Satu Roti Cukup Untuk Memberi Hidup

Renungan Harian Misioner
Selasa, 16 Februari 2021
P. S. Porforius

Kej. 6:5-8;7:1-5,10; Mzm. 29:1a,2,3ac-4,3b,9b-10; Mrk. 8:14-21

Naskah ini berisi teguran Yesus yang diungkapkan lewat tujuh pertanyaan beruntun yang berpuncak pada ingatan akan roti: dibingkai di antara peringatan untuk mewaspadai ragi orang Farisi serta Herodes, dan ditutup oleh seruan pertanyaan “masihkah kamu belum mengerti?” Pengajaran ini bermaksud untuk mempersiapkan para murid menghadapi saat kematian-Nya dan merupakan pengajaran Yesus yang ketiga kalinya di dalam perahu. Pelajaran pertama ketika mereka takut tenggelam, Yesus mengajar mereka untuk percaya kepada Dia yang sedang tidur merupakan lambang permandian. Dilanjutkan dengan pelajaran kedua ketika para murid menyangka Dia adalah hantu; Yesus mengajar mereka untuk mengakui-Nya sebagai Allah yang hadir dalam roti yang mereka terima dan bagikan sebelumnya (Mrk. 4:35-41; 6:45-52).

Pada pelajaran yang ketiga ini Yesus mengajar kita, yang seperti para murid masih berada dalam ketulian, kebutaan dan ketidakmengertian, atas kuasa-Nya yang mampu memenuhi kebutuhan kita. Murid-murid yang lupa membawa roti menjadi resah, dan melupakan bahwa sesungguhnya mereka pernah mendengar dan harusnya menaati ajakan Yesus yang mengutus mereka dengan tidak membawa apa-apa (Mrk. 6:8). Mereka harus mengenali bahwa Dia adalah roti satu-satunya yang diperlukan selama berlayar di atas perahu itu; Gereja harus menyadari kehadiran satu-satunya roti yang sanggup mengenyangkan mereka dalam mengarungi kehidupan.

Para murid diperingatkan untuk berjaga-jaga terhadap ragi yang melambangkan kejahatan atau pencemaran, dan kita harus waspada sebab sekalipun hanya sedikit, ragi dapat menyusup dan mempengaruhi keseluruhannya. Artinya Gereja harus berjaga-jaga dari kesombongan dan kemunafikan rohani yang menjadikan hidup keagamaan mereka hanya sebuah ritual belaka (ragi orang Farisi), serta dari segala pengaruh keduniawiaan sekular yang mendunia (ragi Herodes – Gal. 5:9). Tapi peringatan ini malahan membuat para murid bertengkar satu dengan yang lain akibat keresahan karena salah mengerti kalau Yesus bukan berbicara tentang roti yang hanya satu itu.

Tiga pertanyaan pertama langsung menunjuk pada roti yang dimaksud oleh Yesus. Dia menarik perhatian kita pada Roti yang memberi kehidupan pada Gereja. Namun karena kedegilan hati membuat kita tertutup untuk memahami kebenaran-Nya, dan fokus kita hanya pada kebutuhan duniawi yang menyebabkan kematian dan melupakan Firman yang memberi hidup. Yesus juga menegur dengan mengingatkan tentang mata yang dituntun oleh hati yang seharusnya mengingat apa yang didengar oleh telinga yang belajar dari pendengaran akan Firman Kehidupan. Sekalipun pertanyaan tentang berapa bakul sisa roti yang dipecah-pecahkan sebelumnya dijawab dengan lancar oleh para murid; mereka kelihatan tahu segalanya namun tidak mengerti apa-apa, suatu teguran bagi kita yang dapat menghafal seluruh Ajaran Gereja tetapi tidak memahami artinya! (Mat. 4:4; Rm. 10:17).

Sesungguhnya memang kita masih sering belum mengerti bahwa dengan pertanyaan-pertanyaan itu Yesus mengajar kita lewat seluruh pengalaman hidup bersama-Nya. Belajar dari kehidupan berarti melibatkan seluruh diri kita sebagai wadah anugerah belas-kasih Allah, yang diajak masuk dalam Gereja, bahtera yang di dalam-Nya kita diselamatkan dari maut seperti Nuh dan seisi rumahnya. Belajar bahwa dengan mengingat pengumpulan potongan roti, kita percaya bahwa dari sisa roti saja kita dapat hidup. Belajar bahwa dengan melihat ada lebih dari satu kali pemecahan roti, tumbuh pengharapan bahwa Roti itu akan selalu ada bersama kita. Masihkah kita belum mengerti akan Satu Roti yang memberi hidup itu? (ek)

(Antonius Ekahananta – Awam Katolik Pengajar Misi Evangelisasi)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Evangelisasi:

Perempuan korban kekerasan: Kita berdoa bagi kaum perempuan korban kekerasan, agar mendapat perlindungan dan penderitaan mereka benar-benar dirasakan dan diperhatikan oleh masyarakat. Kami mohon…

Ujud Gereja Indonesia:

Kasih sayang keluarga: Semoga keluarga-keluarga Katolik makin berani belajar menghayati spiritualitas tinggal di rumah yang menuntut anggota-anggota keluarga untuk saling memahami kelemahan dan saling menguatkan dalam menghadapi setiap masalah. Kami mohon…

Ujud Khusus Tahun Santo Yoseph:

Sudilah meneguhkan hati kami dalam berbakti pada sesama, seperti Santo Yoseph, sepanjang Kau perkenankan ikut membesarkan Sang Putera, dalam Keluarga Kudus Nasaret. Kami mohon…

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s