Jadi Orang Baik atau Orang Jahat?

Renungan Harian Misioner
Selasa, 30 Juli 2024
P. S. Petrus Krisologus

Yer. 14:17-22; Mzm 79:8,9,11,13; Mat. 13:36-43

Dalam perikop Injil yang kita renungkan hari ini (Mat. 13:36-43), Yesus menjelaskan arti perumpamaan tentang lalang di antara gandum (13:24-30). Diceritakan dalam perumpamaan ini bahwa suatu hari orang menaburkan benih gandum yang baik di ladangnya. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang di antara gandum itu. Maka bertanyalah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya: Tuan, bukankah benih baik yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? Lalu tuan pun menjawab: seorang musuh yang melakukannya. Hamba-hamba itu pun bertanya kepada si tuan itu apakah ia ingin supaya mereka pergi mencabut lalang itu tetapi si tuan melarangnya karena dengan mencabut lalang itu ada kemungkinan akan tercabut juga gandum yang baik. Biarlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai tiba. 

Dalam penjelasannya atas perumpamaan di atas, Yesus mengatakan. “Orang yang menabur benih baik ialah Anak manusia. Ladang itu ialah dunia. Benih yang baik adalah anak-anak Kerajaan dan lalang adalah anak-anak si jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman, dan para penuai adalah malaikat.”  Kemudian Yesus menjelaskan bahwa pada akhir zaman Anak manusia akan mengutus para malaikat-Nya untuk mengumpulkan orang-orang jahat itu seperti mengumpulkan lalang lalu dicampakkan ke dalam dapur api. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi. Bagaimana Nasib orang yang baik?  Yesus mengatakan, “Pada waktu itulah orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka.” Yesus mengakhiri penjelasannya dengan kata-kata berikut, “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan!”

Dengan perumpamaan dan penjelasannya di atas, Yesus mau mengajak kita para murid-Nya untuk memahami realitas yang ada di dunia sekarang ini: mengapa di antara kita ada orang-orang baik dan ada juga orang-orang jahat? Kita sering merasa geram kalau menyaksikan di antara kita ada orang-orang yang jahat. Seperti hamba-hamba tuan dalam perumpamaan tadi, melihat orang-orang jahat yang ada di sekitar kita, kita berkeinginan membinasakan mereka dari muka bumi sekarang juga. Tapi tidak demikian cara berpikir Allah. Allah membiarkan orang-orang jahat hidup bersama orang-orang baik. Baru kelak, pada akhir zaman, Allah akan mengutus para malaikatnya untuk memisahkan mereka. Yang baik akan mendapat kemuliaan Allah (bersinar seperti matahari) dan yang jahat akan dicampakkan ke dalam dapur api.

Anda pilih yang mana: menjadi orang yang baik atau yang jahat? Mari kita menjadi orang baik supaya kita kelak bersinar seperti matahari dalam Kerajaan Bapa kita. Untuk menjadi orang baik kita harus melekat erat pada Yesus dan menghidupi firman-Nya. Bagi yang masih berada di kelompok orang-orang jahat, kita diundang untuk bertobat menjadi orang baik supaya kita tidak dicampakkan ke dalam dapur api abadi. Yesus tak memaksa seorang pun, Ia hanya berkata, “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan!” Setiap orang bebas untuk memilih.***

(RP. Yakobus Sriyatmoko, SX – Magister Novis Serikat Xaverian di Wisma Xaverian Bintaro, Tangerang)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja UniversalPelayanan pastoral orang sakit – Semoga Sakramen Pengurapan Orang Sakit menganugerahkan kepada para penerima dan keluarga mereka kuasa Tuhan dan semakin menjadi tanda belas kasih dan harapan bagi semua orang. 

Ujud Gereja IndonesiaPendidikan alternatif – Semoga masyarakat semakin memahami keunikan setiap anak sehingga dapat terbuka pada bentuk-bentuk pendidikan alternatif yang paling sesuai untuk membantu tumbuh dan berkembangnya anak. 

Amin

Tinggalkan komentar