Kegembiraan Sejati Berasal dari Allah

Renungan Harian Misioner
Senin, 21 Desember 2020
P. S. Petrus Kanisius

Kid. 2:8-14 atau Zef. 3:14-18a; Mzm. 33:2-3,11-12,20-21; Luk. 1:39-45

Membaca dan merenungkan kisah Maria mengunjungi Elisabet (Luk. 1:39-45) membawa kita pada sebuah suasana perjumpaan yang amat menggembirakan dan membahagiakan. Kegembiraan yang dialami oleh Maria dan Elisabet merupakan kegembiraan yang luar biasa, kegembiraan yang tidak pernah diperoleh dari siapapun atau apapun di dunia ini. Kegembiraan itu bukan kegembiraan manusiawi semata, melainkan lebih dari itu merupakan kegembiraan supernatural, kegembiraan ilahi karena bersumber dari Allah. Kegembiraan mereka pertama-tama bukan karena mereka sedang mengandung anak mereka. Maria dan Elisabet secara manusiawi sebetulnya punya persoalan terkait dengan kehamilan mereka masing-masing. Elisabet baru mengandung di usia tuanya dan sebelumnya orang menyebutnya perempuan mandul (Luk. 1:25). Maria punya masalah yang berbeda. Dia mengandung Anak yang bukan dari suaminya (Luk. 1:34). Yang membuat mereka bergembira dan saling berbagi kegembiraan adalah Roh Kudus yang memenuhi dan menaungi mereka. Malaikat Gabriel telah memberitahu Maria: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau…” (Luk. 1:35). Demikian pula, “ketika Elisabet yang mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus” (Luk. 1:41). Roh Kudus itulah yang memampukan Maria dan Elisabet untuk mengerti rencana dan kehendak Allah serta memampukan mereka untuk merasakan kehadiran Allah dan karya-karya ajaib Allah dalam hidup mereka.

Apa makna kunjungan Maria kepada saudaranya Elisabet sebelum kelahiran Yesus? Ketika Elisabet mendengar salam Maria dan mengakui Mesias yang ada dalam rahim Maria, ia dipenuhi dengan Roh Kudus. Sungguh suatu keajaiban yang mengagumkan dari Allah, yang tidak hanya memenuhi Elisabet dengan Roh Kudus-Nya, tetapi juga anak yang ada di dalam rahimnya: Elisabet yang telah dipenuhi Roh Kudus menyebut Maria sebagai orang berbahagia: “Berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana” (Luk. 1:45). Kita pun pasti mengagumi Maria dan memujinya sebagai orang yang berbahagia sebagaimana diungkapkan oleh Elisabet. Kita perlu sadar pula bahwa ada suatu paradoks dalam orang-orang yang “diberkati” oleh Tuhan. Maria dianugerahi “berkat” menjadi ibu Anak Allah. Keterberkatan itu akan menjadi suatu pedang yang menembusi jiwanya (Luk. 1:35) ketika Anaknya wafat di kayu salib. Kenyataan ini mengajarkan kita bahwa menjadi orang yang dipilih Tuhan merupakan sebuah keistimewaan , namun di saat yang sama harus memikul tanggung jawab yang besar. Maria menerima sebuah mahkota kebahagiaan sekaligus sebuah salib kesedihan. Namun demikian, kegembiraan Maria tidak dikurangi oleh kesedihannya karena kesedihan dan duka dihanguskan oleh iman, harapan dan kepercayaannya akan Allah dan janji-Nya. Kegembiraan sejati berasal dari Allah. Kegembiraan yang bersumber dari Allah tak dapat diambil atau dirampas oleh siapapun.

Yesus menjanjikan para murid-Nya bahwa “tidak ada seorangpun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu” (Yoh. 16:22). Tuhan juga memberikan kita suatu kegembiraan ilahi yang memampukan kita untuk menanggung berbagai kepedihan dan penderitaan yang kita alami dalam kehidupan ini. Tuhan memenuhi setiap kita dengan Roh Kudus-Nya sebagaimana Ia memenuhi Maria dan Elisabet dengan Roh Kudus-Nya. Roh Kuduslah yang memampukan kita untuk mengenal dan memahami kehadiran Tuhan dan kuasa kerajaan-Nya di tengah-tengah kita. Apabila kita percaya apa yang dikatakan Tuhan kepada kita akan terlaksana, kita akan menjadi pribadi-pribadi yang bergembira dan menjadi pembawa kegembiraan bagi sesama yang sedang mengalami kepedihan dan kesedihan.

Marilah kita senantiasa mohon kehadiran Roh Kudus agar mampu mengenal perbuatan-perbuatan ajaib Allah melalui berbagai peristiwa dan pengalaman hidup kita serta meyakinkan kita bahwa apa yang dikatakan Allah dan apa yang disabdakan Yesus, Sang Mesias akan terlaksana dalam hidup kita. Apabila Roh Kudus memenuhi dan menaungi kita, kita akan menikmati kegembiraan sejati yang berasal dari Allah sebagaimana yang dialami Maria dan Elisabet.

(RP. Silvester Nusa, CSsR – Dosen STKIP Weetebula, NTT)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Evangelisasi:

Hidup doa: Semoga hubungan pribadi kita dengan Yesus Kristus diperkaya oleh Sada Allah dan hidup doa. Kami mohon…

Ujud Gereja Indonesia:

Berhati-hati terhadap konsumerisme: Semoga keluarga-keluarga Katolik diberanikan dalam membatasi konsumsinya hanya pada barang-barang yang memang diperlukan, sehingga rela membagikan sebagian miliknya pada mereka yang lebih membutuhkan. Kami mohon…

Ujud Khusus:

Kami menggabungkan diri dengan Keluarga Kudus Nasaret untuk menggapai keadilan dengan Sang Sahabat, ialah Yesus Kristus, Tuhan kami. Kami mohon…

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s