Kerajaan ALLAH yang Menyatu di dalam dan dengan Waktu Hidup Kita

Renungan Harian Misioner
Selasa, 05 November 2024
P. S. Elisabeth dan Zakarias

Flp 2:5-11; Mzm 22:26b-27.28-30a.31-32; Luk 14:15-24

Pembaca Ren-Har KKI yang terkasih, Shalom!

Mengundang dan menyediakan kesempatan bagi manusia untuk menjadi anak-anak yang mewarisi Kerajaan Allah, adalah salah satu dari sekian banyak Magnalia Dei atau Karya-karya Agung yang dikerjakan Allah bagi umat manusia. Menerima atau menolak kesempatan yang ditawarkan Tuhan Allah tersebut di atas adalah ‘pilihan bebas’ yang dapat diambil oleh setiap manusia, termasuk kita semua para pembaca.

Persembahan diri Pemazmur & keluarganya!

Mengetahui bahwa Tuhan Allah menyediakan keselamatan dan hidup kepada manusia, Pemazmur menyambut tawaran itu dengan Doa Syukur dan Puji-pujian. Pemazmur mempersembahkan dirnya dan keluarga serta anak-anak dan cucu-cucunya untuk hidup bagi Tuhan, dan untuk menceriterakan Injil atau kabar gembira tentang karya-karya agung Allah, yang senantiasa siap dikerjakan Allah bagi manusia yang membuka hatinya untuk hal ini (Mzm. 22:31-32). Kesaksian Pemazmur ini menunjukkan satu kebenaran berikut ini, yakni bahwa hanya orang-orang yang tidak atau kurang mengenal Allah, hanya orang-orang seperti itulah yang tidak mau membuka hati mereka bagi Allah dan berbagai Karya agung yang sudah dan akan dikerjakan-Nya bagi mereka!

Nasihat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi

Selain Pemazmur, Rasul Agung Bangsa-bangsa, yaitu Santo Paulus, nampaknya sependapat dengan Pemazmur. Paulus sepertinya mengetahui ‘rahasia Allah yang diberikan kesaksiannya oleh Pemazmur ini,’ sehingga dia menuliskan kata-kata ini kepada Jemaat di Filipi, “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa,” (Flp. 2:5-11).

Pilihan Manusia: Menjauh atau Mendekat kepada Allah!

Karya-karya agung Allah yang berwujud keselamatan dan hidup itu, ditawarkan kepada kita umat manusia, sepanjang hidup kita di dunia ini! Ketika masa hidup kita di dunia ini berakhir, maka kesempatan untuk menerima atau menolak tawaran itu juga ikut berakhir. Lalu apa yang terjadi?

Kita belajar dari perumpamaan Yesus tentang undangan kepada pesta nikah itu (Luk. 14:14-24). Ada banyak orang yang diundang, namun mereka menolak dengan begitu banyak alasan, terutama karena urusan pekerjaan atau urusan keluarga. Orang yang baru membeli ladang, dan orang yang baru membeli lembu, termasuk mereka yang menolak dan tidak menghadiri undangan tetapi memilih untuk melakukan pekerjaan lain (Luk. 14:17-19). Melalui jawaban orang-orang yang menolak undangan ke pesta nikah itu, Tuhan Allah mengingatkan kita, bahwa urusan pekerjaan yang diberikan untuk membantu kehidupan manusia dari sisi duniawi, ternyata digunakan secara salah, sehingga menjadi ganjalan atau halangan untuk tawaran hidup rohani yang diberikan Allah!

Selain urusan pekerjaan, yang dalam hal ini adalah sawah-ladang dan peternakan, ada lagi urusan keluarga dan pernikahan, yang sesungguhnya didirikan oleh Tuhan Allah sendiri (Kej. 1:27-30). Dengan demikian: ketika dihayati atau dilaksanakan secara keliru, maka pekerjaan ataupun keluarga dapat dijadikan sebagai penghalang hubungan antara manusia dengan Allah (Luk. 14: 18-20).

Karena orang-orang yang dihargai dan diundang ke pesta pernikahan itu, maka kesempatan untuk ambil-bagian dalam sukacita dan kebahagiaan tuan pesta itu beralih kepada orang-orang lain (Luk. 14: 17-20).

Demikianlah saudaraku: keselamatan dan hidup yang Tuhan tawarkan kepada kita, bisa saja lepas dari kehidupan kita, karena kita tidak memberi waktu dan kesempatan untuk menyambut aneka tawaran Tuhan itu. Begitu juga urusan pekerjaan dan keluarga, yang sejak semua diberikan Allah untuk mendukung hidup dan perkembangan umat manusia, malah dipakai sebagai ‘tameng’ oleh manusia, untuk menolak cinta kasih dan undangan keselamatan dari Tuhan!

Saudara-saudariku semuanya yang membaca Ren-Har KKI ini, lakukanlah usaha berikut pekerjaanmu, dan bangunlah keluarga dan rumah tanggamu, dengan tetap memberi waktu untuk menjumpai Tuhan di antara aneka kesibukanmu, supaya pada akhirnya Kerajaan Allah dan keselamatan yang Dia siapkan bagi saudara, jangan sampai lepas dari kehidupanmu. Sebab ketika masa hidupmu di dunia ini berakhir, tidak ada lagi kesempatan untuk mendapat kembali tawaran-tawaran dari Allah itu. Semuanya akan lenyap bersama waktu! 

Tuhan Yesus, ampunilah kami, karena kami sering menjauhkan diri dari tawaran keselamatan yang Engkau berikan kepada kami. Amin!

(RD. Marcel Gabriel – Imam Keuskupan Pangkal Pinang)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja UniversalOrang tua yang kehilangan anak – Semoga semua orang tua yang berduka karena meninggalnya putra atau putri mereka mendapatkan dukungan dari komunitas dan dianugerahi kedamaian dan penghiburan dari Roh Kudus. 

Ujud Gereja Indonesia: Para imam, bruder, dan suster usia lanjut – Semoga para imam, bruder, dan suster usia lanjut tetap menemukan api cinta Tuhan dalam hidup mereka, serta bersedia membagikan inspirasi serta kisah kasih Allah pada generasi muda. 

Amin

Tinggalkan komentar