Diberi Kuasa untuk Bersaksi dan Berbuat Baik

Renungan Harian Misioner
Rabu, 10 Juli 2024
P. S. Felisitas bersama Ketujuh Anaknya

Hos 10:1-3.7-8.12; Mzm 105:2-3.4-5.6-7; Mat 10:1-7

Bacaan Kitab Suci hari ini mengajak kita untuk menjalankan tugas misi kita dengan setia. Hosea dalam bacaan pertama, secara fokus menyerukan pertobatan bangsa Israel yang menyimpang dari jalan Allah, berbalik kepada Allah sampai mereka menemukan keadilan dari Allah. “Wewenang” yang diterima dari Allah sendiri memberi kekuatan padanya untuk untuk menyerukan pertobatan.  Demikian, kisah injil menampilkan pemilihan dan perutusan kedua belas rasul oleh Yesus. Kisah injil menampilkan pemilihan orang-orang yang dalam pandangan manusiawi adalah tidak layak untuk menjalankan misi yang besar, apalagi bila berhadapan dengan situasi sulit dan penuh tantangan. Apa maksud Yesus di balik pemilihan dan pengutusan ini? Yesus memiliki strategi sendiri dalam misi-Nya. Yesus tahu bahwa karya misi-Nya harus dilanjutkan kepada semua orang, menjangkau setiap pribadi secara individu. 

Pertama, Yesus mengajar kita untuk untuk memilih pemimpin yang bisa membantu kita untuk berkembang dengan baik. Yesus memberi contoh, bahwa setelah berdoa, Dia memilih di antara para murid-Nya orang-orang yang akan dipanggil menjadi rasul-Nya. Dengan keragaman para murid yang dipilih menjadi rasul-Nya membantu tugas misi dalam menjangkau berbagai kelompok masyarakat. Dengan beragam ide dan pengalaman, mereka bisa saling melengkapi. Kebanyakan dari mereka yang terpilih pun tidak berpendidikan dan tidak ada satupun dari mereka yang berhubungan dengan elit agama. Dengan profil yang demikian, mereka semua sama sekali tidak memadai untuk menjalankan misi tersebut. Tetapi Yesus percaya pada mereka, bahwa mereka dapat menjalankan misi yang diberikan-Nya!

Kedua, Yesus memberi wewenang dan otoritas kepada para rasul yang dipilih untuk mewakili-Nya. Mereka adalah duta besar, memiliki privilege khusus mewakili Yesus. Inilah alasan mereka diberi kuasa atas roh-roh jahat, kuasa untuk mengusir setan, dan menyembuhkan berbagai macam penyakit. Tentu bahwa otoritas atau kuasa yang diberikan kepada mereka bergantung pada otoritas Yesus dan wewenang yang didelegasikan. Mereka juga diberi tugas untuk mewartakan bahwa, “Kerajaan Allah sudah dekat.” Dengan demikian, kita bisa melihat bahwa para rasul yang diutus memiliki wewenang untuk berbuat baik dan berkhotbah secara bersamaan. Tugas misi kita tidak hanya terbatas pada pewartaan atau khotbah kita tentang Kristus, tetapi juga disertai dengan perbuatan-perbuatan baik kita atau amal kita.

Ketiga, Yesus mengutus mereka keluar untuk pewartaan. Selama proses pembentukan, Yesus mengutus mereka keluar untuk pewartaan, agar mereka memiliki pengalaman langsung bersaksi tentang Tuhan. Yesus melatih mereka dengan meminta mereka menemani-Nya dalam pelayanan penyembuhan, pengusiran setan, pewartaan Injil, dan kemudian mengutus mereka. Cara terbaik untuk membentuk diri kita adalah dengan melalui latihan dan bukan hanya melalui pengamatan dan pembelajaran.

Keempat, Yesus sangat realistis. Dia menyadari bahwa pewartaan ini pertama-tama ditujukan kepada kelompok Yahudi karena para rasul belum siap untuk menjalankan pewartaan keluar dari Palestina. Kualitas yang dimiliki para rasul yang masih dalam tahap pembentukan dan belum memiliki pengetahuan seperti Paulus untuk dapat menjalankan pewartaan di luar orang yang bukan Yahudi. Yesus menyadari kita bahwa, dalam menjalankan tugas misi yang dipercayakan kepada kita, dibutuhkan sikap realistis dan fokus. Seringkali kita melakukan banyak hal secara bersamaan dengan risiko fokus kita terganggu dan terbagi-bagi. Karena itu kita harus menyadari keterbatasan kita agar kita bisa mengarahkan energi kita pada sesuatu yang bisa dicapai. Misi yang lebih besar akan terpenuhi apabila kita fokus pada apa yang perlu kita lakukan sekarang.

Kita berdoa memohon semangat yang sama seperti nabi Hosea dan Para Rasul yang dengan setia menjalankan misi Allah. Semoga semakin banyak orang terpanggil untuk mengalami penebusan Allah berkat pewartaan kita!

(RP. Joseph Gabriel, CSsR – Studentat Redemptoris, Yogyakarta)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja UniversalPelayanan pastoral orang sakit – Semoga Sakramen Pengurapan Orang Sakit menganugerahkan kepada para penerima dan keluarga mereka kuasa Tuhan dan semakin menjadi tanda belas kasih dan harapan bagi semua orang. 

Ujud Gereja IndonesiaPendidikan alternatif – Semoga masyarakat semakin memahami keunikan setiap anak sehingga dapat terbuka pada bentuk-bentuk pendidikan alternatif yang paling sesuai untuk membantu tumbuh dan berkembangnya anak. 

Amin

Tinggalkan komentar