Renungan Harian Misioner
Minggu, 02 Juni 2024
HARI RAYA TUBUH DAN DARAH KRISTUS
Kel. 24:3-8; Mzm. 116:12-13,15,16bc,17-18; Ibr. 9:11-15; Mrk. 14:12-16,22-26.
Hari ini kita merayakan pesta Tubuh dan Darah Yesus Kristus. Mendiang provinsial kami, seorang pastor asal Italia, pernah mengatakan kepada kami yang waktu itu berada di tahun postulan, bahwa ketika kita melakukan perbuatan yang bertentangan dengan cinta kasih setelah kita menerima komuni kudus, kita telah bersikap tidak hormat terhadap Tubuh Kristus. Pesan tersebut membuat saya merenungkan kembali apa sebenarnya makna Tubuh dan Darah Kristus yang saya terima dalam perayaan Ekaristi.
Setiap perayaan Ekaristi, imam mempersembahkan roti dan anggur yang diubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus melalui konsekrasi. Bacaan pertama hari ini dari kitab Keluaran memberikan kita sejarah bagaimana anggur yang menjadi Darah Kristus disebut sebagai darah perjanjian. Peristiwa dalam perjanjian lama itu juga yang dirujuk kembali oleh Yesus dalam Injil Markus hari ini.
Darah perjanjian dalam kisah Musa menandai perjanjian antara Allah dan umat Israel. Allah berjanji akan menyelematkan umat-Nya dan mereka berjanji akan mentaati perintah Allah. Darah perjanjian tersebut diperbarui oleh Yesus. Kali ini Yesus memberikan diri-Nya sendiri sebagai kurban penebusan manusia. Tubuh dan darah-Nya tidak lain adalah diri-Nya sendiri yang dipecah-pecah dan dikurbankan di kayu salib. Bersama dengan itu, Yesus telah mengikutsertakan setiap bentuk penderitaan yang dialami manusia dengan pemberian diri-Nya sendiri. Maka setiap kali kita menerima Tubuh dan Darah Kristus dalam perayaan Ekaristi, selayaknya kita merenungkan juga penderitaan yang kita alami atau penderitaan yang menimpa orang-orang yang ada di sekitar kita. Hendaknya juga kita merenungkan bahwa setelah menerima Tubuh Kristus, kita berjuang sekuat tenaga melawan segala bentuk penindasan, perilaku tidak adil, kebencian, yang menyebabkan penderitaan terhadap sesama.
Saudari-saudara terkasih, setiap kali kita menerima Tubuh Kristus dalam Ekaristi, kita dipersatukan oleh Kristus sendiri dan kita menerima perutusan yang sama dengan-Nya. Kita diutus menjadi misionaris cinta kasih Allah yang diharapkan mampu menghadirkan kasih Kristus kepada sesama. Seperti yang disampaikan oleh mendiang pastor provinsial saya, semoga kita selalu sadar bahwa Tubuh Kristus yang kita terima selayaknya kita syukuri dalam perilaku dan tutur kata yang mencerminkan cinta kasih dan pengorbanan Kristus. Semoga dengan perantaraan Roh Kudus, kita dimampukan untuk menjadi Tubuh dan Darah Kristus bagi keluarga dan sesama. Tuhan memberkati.
(Br. Kornelius Glossanto, SX – Misionaris Xaverian)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Para migran yang meninggalkan negeri mereka – Semoga para migran yang meninggalkan negeri mereka karena perang atau kelaparan, terpaksa melakukan perjalanan penuh bahaya dan kekerasan, menemukan sambutan dan peluang baru di negara-negara yang menerima mereka.
Ujud Gereja Indonesia: Orang muda – Semoga Gereja semakin terbuka dan mampu merangkul kaum muda di tengah proses pembentukan identitas, sehingga mereka dapat mengalami Kristus sebagai Sahabat dan Juru Selamat.
Amin
