasul diceritakan bahwa sesudah Yudas Iskariot mengkhianati Yesus, Matias dimasukkan ke dalam bilangan kedua belas Rasul. Ia dipilih oleh para rasul dengan bantuan Roh Kudus (Kis. 1:15-26). Karunia panggilan ini sungguh istimewa bagi Matias, karena untuk selanjutnya ia dianggap sebagai sahabat Yesus. St. Matias adalah seorang rasul yang amat baik. Ia mewartakan Kabar Gembira di wilayah Yudea dan Cappadocia (sekarang Turki). Orang mendengarkan pewartaan Matias dan percaya. Para musuh Kristus amat geram melihat orang banyak mendengarkan Matias. Mereka berusaha menghentikannya, dan akhirnya, Matias wafat sebagai martir.
Kita berdoa supaya Tuhan Yesus memenuhi kita dengan Roh Kudus-Nya dan menjadikan kita berbuah dalam cinta, belas kasihan, kebaikan, dan kasih sayang-Nya. Marilah kita berjuang untuk senantiasa tinggal di dalam kasih Yesus, menuruti perintah-Nya dan saling mengasihi supaya kita mengalami sukacita. Tiada sukacita tanpa tindakan kasih. Sukacita yang bersumber dari Yesus tak dapat dirampas atau diambil oleh siapa pun atau oleh apa pun.
(RP. Silvester Nusa, CSsR – Dosen Universitas Katolik Weetebula, NTT)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Formasi para religius dan calon imam – Semoga para biarawan dan biarawati, serta para calon imam, tumbuh dalam panggilan mereka sendiri melalui pembinaan pribadi, pastoral, spiritual dan komunitas, sehingga mereka mampu menjadi saksi Injil yang kredibel.
Ujud Gereja Indonesia: Content creator dan influencer – Semoga para content creator dan influencer mampu memproduksi konten-konten yang mengandung pesan positif, kejujuran, dan membangun persatuan.
Amin
