Renungan Harian Misioner
Minggu, 22 September 2024
HARI MINGGU BIASA XXV
Keb. 2:12,17-20; Mzm. 54:3-4,5,6,8; Yak. 3:16 – 4:3; Mrk. 9:30-37
“Jika seseorang ingin menjadi yang pertama, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.”
(Markus 9:35)
Baru-baru ini dunia sosial media ramai dengan kehadiran Paus Fransiskus ke Indonesia. Salah satu yang menjadi bahan pembicaraan adalah tentang kerendahan hati Paus Fransiskus, misalnya saja naik mobil Zenix, duduk di depan, sambil melambaikan tengan sepanjang perjalanan. Kesederhanaan Paus menjadi contoh konkrit di tengah dunia yang menawarkan yang sebaliknya.
Bacaan Injil yang kita dengarkan hari ini mengisahkan tentang Yesus yang mengajarkan para murid-Nya mengenai penderitaan, kematian, dan kebangkitan-Nya. Namun, para murid tidak memahami perkataan Yesus, dan di sepanjang perjalanan, mereka justru membicarakan siapa yang terbesar di antara mereka. Yesus lalu memanggil para murid dan memberikan pengajaran penting tentang kerendahan hati dan pelayanan. Yesus berkata, “Jika seseorang ingin menjadi yang pertama, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.”
Yesus menekankan betapa pentingnya kerendahan hati dalam mengikuti-Nya. Dunia sering kali menilai seseorang dari status, prestasi, atau kekuatan, namun Yesus menawarkan perspektif yang berbeda. Menjadi yang terbesar di hadapan Allah bukan berarti memiliki kekuasaan atau prestasi duniawi, melainkan mau melayani orang lain dengan kasih dan rendah hati.
Yesus menggunakan anak kecil sebagai simbol untuk mengajarkan tentang pentingnya sikap sederhana dan tulus. Padamasa itu, di zaman Yesus masih hidup, anak-anak tidak memiliki status sosial yang signifikan, namun Yesus mengangkat anak-anak sebagai contoh bagaimana seorang murid Kristus harus menyambut sesama dengan hati yang murni, tanpa mengharapkan imbalan atau pujian.
Dalam dunia yang memuji prestasi dan status, Yesus mengundang kita untuk menempatkan diri sebagai pelayan, bukan sebagai orang yang mencari penghormatan. Yesus menunjukkan bahwa melayani adalah jalan menuju kebesaran sejati. Mengikuti Kristus berarti melayani dengan kasih dan penuh pengorbanan, bukan mencari kehormatan atau pujian. Yesus meminta kita untuk menerima sesama dengan kasih seperti kita menerima anak kecil. Apakah kita sudah menerima orang lain tanpa prasangka, apa pun latar belakang atau status mereka?
Dalam kehidupan ini, menjadi “yang pertama” bukan berarti memenangkan kompetisi, tetapi menjadi yang paling siap untuk mengasihi dan melayani. Mari kita belajar meneladani kerendahan hati Kristus dalam segala tindakan kita, agar kita bisa lebih dekat dengan-Nya dan mengikuti jalan-Nya dengan setia.
Misi kita hari ini: selalu berusaha rendah hati dan belajar pada Yesus melalui Sabda Allah dalam Alkitab.
(Ignasius Lede – Komisi Karya Misioner KWI)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Jeritan bumi – Semoga masing-masing dari kita akan mendengar dan mencamkan jeritan Bumi dan para korban bencana alam serta perubahan iklim, dan semoga semua orang akan berusaha secara pribadi untuk merawat dunia tempat kita tinggal.
Ujud Gereja Indonesia: Tokoh-tokoh Kitab Suci – Semoga anak-anak, remaja, dan orang muda Katolik dapat menemukan tokoh-tokoh Kitab Suci yang menjadi idola dan teladan mereka dalam menjalani hidup sehari-hari.
Amin
