Belajar dari Keteladanan Santo Barnabas

Renungan Harian Misioner
Selasa, 11 Juni 2024
P. S. Barnabas

dr Ruybs Kis. 11:21b-26.13:1-3; Mzm. 98:2-3ab,3c-4,5-6; Mat. 10:7-13

Hari ini Gereja merayakan peringatan wajib St. Barnabas, seorang Rasul. Kisah Para Rasul mengisahkan sosok Barnabas, “...seorang Lewi kelahiran Siprus. Ia menjual ladang miliknya lalu membawa uangnya itu dan meletakannya di depan kaki rasul-rasul.” (Kis. 4:36-37). Kisah tentang St. Barnabas tidaklah sepopuler Paulus yang menuliskan banyak surat yang ditujukan kepada jemaat Kristiani maupun kepada pribadi-pribadi tertentu seperti Timotius, Titus, dan Filemon. Namun, sosok Barnabas memiliki peran yang besar pada masa awal penerimaan Paulus dalam kelompok Para Rasul. Dia menjadi jaminan dalam menyakinkan Para Rasul dan umat Kristen perdana untuk menerima Paulus yang baru saja mengalami pertobatan (lih. Kis. 9:26-27; Kis. 11:26). Barnabas jugalah yang menerima Markus dalam perjalanan misi bersama saat ditolak Paulus, yang kemudian menjadi awal perpecahannya dengan Paulus, karena Markus pernah meninggalkan mereka. (lih. Kis. 15:39-40). St. Barnabas memiliki semangat yang besar untuk mewartakan Injil bersama Paulus dengan penuh sukacita, bahkan ketika harus berhadapan dengan kesulitan. Semangatnya ini ditunjukkan dalam pelayanannya dengan keteguhan iman akan Allah dan ketergantungan total pada-Nya. 

Jaminan akan perlindungan Allah, secara tegas diungkapkan dalam Injil. Yesus melarang para rasul membawa bekal atau barang yang dibutuhkan dalam tugas perutusan; mewartaan Kerajaan Allah. Suatu tuntutan yang melampaui realitas hidup manusia, bahwa orang memiliki kebutuhan dasar yang harus terpenuhi; makan, minum, pakaian, dan rasa nyaman. Apa yang dapat kita refleksikan dari pesan Yesus hari ini? Tuntutan Yesus ini mengajarkan para rasul untuk menggantungkan seluruh hidupnya secara total pada Allah sendiri; Dia yang mengutus mereka. Dengan keyakinan ini, kita percaya bahwa Allah akan memenuhi apa yang menjadi kebutuhan kita dan menjauhkan kita dari segala kecemasan. Kita juga dibebaskan dari kelekatan-kelekatan duniawi yang membelenggu atau bahkan menghambat tugas pewartaan kita. Allah adalah satu-satunya jaminan hidup kita, karena Dia telah melengkapi dan memberikan segalanya untuk kita. Maka, ketika kita mendapatkan kebaikan Allah yang tercurah melalui berkat-Nya dengan cuma-cuma, maka pantaslah bagi kita untuk dengan rela membagikan karunia itu kepada orang lain dengan cuma-cuma (Mat. 10:8). Karunia itu tidak pernah untuk disimpan demi diri sendiri, tetapi untuk dibagikan.

Namun, mengapa kita masih terlalu melihat ke dalam dan melindungi kepentingan sendiri? Mengapa kita belum siap memberikan apa yang telah Tuhan berikan kepada kita dan takut untuk melepaskan? Jawabannya adalah, karena kita kurang beriman dan percaya pada pemeliharaan dan kuasa Tuhan! Kita melekatkan diri kita pada hal-hal duniawi yang kita anggap memberi jaminan atas pemenuhan kebutuhan dan kebahagiaan kita. Untuk mengatasi ini, kita belajar dari keteladanan St. Barnabas yang digambarkan sebagai “orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman” (Kis.11:24). Seperti Barnabas, kita dipanggil untuk terbuka terhadap kasih karunia Allah yang hadir dalam hidup kita dengan berbagai cara, khususnya dalam situasi yang kita anggap negatif atau sulit. St. Barnabas tidak tinggal di suatu tempat tertentu tetapi pergi ke mana pun dia dibutuhkan. Inilah semangat misioner dalam pewartaan Kerajaan Allah! Dengan keteladanannya ini, kita juga dipanggil untuk menghadirkan Kristus, sehingga semakin banyak orang pun akan mengalami kebaikan Allah karena menerima berkat yang sama melalui pelayanan kita. Semoga!

(RP. Joseph Gabriel, CSsR – Studentat Redemptoris, Yogyakarta)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja UniversalPara migran yang meninggalkan negeri mereka – Semoga para migran yang meninggalkan negeri mereka karena perang atau kelaparan, terpaksa melakukan perjalanan penuh bahaya dan kekerasan, menemukan sambutan dan peluang baru di negara-negara yang menerima mereka. 

Ujud Gereja IndonesiaOrang muda – Semoga Gereja semakin terbuka dan mampu merangkul kaum muda di tengah proses pembentukan identitas, sehingga mereka dapat mengalami Kristus sebagai Sahabat dan Juru Selamat.

Amin

Tinggalkan komentar