Allah Bapa Andalan Karya Misi

Renungan Harian Misioner
Selasa dalam Pekan Suci, 30 Maret 2021
P.S. Roswita

Yes. 49:1-6; Mzm. 71:1-2,3-4a,5-6ab,15,17; Yoh. 13:21-33,36-38

Allah Bapa Sebagai Andalan Karya Misi: Dari Yesaya, Pemazmur, Yesus Kepada Kita

Renungan Harian Misioner dari Yung-Fo, Pangkalpinang

Para sahabat misioner yang terkasih: Shalom!

Kita telah memasuki Pekan Suci, H3 terhitung mulai dari Hari Minggu Palem tanggal 28 Maret 2021 yang lalu. Dalam “Pekan Suci” yang juga sering disebut sebagai “Minggu Sengsara” ini, Firman Tuhan mengangkat tema tetang karya misi sambil memperkenalkan para tokoh besar dalam karya ini.

1. Isi & tujuan Karya Misi
Tentang isi dan tujuan Misi, ditegaskan dalam Refrain untuk Mazmur Tanggapan, sebagai “menceriterakan keadilan & keselamatan dari Tuhan, hingga ke ujung bumi (Mazmur 71:15; Yesaya 49:6b). Agar supaya keadilan Tuhan ini dikenal oleh para bangsa, Tuhan Allah sendirilah yang mempersiapkan para misionaris untuk diri-Nya sejak awal, bahkan sebelum para misionaris itu sendiri lahir, menjadi kanak-kanak, lalu bertambah dewasa hingga mulai terlibat dalam pewartaan tentang keadilan dan kasih-setia Tuhan (Yesaya 49:1; Mazmur 71:5-6).

2. Para Misionaris
Dari sekian banyak orang yang diberi tugas oleh Allah untuk mewartakan keselamatan dan keadilan-Nya itu, tiga yang dipertemukan dengan kita dalam Firman-Nya hari ini adalah Yesaya, Pemazmur, dan Yesus Kristus Putera Tunggal Allah sendiri.

Sejak awal masa tugasnya, Yesaya diutus untuk bernubuat tentang Yehuda dan Yerusalem (Yes. 1-12). Situasi yang dihadapi Yesaya adalah “umat yang tidak setia kepada Tuhan” (Yes. 1:2-9). Keadilan Allah yang diwartakan oleh Yesaya adalah mengingatkan Yehuda dan Yerusalem bahwa Tuhan Allah telah menjadikan Sion sebagai pusat kerajaan damai (Yes. 2:1-5). Karena itu, mereka yang tinggal di Sion harus bertobat dari dosa dan kesalahan mereka, (Yes. 1:10-31), sebab hukuman Tuhan telah menanti mereka (Yes. 2:6 – 3:26).

Tuhan juga telah mengangkat Yesaya bersama orang-orang Israel sebagai “mediator” untuk menunjukkan keagungan-Nya (Yes. 49:3). Dan untuk itu, orang-orang Israel harus berbalik kepada Allah (Yes. 49:5) dan dengan cara hidup yang berdasarkan Firman Tuhan dan rancangan-Nya, mereka sebagai pribadi maupun sebagai sebuah bangsa akan menjadi terang bagi bangsa-bangsa, dan oleh cara hidup mereka sebagai anak-anak terang itu, keselamatan Tuhan dapat mencapai seluruh bumi (Yes. 49:6). Jadi, misi untuk menceriterakan keadilan dan keselamatan yang dari Tuhan kepada para bangsa harus mengalir dari cara hidup Yesaya sebagai hamba Tuhan, dan dari orang-orang Israel yang berdiam di Sion.

Selain Yesaya, Pemazmur menjadi salah satu contoh, tentang bagaimana cara hidup di dalam Tuhan, yang olehnya keselamatan dan keadilan Tuhan akan tampak sebagai “cahaya” bagi para bangsa. Bagi Pemazmur, Tuhan Allah adalah pelindung dan pembebas, sebagai yang adil dan yang maha mendengar dan yang mampu menyelamatkan (Mzm. 71:1-2). Karena mempunyai Allah yang demikian, maka Pemazmur mengakui bawa dirinya hanya dapat bertahan, jikalau ia hidup sesuai dengan hukum-hukum dan perintah Tuhan Allah-nya (Mzm. 71:3-6). Sebagaimana halnya dengan Yesaya, Pemazmur juga mengakui bahwa dirinya telah dimeteraikan untuk “mengisahkan keselamatan yang dari Tuhan,” sejak awal masa mudanya. Dan bahwa Tuhan Allah sendirilah yang telah mengajar dan mendidik Sang Pemazmur untuk misi “menceriterakan keadilan Tuhan” berikut perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib itu (Mzm. 71:15.17).

