Renungan Harian Misioner
Rabu, 20 November 2024
P. S. Edmundus
Why 4:1-11; Mzm 150:1-2.3-4.5-6; Luk 19:11-28
Saudara saudari yang terkasih. Sejak menerima pembaptisan, kita diterima menjadi anggota Gereja, diangkat sebagai anak-anak Allah dan menjadi saudara Yesus sekaligus kita menerima tugas yang sama seperti Kristus dalam Tria Munera Christi. Kita dipanggil sebagai imam dalam tugas menguduskan (munus sanctificandi), sebagai nabi dalam tugas mewartakan/mengajar (munus docendi) dan sebagai raja dalam tugas mengembalakan (munus regendi). Kadang kita lupa atau belum tahu akan tugas ini dan sekiranya bacaan Injil hari ini dapat semakin memperteguh semangat kita dalam melaksanakan ketiga tugas tersebut.
Bacaan Injil hari ini masih terjadi di rumah Zakheus, si pemungut cukai di mana Yesus menanggapi perkiraan orang tentang datangnya Kerajaan Allah dalam sebuah perumpamaan: seorang bangsawan yang hendak berangkat ke negeri yang jauh untuk dinobatkan sebagai raja, memanggil sepuluh orang hambanya dan mempercayakan kepada mereka masing-masing 1 mina. Tuan ini berpesan agar para hambanya sungguh-sungguh menggunakan uang itu dalam berdagang sampai ia kembali. Sekembalinya tuan ini yang telah dinobatkan sebagai raja kemudian meminta pertanggungjawaban dari para hambanya. Hamba yang pertama melipatgandakan 1 mina menjadi 10 mina. Maka kepadanya diberi ‘upah’ untuk menguasai 10 kota. Demikian pula hamba yang kedua telah melipatgandakan 1 mina menjadi 5 mina dan kepadanya diberi kekuasaan atas 5 kota. Namun berbeda dengan hamba yang ketiga. Selain tidak memaksimalkan pemberian 1 mina dari tuannya, ia malah dengan keras mengkritik tuannya sendiri dan mengatakan sebagai manusia yang keras, dan bahwa tuannya tidak lain sebagai orang yang mengambil apa yang tidak pernah ditaruh dan menuai apa yang tidak pernah dituai.
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus Yesus, banyak hal yang dapat kita renungkan dalam perumpamaan yang ada dalam bacaan Injil hari ini. Dalam konteks kita sebagai umat-Nya yang dikasihi, setelah menerima rahmat pembaptisan, kita menerima perutusan dari Gereja agar kita hidup seturut teladan Yesus dan meneruskan perutusan Yesus dalam Tria Munera Christi. Tugas untuk menguduskan sebagai imam bukan hanya yang tertahbis, tetapi umat ikut mengambil bagian dalam imamat umum untuk menguduskan dengan cara berdoa dan saling mendoakan, menyambut sakramen-sakramen, memberi kesaksian hidup dan melaksanakan tindakan cinta kasih secara aktif dalam kehidupan sehari-hari. Dalam tugas mewartakan/mengajar misalnya hal yang sederhana, seorang ayah mengajarkan dengan tekun kepada anak-anaknya akan sabda Tuhan dan bagaimana melaksanakan perintah-perintah-Nya, dan dalam memimpin/menggembalakan misalnya, seorang ayah menciptakan suasana iman dan kesalehan dalam keluarganya yang tampak dalam kelembutan, pengampunan, rasa hormat, kesetiaan dan pelayanan tanpa pamrih.
Sama halnya dengan sang raja dalam perumpamaan hari ini yang mempercayakan satu hal yang sama untuk dikembangkan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Baik yang menghasilkan 10 mina dan 5 mina sama-sama dipuji oleh sang raja. Sesungguhnya Tuhan tidak menuntut dari kita untuk hasil yang sama, tetapi Dia sungguh memandang dan berkenan kepada setiap orang yang mau melaksanakan tugas-tugas tersebut sesuai dengan kemampuannya. Maka, kelak ketika Yesus datang ke dunia untuk kedua kalinya sebagai Raja dan meminta pertanggungjawaban atas tugas-tugas yang telah dipercayakan kepada kita masing-masing, kita telah siap dan didapatinya sebagai anak-anak Allah yang setia, sebagai saudara Yesus yang baik.
(RD. Hendrik Palimbo – Dosen STIKPAR Toraja, Keuskupan Agung Makassar)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Orang tua yang kehilangan anak – Semoga semua orang tua yang berduka karena meninggalnya putra atau putri mereka mendapatkan dukungan dari komunitas dan dianugerahi kedamaian dan penghiburan dari Roh Kudus.
Ujud Gereja Indonesia: Para imam, bruder, dan suster usia lanjut – Semoga para imam, bruder, dan suster usia lanjut tetap menemukan api cinta Tuhan dalam hidup mereka, serta bersedia membagikan inspirasi serta kisah kasih Allah pada generasi muda.
Amin
