Kristus Raja atau aku raja?!

Renungan Harian Misioner
Minggu XXXIV, 24 November 2024
HARI RAYA YESUS KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM

Dan. 7:13-14; Why.1:5-8; Yoh. 18:33b-37

Alkisah ada seorang penjual sate. Namanya pak Kadir. Untuk menarik pelanggan, pak Kadir memasang papan iklan besar di depan kedai warungnya dengan tulisan, “Pembeli adalah Raja”. Benar, kemudian datanglah pembeli, Bejo namanya, karena tertarik dengan tulisan iklan “Pembeli adalah Raja”. “Pak, beli satenya pak. Sate kambing,” kata si Bejo. “Berapa tusuk dik?” tanya pak Kadir.  “1250 tusuk, pak,” jawab Bejo. Pak Kadir kaget mendengar pesanan itu kemudian  bilang, “Yang benar dik. Jangan main-main ya!” “Benar pak, 1100 tusuk!” kata si Bejo. “Ooohhh baik kalau begitu. Pedes atau ga?” tanya pak Kadir. “Yang ga pedes 657 tusuk. Yang sedang 372 tusuk. Sisanya pedas semua. Terus yang ga pedas 270 tusuk bumbu kecap ga pake bawang. 290 tusuk pake ati ga pake bawang. Yang 52 tusuk yang bumbu kecap tadi pake lontong. Sisanya bumbu kacang saja. Dan yang sedang pak, 124 tusuk pake bumbu kecap. 172 tusuk ga usah pake lontong. 21 tusuk ga pake ati. 23 tusuk lagi setengah mateng. Yang pake lontong 15 tusuk, ga usah pake bawang. Yang pedes 14 tusuk ga pake lontong. Bawangnya dibanyakin ya, pak. Dan, 28 tusuk setengah mateng pake lontong.” Terus pak Kadir kehilangan kesabaran, “Dik, tak sate lambemu! Mumet kepalaku.” Bejo pun menjawab, “Bukankah pelanggan raja?!” “Tidak dik. Mulai hari ini, penjual jadi raja!”

Demikianlah seperti tukang sate itu, kita menganggap Yesus sebagai Raja. Tetapi, ketika ada tuntutan-tuntutan yang diminta Yesus,  yang berat bahkan bisa jadi tidak masuk akal, kita kemudian muntir, membelot, berontak. Apakah kita masih mau melayani Dia sebagai Raja? Atau sebaliknya, kitalah yang kemudian berbalik pengin menjadi raja? Dan, mengatakan kepada Yesus, “Mulai hari ini aku saja yang menjadi raja!”

Yaaaa, kita secara tidak sadar malah yang pengin menjadi raja atau bahkan sudah berlaku sebagai raja. Kita memohon terus-menerus kepada Tuhan, bahkan dengan tanpa malu memaksa Tuhan untuk menuruti keinginan kita. Kalau tidak dituruti, kemudian ngambek, menuduh Tuhan sudah tidak mengasihi lagi. Tuhan jahat. Jangan-jangan kita seperti Pilatus yang ditanya Yesus, “Dari hatimu sendirikah engkau mengatakan, ‘Engkau raja’?” Semoga kita tidak sekadar ikut-ikutan seperti Pilatus mengatakan, “Yesus, Engkaulah Raja!” yang dikatakan tidak sungguh dari kedalaman hati kita. Sehingga, bukan kita yang menuruti Tuhan Yesus, tetapi justru Tuhan yang harus menuruti kita. 

Yesus menyatakan, “Aku adalah raja.” Ya, Dia adalah Raja kebenaran. Apa yang Dia pikirkan, katakan, dan lakukan adalah kebenaran. Dalam kitab Wahyu pada bacaan II, juga dikatakan dengan jelas, “Yesus Kristus adalah saksi (kebenaran) yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi. Dia mengasihi kita dan berkat darah-Nya Ia telah melepaskan kita dari dosa kita.”  Yesus Kristus adalah Sang Raja Semesta Alam karena Ia telah diberi “kekuasaan, kehormatan, dan kuasa sebagai raja” oleh Allah Bapa-Nya, serta “kekuasaan-Nya itu kekal dan kerajaan-Nya tak akan binasa” (kitab Nubuat Daniel). Ia adalah Raja Semesta Alam karena Ia telah menguasai maut dan kehidupan yang ditunjukkan dengan yang pertama bangkit dari antara orang mati. Sebagai Raja, Yesus Kristus memerintah dengan penuh kasih, bahkan dengan darah-Nya Ia telah melepaskan kita dari dosa kita seperti telah disampaikan pada bacaan II dari kitab Wahyu.

Sahabat misioner terkasih, marilah berlaku sebagai orang-orang yang berasal dari kebenaran sehingga kita setia mendengarkan Yesus Kristus Sang Raja. Sebab, Ia telah katakan pada akhir Injil hari ini, “Setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.”

Selamat merayakan Hari Raya Yesus Kristus Raja Semesta Alam. Tuhan memberkati**NW

(RD. M Nur Widipranoto – Campus Ministry Universitas Atma Jaya, Yogyakarta)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja UniversalOrang tua yang kehilangan anak – Semoga semua orang tua yang berduka karena meninggalnya putra atau putri mereka mendapatkan dukungan dari komunitas dan dianugerahi kedamaian dan penghiburan dari Roh Kudus. 

Ujud Gereja Indonesia: Para imam, bruder, dan suster usia lanjut – Semoga para imam, bruder, dan suster usia lanjut tetap menemukan api cinta Tuhan dalam hidup mereka, serta bersedia membagikan inspirasi serta kisah kasih Allah pada generasi muda. 

Amin

Tinggalkan komentar