Waspada pada Ahli Taurat dan Orang Farisi dalam Diri Kita

Renungan Harian Misioner
Selasa Prapaskah II, 02 Maret 2021
P. S. Simplisius

Yes. 1:10,16-20; Mzm. 50:8-9,16bc-17,21,23; Mat. 23:1-12

Bacaan hari Minggu kemarin, mengingatkan kita untuk mengenali Bapa dan memuliakan-Nya di dalam diri Sang Putera. Karena itu, hari ini Yesus mengingatkan kita agar mewaspadai para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, yaitu… bagian dari diri kita sendiri: yang mesti kita akui masih sering berlaku seperti tokoh-tokoh itu di dalam hati kita. Kita diajak melihat apakah kita memaksakan Injil hanya menjadi sebuah hukum? Apakah kita mengenal Jalan Kebenaran tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan Allah? Inilah godaan bagi kita semua yang berada dalam Gereja, supaya kita jangan berbalik dari Roh yang menghidupkan dan kembali ke hukum tertulis yang mematikan. Atau mengaburkan Injil dengan kemunafikan, dan memutarbalikkan Injil kepada hukum yang membuat kita berbalik dari Roh kepada daging yang membuat kita hidup di luar kasih karunia (2Ptr. 2:21; 2Kor. 3:6; Gal. 1:7, 2:11-14, 5:4).

Yesus mengakui jabatan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi sebagai guru masyarakat dan penafsir hukum. Dia mengingatkan kita untuk memperhatikan perkataan mereka, mentaati dan melakukan segala sesuatu yang diajarkan mereka selama mereka mengajar kita untuk: mendalami serta memahami apa yang dimaksud oleh Kitab Suci dan tidak menyesatkan, membuatnya semakin jelas dan tidak membatalkan perintah Allah, sampai akhirnya mengenali dan berjumpa dengan Kristus lewat Injil. Injil bukan sesuatu yang diucapkan saja, melainkan harus berupa sebuah kesaksian penghayatan pribadi kita. Sebab barang siapa mewartakan Injil, dirinya sendiri ditantang oleh pewartaannya itu. Maka kita harus penuh kewaspadaan dan kebijaksanaan, sebab suatu ajaran akan menjadi benar apabila dihayati, dan jika penghayatan itu menumbuhkan kasih, berarti pengajaran itu benar (Ibr. 4:12; Mat. 22:34-40).

Tapi Yesus mencela pribadi mereka, sebab mereka menjadi pakar agama yang mengatur apa yang harus dilakukan oleh orang lain. Kita diperingatkan untuk tidak meniru perbuatan mereka yang: munafik, tidak jujur, atau menerapkan standar ganda dalam agama. Mereka tunduk pada ambisi, prestise dan kekuasaan; kesalehan yang ditampilkan lewat tanda-tanda yang mereka kenakan menghambat mereka untuk mengenali tujuan panggilan-Nya. Panggilan Yesus adalah agar kita bertobat, berhenti berbuat jahat dan belajar berbuat baik seturut kehendak Allah, menerima pengampunan dosa dan memurnikan hati nurani kita agar orang yang melihat kita akan memuliakan Allah (Mat. 23:4-6; Yes. 1:16-18).

Kasih karunia Allah bukan untuk dipamerkan dengan maksud agar orang yang melihatnya meninggikan kita. Jadi jangan suka dipanggil Rabi, julukan bagi para bijak/guru, sebab hanya satu Rabi kita, Sang Anak yang meninggalkan Roh Kudus bagi kita, yang akan memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran, dan melalui Dia kita mengenal Allah sebagai Bapa dan kita sebagai anak-anak-Nya. Dan karena hanya satu Bapa kita yang di sorga, maka janganlah menyebut siapa pun bapa di bumi ini. Jangan pula disebut pemimpin, sebab hanya Mesiaslah pemimpin kita, sang Gembala satu-satunya yang menuntun kita kepada kelimpahan kehidupan dengan menganugerahi kita hidup-Nya sebagai Putera Bapa. Kristus sendiri yang terbesar dari segalanya bukan hanya menyebut diri sebagai pelayan, tetapi berlaku demikian. Memang, untuk memenangkan banyak orang, kita harus menjadi hamba yang lemah lembut dan rendah hati bagi semua orang, meskipun tampak hina, namun itulah jawaban kita atas ajakan untuk menyangkal diri (Yoh. 10:10-11, 16:13, Mat. 11:29, 16:24, 20:28; 1Kor. 9:19). (ek)

(Antonius Ekahananta – Awam Katolik Pengajar Misi Evangelisasi)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Evangelisasi:

Sakramen rekonsiliasi: Marilah kita berdoa agar melalui sakramen rekonsiliasi, kita membarui diri lebih dalam, sehingga dapat merasakan belaskasih Allah yang tiada batasnya. Kami mohon…

Ujud Gereja Indonesia:

Perhatian pada yang pokok: Semoga umat katolik selalu belajar untuk lebih memperhatikan hal-hal yang pokok, baik jiwa maupun raga. Kami mohon…

Ujud Khusus Tahun Santo Yoseph:

Dalam bulan yang dipersembahkan kepada Santo Yoseph ini, izinkanlah kami mendapat Roh, yang terbuka untuk mendengarkan Kehendak-Mu, supaya dapat mengabdi Keluarga Kudus. Kami mohon…

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s