Menjadi Zakheus Bagi Diri Sendiri dan Sesama

Renungan Harian Misioner
Selasa, 19 November 2024

Why 3:1-6.14-22; Mzm 15:2-3ab.3cd-4ab.5; Luk 19:1-10

Bertemu dan Mempertemukan Orang dengan Juruselamat

Para Pembaca Ren-Har KKI yang terkasih, Shalom! Banyak hal bisa terjadi secara tidak terduga, ketika seseorang meluangkan waktu untuk datang menjumpai Yesus. Keinginan itu ternyata mendapat tanggapan positif dari Yesus. Perjumpaan derngan Yesus itu kemudian membuka jalan kepada perjumpaan dengan sesama manusia! Pengalaman tentang perjumpaan dengan Allah (Yesus) dan dengan sesama ini kita temukan dalam diri Zakheus, pemungut cukai yang kaya-raya itu!

Ada lima hal atau tahap yang kita temukan pada  diri Zakheus di dalam perjumpaannya dengan Yesus ini!

Pertama, dia seorang yang kaya-raya namun tidak bahagia. Mengapa? Karena profesinya sebagai pegawai pajak, dianggap oleh masyarakat Yahudi sebagai ‘kaki-tangan penjajah Romawi.’ Dan karena berkolusi dengan penjajah, maka Zakheus dijauhi oleh sesama orang Yahudi. Zakheus hanya dapat ber-sinode dengan orang-orang yang seprofesi dengan dirinya! Dan mereka menjadi kelompok orang-orang yang ‘tertutup dan dijauhi masyarakat wajib pajak.’

Kedua, dalam situasi hidup di mana dirinya ‘terasing dari sesama bangsa Yahudi itu’ Zakheus memutuskan untuk melihat Yesus. Keinginannya untuk masuk ke dalam perjumpaan ini begitu kuatnya, sehingga tidak ada seorang pun yang mampu menghentikan dia. Orang banyak dengan perawakan yang lebih tinggi darinya, yang menghalangi dirinya yang pendek itu, tidak menjadi penghalang baginya. Zakheus menemukan solusi untuk memenuhi keinginannya, dengan ‘memanjat pohon yang ada di jalan di mana Yesus akan lewat. Dari atas pohon itulah, Zakheus dengan sepuasnya memandangi Yesus yang sedang lewat di jalan di bawahnya! Perjumpaan ini masih bersifat searah, dari sisi Zakheus!

Ketiga, dari atas pohon itulah Zakheus mengalami pertumbuhan relasi dengan Yesus yang semakin akrab. Mulanya hanya sekadar melihat-lihat Yesus, namun selanjutnya berkembang menjadi perjumpaan tatap muka, yang makin intens. Yesus yang menemukan Zakheus yang memandangi-Nya dari atas pohon, menyapa Zakheus dan menyatakan bahwa Dia harus menumpang di rumah pegawai pajak itu!

Keempat, Zakheus dengan sukacita menerima Yesus di rumahnya. Sukacitanya karena kedatangan Yesus ke dalam keluarganya, ia bagi-bagikan dengan mengundang sesama orang-orang seprofesinya, orang-orang yang disingkirkan oleh masyarakat, untuk bertemu dengan Tamu terhormatnya hari itu! Hubungan Zakheus dengan Yesus itu kemudian bertumbuh dari tahap (a) Zakheus yang datang kepada Yesus, kepada relasi yang semakin mesra, ketika (b) Zakheus menerima Yesus ke dalam rumahnya. Dan bukan itu saja, relasi itu berkembang lagi hingga masuk ke dalam ‘tahap misioner’ di mana, (c) Zakheus mempertemukan Yesus dengan orang-orang seprofesinya!

Kelima, karena Yesus menerima Zakheus, dan tidak seperti kebanyakan orang Yahudi yang mengucilkannya dari pergaulan dengan sesama warga bangsanya, maka di hadapan publik Zakheus menyikapi sapaan dan penerimaan penuh kasih dari Yesus ini, dengan menegaskan pertobatannya. Katanya, “Tuhan, lihatlah, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin, dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang, akan kukembalikan empat kali lipat” (Lukas 19: 8).

Perkembangan tahap-tahap dari perjumpaan personal hingga menjadi perjumpaan komunal dengan komunitas para pemungut pajak ini, berikut pernyataan tobat Zakheus ini, kemudian mendapatkan peneguhan dari Yesus. Kata Yesus kepada pendengar-Nya tentang Zakheus, “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Anak manusia memang datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Lukas 19: 9). Dengan kata-kata-Nya ini, Yesus menerima pertobatan Zakheus, sekaligus menyambutnya ke dalam barisan para pembawa manusia kepada keselamatan yang dikerjakan-Nya. 

Saudaraku, para pembaca Ren-Har KKI yang terkasih, setelah dipertemukan dengan Yesus dan setelah anda menerima Dia menjadi Tuhan dan Juruselamatmu, sudah berapa orang yang telah saudara bawa kepada Yesus hingga mereka pun menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat juga? Mudah-mudahan ada! Amin!

(RD. Marcel Gabriel – Imam Keuskupan Pangkal Pinang)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja UniversalOrang tua yang kehilangan anak – Semoga semua orang tua yang berduka karena meninggalnya putra atau putri mereka mendapatkan dukungan dari komunitas dan dianugerahi kedamaian dan penghiburan dari Roh Kudus. 

Ujud Gereja Indonesia: Para imam, bruder, dan suster usia lanjut – Semoga para imam, bruder, dan suster usia lanjut tetap menemukan api cinta Tuhan dalam hidup mereka, serta bersedia membagikan inspirasi serta kisah kasih Allah pada generasi muda. 

Amin

Tinggalkan komentar