Renungan Harian Misioner
Kamis, 06 Juni 2024
P. S. Norbertus
2Tim 2:8-15; Mzm 25:4bc-5ab.8-9.10.14; Mrk 12:28b-34
“Jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan Dia” (2Tim.2:11)
Ada dua hukum Tuhan yang utama. Hukum pertama adalah “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu”. Hukum yang kedua adalah “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”. Kedua hukum kasih itu hendaknya kita ingat dan lakukan semasa kita masih hidup.
Kasih manusia kepada Tuhan dalam bentuk kasih agape, hendaknya dinyatakan melalui tindakan nyata. Mengasihi sesama dilakukan dengan kasih yang sama seperti kita mengasihi diri sendiri. Keduanya jangan dipisahkan dan jangan pernah diabaikan. Tidak ada hukum lain yang lebih utama daripada kedua hukum ini. Jangan sampai terjadi kita mencintai Allah tetapi kita membenci dan menganiaya sesama.
Hukum kasih dari Allah bukan sekadar anjuran atau saran, yang boleh kita pilih sesuai kehendak kita. Hukum kasih ini merupakan perintah Allah, yang harus ditaati oleh anak-anak Allah. Semua umat yang telah dibaptis, diangkat menjadi anak-anak Allah, dosa asal, dosa pribadi dan siksa dosa dihapuskan (KGK.1263). Sebagai anak-anak Allah kita juga dipanggil untuk mau bertekun hidup mengikuti jalan Tuhan, setia selalu berjalan bersama-Nya.
Berusahalah agar hidup kita layak di hadapan Allah. Berani menjadi pewarta kebenaran dan menjaga kekudusan hidup. Hal itu memang bukan hal yang mudah, namun meski dengan jatuh bangun, langkah kita akan dituntun oleh-Nya. Tuhan yang akan memampukan kita. Tangan-Nya akan menopang kita di saat kita jatuh.
Bersyukurlah kita boleh memiliki Allah yang pengampun dan setia. Jangan sekali-kali kita menyangkal Dia, jangan pernah menjauh daripada-Nya apalagi sampai meninggalkan Dia. Karena hanya Dialah jalan, kebenaran dan hidup.
Membangun relasi personal dengan Tuhan akan memampukan kita menghadapi berbagai persoalan, tantangan, dan kesulitan. Kita pun harus mampu membangun relasi dengan umat lain yang berbeda agama, berbeda iman dan kepercayaan seperti yang diteladani para pemimpin Gereja Katolik.
Tetaplah setia mewartakan Sabda Allah baik melalui pewartaan terlebih lagi melalui tindakan atau perilaku kita terhadap sesama dan jauhkan diri dari sikap individualisme. Jangan membenci, iri hati apalagi mengadu domba. Jadikanlah Yesus andalan kita sampai akhir hidup kita.
(Alice Budiana – Komunitas Meditasi Katolik Ancilla Domini, Paroki Kelapa Gading – KAJ)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Para migran yang meninggalkan negeri mereka – Semoga para migran yang meninggalkan negeri mereka karena perang atau kelaparan, terpaksa melakukan perjalanan penuh bahaya dan kekerasan, menemukan sambutan dan peluang baru di negara-negara yang menerima mereka.
Ujud Gereja Indonesia: Orang muda – Semoga Gereja semakin terbuka dan mampu merangkul kaum muda di tengah proses pembentukan identitas, sehingga mereka dapat mengalami Kristus sebagai Sahabat dan Juru Selamat.
Amin
