Renungan Harian Misioner
Jumat, 31 Mei 2024
Pesta SP Maria Mengunjungi Elisabet
Zef 3:14-18 atau Rm 12:9-16b; MT Yes 12:2-3.4-bcd.5-6; Luk 1:39-56
Para Pembaca Ren-Har KKI yang terkasih, Shalom!
Ziarah kita bersama Bunda Maria sepanjang Bulan Mei 2024 ini kita akhiri pada hari ini: 31 Mei 2024 dengan merayakan Pesta Santa Maria Mengunjungi Elisabet. Mengikuti Persiapan Sinode Para Uskup Sedunia “Menuju Oktober 2024” dengan penegasan tentang ‘Gereja Sinodal: Partisipasi & Misi’ yang mendorong Umat Katolik untuk berani ‘bersinode atau berjalan dengan sesama dari Gereja dan Agama / Kepercayaan lain,’ kita akan mencoba belajar Bunda Maria tentang (a) Panggilan untuk berjalan bersama dengan sesama, dan (b) apa dan siapa yang harus kita hadirkan ketika kita masuk ke dalam sinode atau berjalan bersama dengan sesama kita?
Panggilan Untuk Berjalan Bersama dengan Sesama
Peristiwa kunjungan Santa Maria kepada Elisabet yang kita bacakan dalam Injil hari ini (Lukas 1:39-56), terjadi setelah Maria menerima kabar gembira dari malaikat, bahwa dirinya dipanggil untuk menjadi “Bunda/Ibu Tuhan” (Lukas 1:26-38). Ketika menerima tugas itu, Maria juga mendapat info tentang “kondisi saudarinya Elisabet, yang sudah berada dalam bulannya yang ke enam” (Lukas 1:33). Karena itu, setelah memberikan dirinya sebagai “hamba yang siap-sedia melakukan kehendak Allah” (Lukas 1:38), Bunda Maria langsung berangkat ke Hebron, untuk mengunjungi Elisabet saudarinya itu, dan tinggal di keluarga Zakharia untuk membantu Elisabet sampai setelah Yohanes Pembaptis lahir” (Lukas 1:39. 56). Dari teks Injil Lukas ini, kita menemukan Bunda Maria sebagai seorang pribadi yang tanggap terhadap situasi dan kondisi berikut kebutuhan Elisabet saudarinya itu menjelang kelahiran Yohanes. Bunda Maria bukan hanya tanggap terhadap situasi saudarinya itu, tetapi langsung menerjemahkan tanggapannya itu ke dalam aksi nyata “berangkat menuju Hebron, menemui Elisabet dan membantunya selama tiga bulan di sana” (Bdk. Lukas 1:56). Dalam diri Bunda Maria kita menemukan “panggilan untuk berjalan bersama sesama, khususnya mereka yang berada dalam situasi sulit, panggilan yang sungguh diterjemahkan ke dalam tindakan nyata untuk memberikan diri dan membantu, untuk kurun waktu yang lama!
Pertanyaan refleksi untuk kita: ketika kita menemukan saudara seiman kita di dalam Gereja atau saudara sebangsa dan setanah-air kita di dalam masyarakat, yang berada di dalam situasi seperti Elisabet ini, apakah kita membuka hati untuk memberi diri dan membantu? Sebagai putra/putri Maria, inilah panggilan dari Bunda kita untuk melakukan hal yang sama ketika kita menjumpai orang-orang seperti Elisabet itu!
Apa & siapa yang harus kita hadirkan ketika kita dipanggil untuk berjalan bersama dengan sesama?
Kembali kepada pengalaman Bunda Maria, kita menemukan sejumlah poin penting. Pertama: Kunjungan Bunda Maria kepada Elisabet saudarinya itu, memenuhi Nubuat Nabi Zefanya, sebab melalui peristiwa kunjungan itu, apa yang ditulis Sang Nabi ini dipenuhi, yakni bahwa Tuhan Allah hadir di tengah-tengah umat-Nya” (Zefanya 1:15b.17; Mzm./Yes. 12:6).
Selain memenuhi Nubuatan nabi Zefanya, dalam kunjungannya kepada Elisabet, Bunda Maria juga memenuhi apa yang disampaikan Rasul Santo Paulus dalam Surat kepada Jemaat di Roma, yaitu “menunjukkan kasih sebagai saudara dan mendahului dalam memberi hormat, …bertekun dalam doa, membantu orang-orang kudus dalam kekurangan” (Bdk. Roma 12:9-16b; Lukas 1:46-55).
Lebih dari semua yang disebutkan di atas ini, dalam kunjungannya kepada Elisabet, Bunda Maria mengikutsertakan Roh Kudus dan Putranya Yesus Kristus. Bunda Maria menghadirkan Roh Kudus dan Yesus Kristus kepada keluarga Elisabet yang dikunjunginya, sehingga mereka semua penuh sukacita dan kegembiraan, yang membuka mata Elisabet untuk menyadari bahwa dia yang datang mengunjungi dan membantunya bukan hanya seorang saudarinya, melainkan sebagai Bunda Tuhan, yang membawa “Tuhan” di dalam rahimnya (Lukas 1:40-45).
Pertanyaan refleksi untuk kita sebagai putra/putri Bunda Maria: ketika kita saling mengunjungi satu sama lain selama Bulan Maria ini, apakah orang-orang yang kita kunjungi dapat menemukan Roh Kudus dan Tuhan kita Yesus Kristus di dalam tutur kata, sikap dan tindakan kita?
Bunda Maria: doakanlah kami, putra dan putrimu, saudara dan saudari dari Putramu Yesus Kristus, supaya dalam setiap perjumpaan kami dengan orang-orang lain di dalam masyarakat, kami mampu menghadirkan Tuhan kita Yesus Kristus dan Roh Kudus-Nya melalui tutur kata, sikap dan tingkah laku kami, sebagaimana yang telah engkau lakukan saat mengunjungi Elisabet, saudarimu itu. Amin!
(RD. Marcel Gabriel – Imam Keuskupan Pangkal Pinang)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Formasi para religius dan calon imam – Semoga para biarawan dan biarawati, serta para calon imam, tumbuh dalam panggilan mereka sendiri melalui pembinaan pribadi, pastoral, spiritual dan komunitas, sehingga mereka mampu menjadi saksi Injil yang kredibel.
Ujud Gereja Indonesia: Content creator dan influencer – Semoga para content creator dan influencer mampu memproduksi konten-konten yang mengandung pesan positif, kejujuran, dan membangun persatuan.
Amin
