Hari ini Masa Adven dimulai, masa liturgi yang mempersiapkan kita untuk Natal, mengundang kita untuk mengangkat pandangan dan membuka hati kita untuk menyambut Yesus. Selama Masa Adven, kita tidak hanya hidup dalam penantian Natal; kita juga dipanggil untuk menyalakan kembali penantian akan kedatangan Kristus yang mulia — ketika Ia akan kembali pada akhir zaman — mempersiapkan diri kita, dengan pilihan yang konsisten dan penuh keyakinan, untuk perjumpaan terakhir dengan-Nya.
Kita mengingat Natal, kita menantikan kedatangan Kristus yang mulia, dan juga perjumpaan pribadi kita: hari di mana Tuhan akan memanggil. Selama empat minggu ini kita dipanggil untuk meninggalkan cara hidup yang pasrah dan rutin dan untuk melangkah maju, memelihara harapan, memelihara mimpi untuk masa depan yang baru.
Namun, apaka cakrawala penantian kita dipenuhi dengan doa? Dalam Alkitab, suara para nabi secara khusus menyingkapkan kepada kita. Hari ini, suara Yeremia berbicara kepada orang-orang yang telah diuji dengan keras oleh pengasingan dan yang berisiko kehilangan identitas mereka. Kita umat Kristiani, yang juga adalah Umat Allah, juga menghadapi risiko menjadi duniawi dan kehilangan identitas kita, bahkan ‘menyembah berhala’ cara hidup Kristiani.
Oleh karena itu, kita membutuhkan Firman Allah yang melaluinya nabi menyatakan: “Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menepati janji yang telah Kukatakan kepada kaum Israel dan kaum Yehuda. Pada waktu itu dan pada masa itu Aku akan menumbuhkan Tunas keadilan bagi Daud. Ia akan melaksanakan keadilan dan kebenaran di negeri. ” (Yer. 33:14-15). Dan Tunas keadilan itu adalah Yesus. Yesuslah yang datang dan yang kita nantikan.
(Sapaan Paus Fransiskus pada Doa Malaikat Tuhan, 2 Desember 2018)
.
