Menerima YESUS sebagai Roti Hidup

Renungan Harian Misioner
Minggu, 11 Agustus 2024
HARI MINGGU BIASA XIX

1Raj. 19:4-8; Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9; Ef. 4:30-5:2; Yoh. 6:41-51.

Hari ini kita diajak untuk merenungkan kata-kata Yesus yang sering kita dengar, yakni ketika Ia mengatakan, “Akulah roti hidup”. Seperti kita ketahui secara umum, roti adalah makanan sehari-hari dan makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Tanpa makanan, tidak seorangpun sanggup hidup lama. Dalam Kitab Suci kita mendengar sejumlah kisah mengenai munculnya makanan secara ajaib. Misalnya kisah turunnya manna di padang gurun dan kisah Yesus mempergandakan roti dan memberi makan ribuan orang. Yesus ingin menggunakan perumpamaan mengenai roti untuk menjelaskan makna sejati kehadiran-Nya di dunia. Sayangnya, tidak semua orang yang mendengarnya sanggup mengerti. 

Kita bisa melihat bahwa motivasi sebagian besar orang yang mengikuti Yesus adalah karena mukjizat yang diadakan-Nya. Akan tetapi tanda-tanda itu bukanlah tujuan Yesus datang ke dunia. Yesus mengatakan bahwa diri-Nya adalah roti yang turun dari surga dan barangsiapa menyatap-Nya akan mendapat kehidupan kekal. Yang dimaksud Yesus adalah diri-Nya sendiri yang akan dikorbankan di salib. Menyantap roti hidup berarti menerima dan percaya akan Yesus sebagai Allah yang menjadi manusia. Percaya bahwa cinta kasih Allah melampaui segala sesuatu. Cinta Allah bukan berarti menghilangkan penderitaan di dunia seperti mempergandakan roti sehingga tidak ada kelaparan lagi. 

Kenyataan tersebut yang tidak bisa diterima oleh orang-orang yang mengikuti Yesus. Oleh karena itu Yesus berkata pula, “Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku…” Oleh karena itu, kita pantas bersyukur atas iman yang dianugerahkan kepada kita oleh Bapa di Surga. Iman yang memampukan kita untuk menerima Yesus sebagai Roti Hidup dan berusaha untuk menjadi roti bagi sesama. Iman yang memampukan kita melihat cinta Allah di tengah carut-marut dunia dan segala ketidakpastian dalam hidup ini. Iman yang membuat kita sanggup tetap berbuat kasih kendati hidup terkadang terasa tidak adil. 

Saudari-saudara terkasih, marilah kita mensyukuri rahmat iman yang kita terima dan terus dengan rendah hati memohon bimbingan Roh Kudus agar kita mampu bertekun dalam iman, pengharapan, dan cinta kasih tersebut. Tuhan memberkati. 

(Br. Kornelius Glossanto, SX – Misionaris Xaverian)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja UniversalBagi para pemimpin politik – Semoga para pemimpin politik melayani rakyat, bekerja untuk pembangunan manusia seutuhnya dan kebaikan bersama, serta memberikan perhatian lebih kepada orang miskin dan mereka yang kehilangan pekerjaan. 

Ujud Gereja IndonesiaPemberdayaan keluarga berpenghasilan rendah – Semoga paroki-paroki dapat meningkatkan keberdayaan keluarga-keluarga berpenghasilan rendah dengan langkah-langkah konkret, seperti menyediakan layanan koperasi, memberikan ilmu pengelolaan keuangan, serta meningkatkan semangat kewirausahaan. 

Amin

Satu respons untuk “Menerima YESUS sebagai Roti Hidup

Tinggalkan komentar