Apakah Kita Punya Hati Seperti ALLAH?

Renungan Harian Misioner
Selasa, 13 Agustus 2024
P. S. Pontianus dan S. Hippolitus

Yeh. 2:8 – 3:4; Mzm. 119:14.24.72.103.111.131; Mat. 18:1-5.10.12-14

Bacaan Kitab Suci hari ini mengajak kita untuk menyadari kebaikan dan kasih Tuhan dalam hidup kita. Ia tidak pernah membiarkan kita berada dalam keterpurukan hidup kita. Namun, kepada kita, diberi misi untuk melakukan sesuatu bagi “domba-domba yang hilang”; mereka yang terluka, bingung, tersesat, dan lapar.

Bacaan pertama dari Kitab Yehezkiel mengungkapkan tawaran Allah bagi semua orang yang percaya kepada-Nya untuk memiliki hati yang berbelas kasih kepada mereka yang membutuhkan. Sabda Tuhan kepada Yehezkiel (2:8-10) mengajak kita untuk menjangkau mereka yang murtad, terluka, tersesat dan mereka yang berada di luar Gereja kita. Karena itu kita harus belajar untuk mengidentifikasi diri dengan mereka dalam kepedihan, keputusasaan, luka hati, dan kebingungan mereka. Selama kita tidak bisa merasakan perasaan bersama mereka yang sakit, terlantar, terpinggirkan, terhilang dan tertindas, kita tidak akan melihat perlunya mempersembahkan diri kita sebagai korban hidup untuk meringankan penderitaan mereka. Jika nabi diminta memakan gulungan “ratapan, keluh kesah, rintihan”, itu agar ia merasa bersama Tuhan bagi umat-Nya. Begitu kita mendengar tangisan mereka dan berempati terhadap penderitaan mereka, hati kita akan tergerak olehnya seperti hati Tuhan yang tergerak oleh dosa-dosa kita. Apakah kita memiliki hati yang berbelas kasih seperti Allah sendiri?

Bacaan Injil semakin menegaskan misi kita kepada mereka yang terabaikan, terlantar, atau “orang-orang kecil” yang tidak mendapatkan perhatian. Yesus dengan jelas mengatakan bahwa Dia datang justru untuk domba yang hilang. Hati-Nya bukan tertuju pada orang-orang yang merasa benar sendiri, melainkan pada orang-orang berdosa. Perumpamaan domba yang hilang menggambarkan isi hati Tuhan. Setiap domba penting bagi Tuhan, bahkan yang terkecil sekalipun. Tidak ada seorang pun yang tidak berarti di mata Tuhan. Entah mereka orang berdosa atau anak-anak, mereka semua adalah anak-anak Tuhan. Allah peduli pada setiap individu. Yesus tidak datang hanya untuk menyelamatkan umat manusia atau komunitas, tetapi juga untuk menyelamatkan setiap individu yang terabaikan.

Hari ini kita dipanggil untuk menilai kembali misi yang kita lakukan sebagai Gereja. Apakah kita hanya peduli pada mereka yang kuat dan baik, atau apakah kita dengan tulus menjangkau mereka yang lemah dan hilang? Tentu saja bukan berarti kita mengabaikan yang kuat dan baik. Tanpa orang-orang yang mampu dan kuat, kita tidak mungkin bisa melayani sesama yang lemah rohani, lemah iman, mudah tergoda, dan yang mudah tertipu oleh godaan dunia, tersesat karena ketidaktahuan dan kebodohan. Kita perlu membentuk kemuridan kita dan menumbuhkan panggilan kita sebagai murid menuju kedewasaan iman. Tanpa melengkapi umat beriman kita dengan baik secara rohani yang berlandaskan pada Kitab Suci dan ajaran Gereja, maka kita tidak dapat mengharapkan mereka bertahan dalam iman yang teguh di tengah tantangan dunia yang semakin sulit. Karena itu kita dipanggil untuk mengandalkan Tuhan dalam doa. Hanya doa yang dapat mempererat hubungan kita dengan Tuhan. Melalui doa, kita diyakinkan akan kasih-Nya, diterangi oleh firman-Nya, dan dikuatkan oleh rahmat-Nya. Dalam doa, kita menemukan penghiburan dan kekuatan untuk melakukan kehendak-Nya dengan berani, dan meyakini bahwa apapun cobaan dalam hidup kita Tuhan akan memenangkan pertempuran untuk kita. Berdoa berarti kita percaya pada keutamaan kasih karunia-Nya. Semoga dengan doa, kita dimampukan kita untuk bisa menjadi pembawa kabar sukacita yang menyelamatkan!

(RP. Joseph Gabriel, CSsR – Studentat Redemptoris, Yogyakarta)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja UniversalBagi para pemimpin politik – Semoga para pemimpin politik melayani rakyat, bekerja untuk pembangunan manusia seutuhnya dan kebaikan bersama, serta memberikan perhatian lebih kepada orang miskin dan mereka yang kehilangan pekerjaan. 

Ujud Gereja IndonesiaPemberdayaan keluarga berpenghasilan rendah – Semoga paroki-paroki dapat meningkatkan keberdayaan keluarga-keluarga berpenghasilan rendah dengan langkah-langkah konkret, seperti menyediakan layanan koperasi, memberikan ilmu pengelolaan keuangan, serta meningkatkan semangat kewirausahaan. 

Amin

Tinggalkan komentar