Renungan Harian Misioner
Kamis, 18 Juli 2024
P. S. Simforosa bersama Putra-Putranya
Yes 26:7-9.12.16-19; Mzm 102:13-14ab.15.16-18.19-21; Mat 11:28-30
Mungkin kita tidak menghadapi situasi berat yang dialami oleh Hizkia, ketika harus menghadapi Rezin dan Pekah yang datang menyerang kota Yerusalem, seperti diberitakan dalam bacaan liturgi beberapa hari ini. Kita juga tidak tahu apa yang dialami oleh orang-orang Israel pada zaman Yesus, sehingga Ia mengatakan: “Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang letih lesu dan berbeban berat”.
Namun, apa yang terjadi ketika kita berada dalam situasi penuh ancaman? Jika persoalan datang berkepanjangan? Ketika usaha keras terasa sia-sia? Jika rasa sakit melilit sekujur tubuh? Ketika impian tidak menjadi kenyataan? Ketika lagu kita menjadi lagu sendu? Atau tulisan kita penuh warna kelabu? Bagaimana kalau kita kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidup ini? Apa yang harus dilakukan? Dari bacaan pertama hari ini, kita mengetahui bahwa iman dan ketaatan akan firman Tuhan dapat menjadi pegangan pada saat kita mengahadapi berbagai persoalan dan ancaman. Raja Ahaz dan rakyatnya yang sebelumnya mengalami ketakutan, kini mendapat ketenangan, seperti dilukiskan dalam nyanyian Nabi Yesaya.
Apa yang harus kita lakukan untuk dapat memiliki iman dan keteguhan hati ketika menghadapi situasi hidup yang sulit dan menyesakkan? Pertama-tama, kita dapat berpaling kepada Yesus. Seluruh Injil telah menyatakan bahwa Yesus adalah sumber kekuatan dan pertolongan kita. Kita dapat memperoleh kekuataan dan pertolongan melalui doa-doa kita. Kita juga dapat belajar dari Yesus sendiri yang biasa menghadapi berbagai persoalan. Dia tidak mengajar kita untuk melarikan diri dari persoalan, tetapi menghadapinya seperti yang terjadi di Taman Getsemani. Kita biarkan Dia yang memasang “kuk”pada pundak kita sebagai tanda ketaatan kita pada-Nya. Kita percaya bahwa “kuk” ini akan itu menimbulkan ketekunan dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan (Rm. 5:3-5). Kita percaya bahwa bahwa pengharapan kita tidak pernah sia-sia. Kita percaya bahwa Dia telah melengkapi kita dengan berbagai karunia Roh-Nya. Itulah tanda penyertaan serta kekuatan dari Allah yang memampukan kita untuk terus bertahan dalam berbagai macam tantangan.
Kiranya kasih dan damai sejahtera Allah yang melampaui akal dan pikiran senantiasa menyertai kita semua terutama dalam saat-saat beban berat melanda kehidupan kita.
(RP. Anton Rosari, SVD – Imam Keuskupan Bogor)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Pelayanan pastoral orang sakit – Semoga Sakramen Pengurapan Orang Sakit menganugerahkan kepada para penerima dan keluarga mereka kuasa Tuhan dan semakin menjadi tanda belas kasih dan harapan bagi semua orang.
Ujud Gereja Indonesia: Pendidikan alternatif – Semoga masyarakat semakin memahami keunikan setiap anak sehingga dapat terbuka pada bentuk-bentuk pendidikan alternatif yang paling sesuai untuk membantu tumbuh dan berkembangnya anak.
Amin
