Renungan Harian Misioner
Sabtu, 07 September 2024
P. S. Regina
1Kor 4:6b-15; Mzm 145:17-18.19-20.21; Luk 6:1-5
Bacaan-bacaan Kitab Suci hari ini mengajak kita untuk merefleksikan suatu spiritualitas kebapaan dalam menghidupi iman kita akan Kristus. Rasul Paulus dalam bacaan pertama meneguhkan iman Jemaat Korintus untuk tetap bertahan dalam iman mereka, bahkan ketika iman mereka itu teruji. Paulus meminta jemaat Korintus untuk meneladani sikap imannya sendiri yang tetap teguh dan setiap pada Kristus, bahkan dalam situasi penderitaannya, karena penganiayaan atau di dalam tawanan. Dorongan Rasul Paulus ini menjadi inspirasi bagi jemaat Korintus untuk benar-benar menghidupi iman mereka secara otentik. Rasul Paulus menghendaki agar jemaat Korintus menjalani hidup mereka sesuai dengan nasihat atau nilai-nilai Injil. Ia menunjukkan semangat seorang bapa rohani yang menasihati anak-anaknya untuk setia pada ajaran Tuhan. Bahkan ia memiliki keberanian dan keyakinan untuk meminta umat Kristiani meniru dia. Kebapaan rohani yang sejati bukan hanya sekedar berbicara, berkhotbah, dan memberi ceramah. Jika bapa rohani tidak menghidupi apa yang dia ajarkan, dia akan kehilangan kredibilitas. Memang benar, bimbingan mungkin merupakan tugas paling penting dalam menjadi ayah/ibu rohani bagi anak-anak rohani kita. Karena itu, yang dituntut dari kita adalah semangat kerendahan hati, agar tindakan dan perbuatan kita mencerminkan apa yang kita wartakan dan pada akhirnya menunjukkan kemuliaan Dia yang kita imani.
Yesus sendiri, dalam tindakan-Nya membela para murid-Nya yang dianggap melanggar hukum Taurat oleh orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, menunjukkan dengan jelas kepada kita semangat kebapaan yang melindungi. Tentu bahwa, Yesus tidak bermaksud untuk membenarkan pelanggaran hukum Taurat, berkaitan dengan hari Sabat. Sebaliknya Ia mengajarkan dengan cara yang berbeda bagaimana memahami hukum Taurat dalam semangat dan spirit Allah sendiri. Yesus berkata, “Anak Manusia adalah penguasa atas hari Sabat.” Apa arti perkataan Yesus ini? Dengan menahan diri dari pekerjaan yang tidak perlu dan dari aktivitas yang menghalangi ibadah kita kepada Tuhan, istirahat pada hari Sabat memberi kita waktu untuk merenungkan kebaikan dan pemeliharaan Tuhan atas ciptaan-Nya. Dalam merayakan hari Sabat, kita merayakan karya penciptaan dan penebusan Allah. Bagi kita umat Kristiani, secara khusus, Hari Sabat adalah merayakan penciptaan kembali Allah melalui kematian penebusan dan kebangkitan Yesus Kristus. Dengan melakukan hal ini, kita sedang merenungkan Yesus yang adalah Tuhan atas hari Sabat.
Sikap Yesus yang membela tindakan para murid-Nya dengan mengutip apa yang dilakukan Daud yang memakan roti yang diambil dari tempat suci menunjukkan diri-Nya sebagai seorang ayah yang tidak hanya peduli terhadap kelaparan fisik anaknya, namun juga kelaparan rohani. Yesus sebagai Roti hidup, yang kehadiran nyatanya ada di dalam roti yang dikonsekrir, terus memberi makan Umat Allah baik dalam firman-Nya maupun dalam sakramen Ekaristi. Oleh karena itu, kita yang dipanggil untuk mewarisi semangat kebapaan rohani, harus bertindak secara sadar terhadap mereka yang ada dalam perhatian kita, dengan memberi mereka nutrisi melalui Sabda Allah dan Ekaristi sehingga mereka akan bertumbuh dalam iman dan cinta. Mari kita belajar dari tokoh agung kita, Yesus sendiri dan juga Santo Paulus, untuk selalu peduli terhadap orang-orang di sekitar kita dan mewartakan Kabar Baik kepada seluruh umat manusia, agar semua boleh mengalami penebusan yang berlimpah-limpah!
(RP. Joseph Gabriel, CSsR – Studentat Redemptoris, Yogyakarta)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Jeritan bumi – Semoga masing-masing dari kita akan mendengar dan mencamkan jeritan Bumi dan para korban bencana alam serta perubahan iklim, dan semoga semua orang akan berusaha secara pribadi untuk merawat dunia tempat kita tinggal.
Ujud Gereja Indonesia: Tokoh-tokoh Kitab Suci – Semoga anak-anak, remaja, dan orang muda Katolik dapat menemukan tokoh-tokoh Kitab Suci yang menjadi idola dan teladan mereka dalam menjalani hidup sehari-hari.
Amin
