Belajar Beriman dari Sang Perwira

Renungan Harian Misioner
Senin, 16 September 2024
P. S. Kornelius, S. Siprianus

1Kor 11:17-26; Mzm 40:7-8a.8b-9.10.17; Luk 7:1-10; atau dr RUybs

Bacaan Injil hari ini bercerita tentang seorang perwira Romawi yang dengan berani mencari Yesus dengan permintaan yang berani. Dikisahkan bahwa setelah Yesus selesai menyampaikan segala perkataan-Nya di depan orang banyak, masuklah Ia ke Kapernaum, sebuah desa nelayan kecil di dekat Laut Galilea. Yesus telah menyelesaikan ajaran-ajaran-Nya (Luk. 6), dan sekarang Ia memasuki Kapernaum. Di sinilah Yesus menghabiskan sebagian besar waktu-Nya, dan melakukan banyak mukjizat-Nya. Di situ ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba, yang sangat dihargainya, yang sedang sakit dan hampir mati. Perwira itu seorang bukan Yahudi. Mungkin saja ia berkebangsaan Romawi. Ia bertugas atau sebagai kepala prajurit setempat atau sebagai pelindung para pemungut cukai atau sebagai penjaga perbatasan antara Galilea dan Perea. Yang pasti ialah bahwa ia mengepalai seratus prajurit (centurio). Para perwira Romawi sering menyalahgunakan kekuasaan mereka dan berlaku tidak adil. Namun, tidak demikian halnya dengan perwira ini. Ia memiliki seorang hamba yang sangat disayanginya. Kata disayangi secara harfiah berarti ia sangat dihormati atau dihargai. Kasih sayang kepada seorang hamba seperti itu tidak pernah terdengar pada zaman Yesus. Fakta bahwa perwira itu begitu peduli pada hambanya membedakannya dari prajurit Romawi pada umumnya, yang bisa sangat kejam.

Perwira, yang mengasihi hamba ini, tidak tega melihat hambanya dalam kesusahan dan penderitaan seperti itu. Ketika ia mendengar bahwa Yesus ada di kota itu, ia mengutus beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta supaya Yesus datang menyembuhkan hambanya. Mereka datang kepada Yesus dan dengan sangat mereka meminta pertolongan-Nya, katanya: “Ia layak Engkau” (Luk. 7:4). Lalu, pergilah Yesus bersama-sama dengan mereka. Ketika Yesus sudah tidak jauh dari rumah itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya kepada-Nya dengan pesan: “Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku” (Luk. 7:6). Ia menunjukkan kerendahan hati ketika mendekati Yesus. Perwira itu berkata bahwa ia tidak layak menerima Yesus datang kepadanya atau dirinya sendiri pergi kepada Yesus. Jadi, bagaimana hamba itu akan disembuhkan? Perwira itu menunjukkan keyakinan yang besar kepada Yesus ketika ia berkata: “Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh” (Luk. 7:7). Ketika Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, lalu berpaling dan berkata kepada orang banyak yang mengikuti-Nya: “Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, bahkan di antara orang Israel!” (Luk. 7:9).

Yesus memuji perwira ini karena memiliki iman yang besar dan segera mengabulkan permohonannya. Dia berkata bahwa dia belum menemukan iman yang begitu besar di seluruh Israel. Perwira ini percaya pada sesuatu yang hanya dipercayai oleh sedikit orang. Ia percaya pada sesuatu yang sangat sulit dipercaya. Ia percaya pada salah satu kebenaran yang tidak dipercayai oleh orang lain. Apa yang ia percayai? Pertama, ia percaya pada kekurangannya sendiri. Ia tahu bahwa ia tidak layak untuk pergi menemui Yesus, dan ia tahu bahwa ia tidak layak untuk menerima Yesus untuk menemuinya. Kedua, ia percaya pada kuasa Yesus. Ia yakin kepada Kristus. Ia percaya pada otoritas Yesus. Ia tahu bahwa apa yang diperintahkan Yesus akan terlaksana. Ia tahu bahwa perkataan Yesus sudah cukup untuk menyembuhkan hambanya. Ketiga, ia percaya pada kemampuan Yesus untuk menyembuhkan dari jarak jauh. Mari kita belajar beriman dari sang perwira, bahwa iman adalah keyakinan akan apa yang kita harapkan dan kepastian akan apa yang tidak kita lihat. Iman adalah keyakinan dan keyakinan pada sesuatu yang telah Tuhan katakan. Apakah kita mendekati Tuhan Yesus dengan keyakinan dan iman yang penuh harap? Marilah kita serahkan kesombongan dan keraguan kita kepada Yesus dan carilah Dia dengan sungguh-sungguh dengan kepercayaan yang rendah hati dan iman yang penuh harapan sebagaimana yang diteladankan oleh sang perwira.

(RP. Silvester Nusa, CSsR – Dosen Universitas Katolik Weetebula, NTT)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja UniversalJeritan bumi – Semoga masing-masing dari kita akan mendengar dan mencamkan jeritan Bumi dan para korban bencana alam serta perubahan iklim, dan semoga semua orang akan berusaha secara pribadi untuk merawat dunia tempat kita tinggal.

Ujud Gereja IndonesiaTokoh-tokoh Kitab Suci – Semoga anak-anak, remaja, dan orang muda Katolik dapat menemukan tokoh-tokoh Kitab Suci yang menjadi idola dan teladan mereka dalam menjalani hidup sehari-hari.

Amin

Tinggalkan komentar