Dengarkan Seruan Pertobatan ALLAH!

Renungan Harian Misioner
Jumat, 15 November 2024
P. S. Albertus Agung

2Yoh 4-9; Mzm 119:1.2.10.11.17.18; Luk 17:26-37

Dalam bacaan Injil hari ini Yesus berbicara tentang bagaimana Anak Manusia akan datang. Kedatangan Anak Manusia akan terjadi seperti saat terjadinya air bah pada zaman Nuh dan seperti saat terjadinya hujan belerang dan api pada zaman Lot. Pada saat dua bencana itu terjadi, orang-orang sedang melakukan aktivitas sehari-hari mereka: makan dan minum, kawin dan dikawinkan, membeli dan menjual, menanam dan membangun. 

Mengapa Allah membinasakan manusia dan makhluk yang diciptakan-Nya? Berkaitan dengan air bah pada zaman Nuh, kita mendapatkan jawabannya pada Kejadian 6:5 : “Tuhan melihat betapa besarnya kejahatan manusia di bumi dan segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata.” Melihat kejahatan manusia itu, Tuhan menyesal bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi. Maka, berfirmanlah Tuhan, “Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan, binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal bahwa Aku telah menjadikan mereka.” (Kej. 5:7). Sedangkan berkaitan dengan hujan belerang dan api pada zaman Lot, kita menemukan jawabannya pada Kejadian 19: 13: “Kami (2 malaikat Tuhan) akan memusnahkan tempat ini karena banyak jeritan orang terhadap kota ini di hadapan Tuhan. Itulah sebabnya Tuhan mengutus kami untuk memusnahkannya.” Kita bisa merangkum dua jawaban itu dengan mengatakan: Tuhan memusnahkan manusia dan makhluk-makhluk lainnya karena manusia berbuat kejahatan. Pada hal, sebelum dua bencana itu terjadi, Tuhan telah mengutus utusan-Nya untuk menyerukan pertobatan; namun manusia tidak mengindahkannya. Kita bisa berandai-andai, kalau seandainya manusia zaman itu menanggapi seruan pertobatan dari Allah, pasti Allah tidak memusnahkan mereka.

Pada zaman kita sekarang ini, Allah dengan berbagai cara melalui berbagai utusan-Nya, menyerukan pertobatan kepada manusia zaman ini. Salah satu contoh adalah melalui Bunda Maria yang menampakkan diri kepada tiga gembala kecil di Fatima – Portugal. Dalam pesannya kepada Lucia, Fransisko dan Yasinta, Bunda Maria menyampaikan pesan Allah supaya manusia bertobat dari kejahatannya. Karena manusia tidak mau bertobat maka terjadilah perang dunia kedua yang menyebabkan banyak manusia mati sia-sia (Ini penafsiran Sr. Lucia sebagaimana ia ceritakan dalam buku yang ia tulis atas permintaan uskupnya).

Tanpa bermaksud menakut-nakuti, marilah kita dengarkan seruan pertobatan dari Allah yang disampaikannya melalui utusan-utusan-Nya. Kalau manusia mau bertobat dari kejahatannya, pastilah Allah Yang Maharahim tidak akan memusnahkan manusia dan makhluk lain yang diciptakan-Nya dengan penuh cinta. Tapi, kalau manusia berbebal hati dan tak peduli pada seruan pertobatan dari-Nya, niscaya apa yang telah terjadi pada zaman Nuh dan Lot akan terjadi pada zaman kita atau zaman setelah kita.

Bagi yang sudah bertobat dari kejahatannya, diundang untuk berdoa dan melakukan silih bagi para pendosa supaya bertobat. Mari kita berdoa bagi pertobatan para pendosa dan melakukan kurban silih bagi pertobatan mereka***.

(RP. Yakobus Sriyatmoko, SX – Magister Novis Serikat Xaverian di Wisma Xaverian Bintaro, Tangerang)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja UniversalOrang tua yang kehilangan anak – Semoga semua orang tua yang berduka karena meninggalnya putra atau putri mereka mendapatkan dukungan dari komunitas dan dianugerahi kedamaian dan penghiburan dari Roh Kudus. 

Ujud Gereja Indonesia: Para imam, bruder, dan suster usia lanjut – Semoga para imam, bruder, dan suster usia lanjut tetap menemukan api cinta Tuhan dalam hidup mereka, serta bersedia membagikan inspirasi serta kisah kasih Allah pada generasi muda. 

Amin

Tinggalkan komentar