Selasa, 02 Juli 2024 – Hari Ke-2
Pertemuan Nasional II T-SoM Angkatan IV hari kedua dibuka dengan ibadat yang dipimpin oleh para remaja T-SoM Keuskupan Amboina. Setelah itu dilanjutkan dengan perayaan Ekaristi, yang dipimpin oleh RD. Antonius Lopes Sirken (Dirdios KKI Keuskupan Amboina) ditemani oleh RP. Yohanes Sigit Winarno, SCJ (Dirdios KKI Keuskupan Agung Palembang).


Sebelum makan pagi Kakak Nicken dari Keuskupan Pangkalpinang meminta seorang remaja dari Keuskupan Padang membacakan 7 perenungan sebelum makan. Para peserta T-SoM diminta untuk melakukan perenungan ini sebelum makan.


“ACTION” – Beraksi dalam Interaksi dengan Orang Lain
Pada sesi pertama kegiatan hari ini, RD. Yosef Segu Irianto, Dirdios KKI Keuskupan Bogor membawakan materi pendalaman Ajaran Sosial Gereja (ASG). Setelah pada Pernas I, para peserta T-SoM diajak untuk saling mengenal satu sama lain dan menjalin relasi antar peserta, pada Pernas II ini mereka akan keluar dan berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang berbeda. Seperti tema Pernas, yaitu: Action & Prayer, para peserta akan diajak beraksi langsung ke berbagai tempat kerja. Untuk itu para remaja dibekali dahulu mengenai pemahaman akan ASG. Diharapkan dengan kegiatan ini, para remaja dapat memperhatikan dan menunjukkan kepedulian mereka terhadap orang lain, dengan mengamalkan Ajaran Sosial Gereja.






Mengenal Ajaran Sosial Gereja
Romo Segu menjelaskan 5 pokok ASG, yaitu pertama, martabat manusia, bahwa semua manusia memiliki martabat yang sama. Sejak lahir, setiap manusia membawa gambar Allah pada dirinya, yang merupakan nilai keutamaan dan tidak dapat direduksi oleh status sosial, kemampuan fisik, dll. Kedua, solidaritas, yaitu bersama-sama ada dan terlibat untuk saling merasakan dan saling mengalami satu sama lain. Ketiga, subsidiaritas, merupakan cara berbagai lapisan masyarakat terhubung, terlibat dan aktif membantu untuk mewujudkan pokok keempat, yaitu: kebaikan bersama. Kelima, pertobatan ekologis, merupakan sikap merawat alam ciptaan, menghargai kebaikan alam yang telah kita terima.


Tantangan Mempraktikkan ASD
Sesi selanjutnya diisi oleh RD. Fransiskus Yunarvian Dwi Putranto, Dirdios KKI Keuskupan Agung Semarang atau yang akrab dipanggil dengan Romo Yuyun. Para peserta diberikan pemahaman mengenai 7 masalah-masalah yang dapat menyulitkan kita semua untuk bisa mempraktikkan ASG. Masalah-masalah tersebut, yaitu: hak asasi manusia, ketidakadilan gender, ideologi, lingkungan hidup, sistem ekonomi, media massa, rekayasa genetika.

Nobar – Belajar Bersama Menjadi Lebih Peka dan Peduli
Setelah makan siang, para peserta diajak untuk melakukan Nobar atau nonton bersama “Masalah Sosial”. Film “Agak Laen” diputar dan para remaja diminta bukan sekadar menonton saja, tetapi memperhatikan masalah-masalah terkait ASG yang dapat mereka temukan di film tersebut. Dengan belajar melalui film, diharapkan besok ketika para remaja turun langsung ke lapangan, mereka sudah dapat menjadi lebih peka dan tanggap menemukan masalah-masalah di tempat mereka live-in.
(Budi Ingelina – Biro Nasional Karya Kepausan Indonesia)
