Melawan Arus

Renungan Harian Misioner
Senin, 17 Juni 2024
P. S. Gregorius Barbarigo

1Raj 21:1-16; Mzm 5:2-3.5-6.7; Mat 5:38-42


Kamu telah mendengar yang difirmankan: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Namun, Aku berkata kepadamu: Janganlah melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
(Matius 5:38-49)

Melakukan pembalasan atau membalas dendam menjadi bahasan yang tidak permah selesai hingga saat ini. Ada begitu banyak orang yang sudah menyampaikan kepada kita bahwa membalas kejahatan dengan kejahatan, hanya berujung pada dendam lainnya. Namun, masukan/nasihat ini sepertinya tidak terlalu berpengaruh. Sampai akhir-akhir ini, kita masih sering menyaksikan di televisi bahwa ada begitu banyak kejahatan yang terjadi dengan motif pembalasan. 

Dalam bacaan Injil yang kita dengarkan hari ini, Yesus mengajarkan kita cara hidup yang sangat berbeda dari prinsip dunia yang seringkali mendorong pembalasan atau balas dendam. Prinsip “mata ganti mata dan gigi ganti gigi” berasal dari hukum kuno yang bertujuan untuk memastikan keadilan dengan membatasi pembalasan agar tidak berlebihan. Namun, Yesus mengundang kita untuk melangkah lebih jauh dengan mengedepankan cinta kasih, kesabaran, dan pengampunan.

Yesus mengajak kita melawan arus, melawan kebiasaan yang terjadi dalam masyarakat saat ini: tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Saat kita disakiti atau diperlakukan tidak adil, respon kita seharusnya adalah mengampuni dan mengalah daripada membalas. Mengapa? Karena dengan mengampuni, kita memutus rantai kebencian dan dendam, serta membiarkan kasih Tuhan bekerja dalam diri kita dan orang lain.

Jika seseorang meminta sesuatu dari kita, Yesus mengajarkan kita untuk memberi lebih dari yang diminta. Ini bukan berarti kita membiarkan diri kita dimanfaatkan, tetapi menunjukkan kelimpahan kasih dan kemurahan hati. Ketika kita memberi lebih dari yang diharapkan, kita mencerminkan kasih Allah yang tidak terbatas. Dengan berjalan sejauh dua mil bersama orang yang memaksa kita berjalan sejauh satu mil, Yesus mengajarkan kita untuk mengatasi kejahatan dengan kebaikan. Sikap ini mengubah dinamika hubungan, menghilangkan permusuhan, dan membuka pintu bagi dialog serta rekonsiliasi.

Melalui bacaan Injil hari ini, Yesus mengingatkan kita bahwa dalam setiap tindakan pengampunan dan pemberian diri, kita menjadi tanda nyata dari kasih Allah di dunia. Kita dipanggil untuk menjadi saksi kasih yang radikal, yang melampaui keadilan manusia dan memancarkan rahmat ilahi. Mari kita selalu berusaha dan berdoa agar Roh Kudus membimbing kita untuk hidup sesuai dengan ajaran Yesus, selalu mengedepankan cinta kasih, pengampunan, dan kemurahan hati dalam setiap interaksi kita dengan orang lain. 

Misi kita hari ini: mengampuni kesalahan saudara/teman kita dan selalu mengedepankan kasih dalam segala hal. 

(Ignasius Lede – Komisi Karya Misioner KWI)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja UniversalPara migran yang meninggalkan negeri mereka – Semoga para migran yang meninggalkan negeri mereka karena perang atau kelaparan, terpaksa melakukan perjalanan penuh bahaya dan kekerasan, menemukan sambutan dan peluang baru di negara-negara yang menerima mereka. 

Ujud Gereja IndonesiaOrang muda – Semoga Gereja semakin terbuka dan mampu merangkul kaum muda di tengah proses pembentukan identitas, sehingga mereka dapat mengalami Kristus sebagai Sahabat dan Juru Selamat.

Amin

Tinggalkan komentar