Para misionaris cinta-kasih Allah seperti Yesaya dan Pemazmur dapat bertahan dalam tugas-perutusan mereka, karena hidup mereka sungguh melekat pada Allah. Dan hal yang sama ini, yakni kelekatan kepada Allah dan ketaatan mutlak kepada kehendak Allah ini, berlanjut kepada Tuhan kita Yesus Kristus di dalam hidup dan karya-Nya.

Kelekatan yang sepenuh-penuhnya kepada Allah ini menjadi faktor yang sungguh penting, karena ketika menghadapi perlawanan atau penolakan dari pihak manusia, tempat untuk mendaparkan perlindungan dan penghiburan, kekuatan dan berkat adalah Allah sendiri. Pengalaman penolakan dari pihak manusia ini, terjadi pada Yesus lewat kasus pengkhianatan Yudas (Yoh. 13:21.26-27), yang berlanjut kepada penyangkalan Petrus (Yoh. 13:37-38). Pengkhianatan Yudas dan penyangkalan Petrus ini menjadi bingkai pewartaan Yesus, yang menunjukkan bahwa pada kalaupun saat-saat tertentu manusia tidak dapat diandalkan, namun Allah adalah andalan Yesus untuk setiap saat, dan kepada Allah yang taat-setia inilah Yesus mempercayakan diri dan hidup manusiawi-Nya (Yoh. 13:31-32).

3. Giliran saudara dan saya
Karya misa dengan tujuan untuk menceriterakan keadilan dan keselamatan Tuhan kepada segala bangsa hingga mencapai ujung bumi, merupakan karya penyelamatan yang berkelanjutan. Dan estafet karya misi itu telah melewati Nabi Yesaya lanjut kepada Pemazmur kemudian disempurnakan oleh Yesus Kristus, dan sekarang diwariskan kepada Gereja, yakni kepada saudara dan saya. Pengalaman-pengalaman yang terjadi dengan Yesaya, Pemazmur dan Yesus Kristus sendiri, mengajarkan kepada kita beberapa hal ini: bahwa Allah ada pemilik karya misi berikut tujuan yang hendak dicapai oleh karya tersebut. Bahwa para misionaris adalah orang-orang yang dipersiapkan oleh Allah sendiri untuk ikut melaksanakan karya misi milik Allah ini. Dan karena karya misi ini tujuan dan pemilik serta perancangnya adalah Allah sendiri, maka Allahlah yang menjadi andalan karya misi ini, sebagaimana Yesus telah menunjukkannya (Yoh. 13:31-32). Mengapa Allahlah yang menjadi andalan utama? Sebab karya misi untuk menceriterakan keadilan dan keselamatan yang dari Tuhan ini, pada poin tertentu sebagaimana yang terjadi dalam hidup Yesus sendiri, karya ini menuntut pemberian diri dan bahkan pemberian nyawa atau hidup. Di sinilah alasan mengapa Allah menjadi andalan, sebab Dialah pencipta, pemberi dan pemilik kehidupan kita. Doa kita, semoga seluruh hidup kita boleh menjadi sarana untuk menunjukkan keadilan dan keselamatan Tuhan kepada para bangsa. Amin (RMG).

(RD. Marcel Gabriel – Imam Keuskupan Pangkalpinang)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Evangelisasi:

Sakramen rekonsiliasi: Marilah kita berdoa agar melalui sakramen rekonsiliasi, kita membarui diri lebih dalam, sehingga dapat merasakan belaskasih Allah yang tiada batasnya. Kami mohon…

Ujud Gereja Indonesia:

Perhatian pada yang pokok: Semoga umat Katolik selalu belajar untuk lebih memperhatikan hal-hal yang pokok, baik jiwa maupun raga. Kami mohon…

Ujud Khusus Tahun Santo Yoseph:

Dalam bulan yang dipersembahkan kepada Santo Yoseph ini, izinkanlah kami mendapat Roh, yang terbuka untuk mendengarkan Kehendak-Mu, supaya dapat mengabdi Keluarga Kudus. Kami mohon…

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s