Renungan Harian Misioner
Senin, 03 Juni 2024
P. S. Karolus Lwanga, dkk
2Ptr 1:1-7; Mzm 91:1-2.14-15ab.15c-16; Mrk 12:1-12; atau dr RUybs
Para Pembaca Ren-Har KKI yang terkasih, Shalom! Tiga hari pertama dalam Bulan Juni ini kita merayakan kemartisan Santo Yustinus (01/06) yang bersama dengan kemartiran Santo Karolus Lwanga, dkk (03/06) mengapit Hari Raya tubuh & Darah Kristus (02/06). Sebagaimana Kristus menumpahkan darah-Nya demi keselamatan umat manusia, demikian orang-orang yang telah menemukan keselamatan di dalam Yesus tidak ingin lepas dari Dia dan keselamatan yang disediakan-Nya. Karena itu at all cost, para martir itu rela memberikan diri mereka seutuhnya demi Kristus, dan melalui kemartiran mereka, mereka lahir ke dalam hidup yang kekal bersama Yesus!
Permenungan Firman Tuhan pada hari kemartiran Santo Karolus Lwanga, dkk ini, kita pusatkan di bawah tema “Kebun Anggur & Kemartiran.” Kebun Anggur diambil dari bacaan Injil, di mana putra pemilik kebun anggur itu dibunuh oleh para penggarap, hanya untuk dapat memiliki kebun anggur tuannya. Pemilik Kebun Anggur ini tentu saja Allah Bapa kita, yang menawarkan kehidupan kekal untuk kita warisi di dalam Yesus Kristus, Putra-Nya. Harapan-Nya adalah kehidupan kekal yang tersedia itu diterima secara kooperatif, dengan cara hidup mengikuti hukum dan perintah-perintah Allah. Namun, para penggarap itu malah ingin mewarisi Kebun Anggur, yang biasa dimaknai sebagai ‘keselamatan yang Tuhan sediakan’, dengan memberi kesempatan kepada para penggarap itu untuk mengolah kebun anggur tersebut (!), namun sayang bahwa mereka ingin mewarisinya dengan cara yang jahat: dengan membunuh alih waris Kebun Anggur itu. Dan tentu saja cara pewarisan seperti ini, tidak sepadan dengan kasih Allah yang memberi kesempatan kerja di kebun anggur-Nya itu!
Sebaliknya, di dalam Bacaan Pertama, kita menemukan Firman Tuhan yang pas untuk menggambarkan kemartiran Santo Karolus Lwanga, dkk-nya. Mereka adalah orang-orang yang sudah menemukan Yesus, Putra Pemilik Kebun Anggur itu, dan karena itu mereka ingin mewarisi Kebun Anggur bersama Sang Pewaris, maka yang mereka upayakan dengan seluruh jiwa raga mereka, adalah menjaga relasi dengan Sang Pewaris itu, apapun risikonya. Sebab hanya dengan mempersatukan diri dengan Sang Pewaris itulah cara yang sepadan untuk ikut mewarisi Kebun Anggur (= keselamatan yang Bapa sediakan itu!).
Dengan demikian: kemartiran merupakan salah satu cara yang radikal untuk mewarisi Kebun Anggur Keselamatan Tuhan, melalui persatuan dengan Sang Pewaris itu: taat-seutuhnya kepada Bapa, dengan seluruh hidup mereka! Sebaliknya, para penggarap Kebun Anggur itu, menempuh cara yang jahat untuk mewarisi Kebun Anggur tuannya, dengan membunuh alih waris-Nya. Pekerja kejahatan tidak akan mendapat tempat dan kesempatan untuk mewarisi Kerajaan Allah (= Kebun Anggur). Sementara mereka yang menyerahkan nyawanya demi iman dan kesetiaan kepada Allah Bapa melalui kemartiran, merekalah yang ikut mewarisi Kerajaan Allah bersama Yesus, karena kesetiaan mereka!
Santo Karolus Lwanga, dkk: doakanlah kami yang masih berjuang di dunia ini, supaya kami pun mampu untuk taat setia kepada Tuhan kita Yesus Kristus sepanjang hidup kami, sehingga pada akhirnya kami pun boleh ikut mewarisi keselamatan yang Bapa sediakan melalui Putra-Nya, Pewaris Kebun Anggur Keselamatan itu. Amin!
(RD. Marcel Gabriel – Imam Keuskupan Pangkal Pinang)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Para migran yang meninggalkan negeri mereka – Semoga para migran yang meninggalkan negeri mereka karena perang atau kelaparan, terpaksa melakukan perjalanan penuh bahaya dan kekerasan, menemukan sambutan dan peluang baru di negara-negara yang menerima mereka.
Ujud Gereja Indonesia: Orang muda – Semoga Gereja semakin terbuka dan mampu merangkul kaum muda di tengah proses pembentukan identitas, sehingga mereka dapat mengalami Kristus sebagai Sahabat dan Juru Selamat.
Amin
