Menjadi Besar dan yang Pertama Lewat Pelayanan Saja!

Renungan Harian Misioner
Rabu, 29 Mei 2024
P. S. Paulus VI

1Ptr 1:18-25; Mzm 147:12-13.14-15.19-20; Mrk 10:32-45

Bacaan Injil hari ini berkisah tentang Yesus dan para murid-Nya yang sedang dalam perjalanan ke Yerusalem. Pada saat itu, Yesus dengan jelas dan spesifik mengungkapkan kepada mereka apa yang akan terjadi: “Kita akan pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli Taurat. Mereka akan menghukum mati Dia dan menyerahkan Dia kepada orang-orang bukan Yahudi, yang akan mengejek dan meludahi Dia, mencambuk Dia dan membunuh Dia. Tiga hari kemudian Dia akan bangkit” (Mrk. 10:33-34). Yesus mengungkapkan kepada mereka mengenai penderitaan, kematian, dan kebangkitan-Nya di Yerusalem. Namun, para murid tampak tidak memahami semuanya. Setidaknya dalam tiga kesempatan berbeda, Yesus meramalkan bahwa ia akan menanggung penderitaan besar akibat pengkhianatan, penolakan, dan hukuman mati yang berliku-liku. Namun, seolah-olah mereka belum mendengar sepatah kata pun yang baru saja Yesus ucapkan tentang segala sesuatu yang akan Ia alami. Di tengah ketidakpahaman tersebut, dua dari antara para murid, yakni Yakobus dan Yohanes, mengajukan permintaan yang mengejutkan. Mereka meminta Yesus untuk mengabulkan apa pun yang mereka inginkan, dan apa yang mereka inginkan adalah hak istimewa untuk duduk dalam kehormatan dan kuasa bersama Yesus dalam kemuliaan-Nya. Ambisi itu terkait erat dengan ketidaktahuan mereka akan ke-Mesias-an Kristus, yang sejatinya bukan Mesias politis seperti yang mereka bayangkan. Sepuluh rasul yang lain ternyata sama saja. Mereka marah kepada kedua anak Zebedeus itu agaknya karena memiliki ambisi yang sama. 

Berhadapan dengan permintaan Yakobus dan Yohanes, Yesus kemudian bertanya kepada mereka apakah mereka dapat meminum cawan (penderitaan) yang Ia minum atau dibaptis dengan baptisan (penderitaan) yang Ia terima (Mrk. 10:38). Mereka menjawab bisa, tetapi mereka tidak benar-benar tahu apa yang mereka minta dan juga tidak tahu penderitaan seperti apa yang pada akhirnya akan mereka alami demi Kristus dan demi Injil. Murid-murid yang lain menyadari permintaan Yakobus dan Yohanes dan terjadilah pertengkaran di antara mereka tentang siapa yang terbesar; siapa yang pantas mendapatkan posisi terhormat dan terbesar. Yesus akhirnya “turun tangan” untuk menyelesaikan perselisihan tersebut dengan menjelaskan bahwa “siapa pun yang ingin menjadi besar di antara kamu harus menjadi pelayanmu, dan siapa pun yang ingin menjadi yang pertama harus menjadi hamba untuk semuanya” (Mrk. 10:43-44). 

Yesus tahu bahwa manusia ingin berperan sebagai yang besar dan pertama di antara orang lain. Yesus tidak melarang manusia mencari yang “tinggi” dan “hebat”. Ia mengakui kerinduan manusia akan kebesaran, tetapi Ia mengarahkannya kepada tujuan yang baru, yaitu kepada pelayanan (perhambaan) yang dipilih dengan bebas dan dengan penuh kesadaran. Pelayan dan hamba ialah manusia yang aktivitasnya tidak terpusat pada dirinya sendiri, melainkan pada orang lain. Tata tertib kehidupan yang harus menjadi pegangan para pengikut Yesus ialah kasih yang terungkap dalam bentuk pelayanan. Yang dipikirkan bukan status atau kedudukan, melainkan tugas melayani dan mengabdi. Yesus menjungkirbalikan paham manusia tentang kebesaran pada saat Ia datang sebagai orang yang melayani, tidak untuk dilayani. Inilah gambaran kuasa yang dicita-citakan dan diwujudkan juga oleh Yesus. Berkat perwujudan kuasa secara demikianlah, Yesus menebus umat manusia.

Bagaimana dengan kita? Meskipun kita mengetahui sengsara, kematian dan kebangkitan Yesus bagi kita, kita masih hidup seolah-olah kita ingin menjadi yang pertama, terbaik dan terhebat. Dosa “aku duluan” ini menyusup ke dalam pernikahan, hubungan persahabatan, tempat kerja dan di ruang-ruang sosial mana saja. Kerinduan untuk menjadi besar dan menjadi pertama dalam hati siapa saja hanya bisa dipenuhi dengan menjadi pelayan. Yesus mati untuk mengampuni dosa kita, dan Ia memberikan diri-Nya sebagai teladan kita. Yesus mati untuk dosa-dosa seluruh dunia dan dosa-dosa kita, termasuk dosa akibat dari sifat egois, sombong dan keinginan untuk menjadi “yang pertama, terbaik dan terbesar”. Sebagai pengikut Yesus, marilah kita berjuang untuk menempuh jalan pelayanan apabila kita ingin menjadi besar dan menjadi yang pertama dalam kehidupan ini. Tuhan Yesus pasti memberi kita kegembiraan dan kepuasan sejati dalam melayani-Nya melalui pelayanan kita kepada sesama di sekitar kita. Mari kita menjadi besar dan menjadi yang pertama lewat pelayanan saja!

(RP. Silvester Nusa, CSsR – Dosen Universitas Katolik Weetebula, NTT)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Formasi para religius dan calon imam – Semoga para biarawan dan biarawati, serta para calon imam, tumbuh dalam panggilan mereka sendiri melalui pembinaan pribadi, pastoral, spiritual dan komunitas, sehingga mereka mampu menjadi saksi Injil yang kredibel. 

Ujud Gereja IndonesiaContent creator dan influencer – Semoga para content creator dan influencer mampu memproduksi konten-konten yang mengandung pesan positif, kejujuran, dan membangun persatuan. 

Amin

Tinggalkan komentar