Kamis 04 Juli 2024, Hari Keempat
Hari keempat Pertemuan Nasional II T-SoM Angkatan ke-4 dibuka dengan perayaan Ekaristi, yang dipimpin oleh RP. Petrus Maman Suparman, OSC, ditemani oleh RD. Fransiskus Yunarvian Dwi Putranto. Dalam homilinya, Romo Maman mengingatkan homili Romo Alfons kemarin bahwa ia memiliki mimpi: para remaja T-SoM bisa menjadi “Kopasus”-nya Tuhan atau tentara elite Kristus. Untuk menjadi tentara elite Kristus, sesuai dengan pesan Bapa Uskup Mgr. Adrianus Sunarko, O.F.M, pertama, harus selalu ingat bersyukur akan kebaikan Tuhan. Kedua, para remaja T-SoM harus melekat pada Kristus dan ini menjadi pokok utama dalam perjalanan hidup dan dasar kekuatan T-Somers. Ketiga, yang masih terkait pesan dari Injil hari ini adalah para remaja harus selalu melakukan tindakan baik atau tindakan misioner. Ketiga poin ini adalah profil yang harus melekat pada remaja T-SoM. Rangkaian kegiatan dalam program T-SoM dibuat untuk mendekatkan para remaja pada Tuhan.


Setelah sarapan, dimulai sesi pendalaman iman yang dibawakan oleh RD. Yosefus Anting Pattimura, Dirdios KKI Keuskupan Pangkalpinang dengan topik: Aku Percaya. Romo Yos menjelaskan mengenai Credo, tujuan dan sejarahnya.



Pada sesi tanya jawab, diberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya. Seorang remaja bertanya: jika Yesus itu adalah Allah mengapa Dia harus diutus?
Romo Markus Nur Widipranoto, Direktur Nasional KKI menjelaskan bahwa Yesus adalah pikiran Allah atau Firman Allah. Pikiran Allah (Yesus) sudah ada bersama-sama Allah sejak Ia ada. Istilah diutus seperti “mengeluarkan buah pikiran” – Allah Bapa bersabda atau mengeluarkan pikiran-Nya, yaitu dengan mengutus Allah Putra.




Pertanyaan selanjutnya dari peserta adalah mengenai orang Katolik yang tidak melakukan pengakuan dosa melalui romo/pastor dan yakin bahwa itu cukup dilakukan langsung kepada Tuhan. Romo Nur kembali membantu menjawab: satu-satunya pihak yang memiliki kuasa Kristus atas rahmat imamat untuk mengampuni dosa adalah imam. Kuasa ini diberikan oleh Yesus Kristus kepada Petrus dan kemudian turun kepada penggantinya, yaitu para Uskup dan diteruskan lagi kepada para Imam. Selain itu dengan adanya sakramen tobat maka jelas apakah sebuah dosa telah diampuni atau tidak.



Pertanyaan terakhir adalah mengenai persoalan kremasi, apakah itu membuat kebangkitan badan tidak terjadi? Romo Nur meluruskan bahwa dalam agama Katolik, kremasi diperbolehkan, hanya tidak boleh abunya disebar atau dibawa pulang, tetapi harus disimpan di Columbarium. Abu tidak boleh disebar karena yang meninggal adalah manusia, sehingga harus dihormati dengan menghargai martabatnya. Sesudah proses kremasi akan terpilah antara abu tubuh dan yang bukan abu tubuh, lalu abu tubuh dimasukkan menjadi satu dalam guci. Mengenai kebangkitan badan pada akhir zaman, Romo setuju dengan pernyataan RD. Antonius Lopes Sirken bahwa hal itu adalah rahasia Allah. Sesuai iman kita percaya bahwa pada akhir zaman ada kebangkitan zaman.





Sesi kedua diisi oleh Sr. Dionisia Siringoringo, OSF, Dirdios KKI Keuskupan Sibolga dengan topik 10 Perintah Allah dan 5 Perintah Gereja. Para remaja diminta untuk memperhatikan setiap poin sepuluh perintah Allah yang juga bisa ditemukan di Kitab Keluaran. Suster Dion kemudian menjelaskan satu-persatu perintah yang ada disertai dengan contoh-contoh perilakunya.
(Budi Ingelina – Biro Nasional Karya Kepausan Indonesia)
