Kemuliaan Allah Adalah Kasih-Nya!

Renungan Harian Misioner
Kamis, 01 April 2021
KAMIS PUTIH

Yes. 61:1-3a,6a,8b-9; Mzm. 89:21-22,25,27; Why. 1:5-8; Luk. 4:16-21

Dimulai dari sebuah tradisi Paskah Yahudi yang merupakan persiapan bagi Paskah Kristen: Kristus, anak domba Allah, dikorbankan (di salib), lalu disantap (Perjamuan Kudus) dalam rangka Paskah Yahudi (Pekan Suci), Kristus membawa keselamatan bagi seluruh dunia. Dan atas perintah-Nya, maka hari ini menjadi peringatan bagi kita semua, kita merayakannya sebagai hari raya bagi TUHAN turun-temurun. Sebuah tradisi yang telah dirayakan sebagai ketetapan untuk selamanya. Hari Kamis Putih, Peringatan Perjamuan Malam Terakhir harus disikapi dengan hormat, memeriksa diri, dan memperhatikan sungguh-sungguh misteri-misteri serta pokok-pokok iman yang dilambangkannya, yaitu pendirian Sakramen Ekaristi, Sakramen Imamat dan perintah Yesus mengenai Cinta Persaudaraan.

Dalam suasana yang tidak jauh berbeda dengan tahun yang lalu, mereka yang hadir di Gereja dibatasi, maka sebagian besar umat masih mengikuti Misa secara online. Seperti bangsa Israel yang meninggalkan negeri Mesir, kita memperingatinya sebagai permulaan sejarah kehidupan dan pengalaman umat Allah dengan gaya hidup yang baru, gaya new-normal. Namun sekalipun melalui layar kaca, kita tetap hadir di hadapan-Nya dengan berpakaian pesta, pakaian yang layak, seraya memadahkan Antifon Pembuka: “Selayaknya kita berbangga dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus!” (Gal. 6:14).

Peristiwa dramatis pembasuhan kaki murid-murid-Nya dilakukan Yesus untuk mempertunjukkan kepada mereka betapa besar kasih-Nya kepada mereka. Selain itu Yesus ingin memberikan gambaran tentang pengorbanan diri-Nya, sekaligus menyampaikan kebenaran bahwa Dia meminta kita, para murid-Nya untuk saling melayani dengan kerendahan hati. Ini sungguh bertentangan dengan tawaran dunia di mana banyak orang berusaha menempatkan dirinya di atas orang lain, supaya dilayani, baik keperluan dan keinginan pribadinya. Karena keinginan untuk menjadi yang terbesar senantiasa menggoda setiap orang, perbuatan-Nya mengingatkan agar kita sadar bahwa keinginan untuk menjadi yang pertama atau lebih unggul dan dihormati lebih dari orang lain adalah bertentangan dengan sifat Tuhan kita. Di saat Yesus tahu bahwa segala sesuatu sudah diserahkan Bapa kepada-Nya dan kita menyadari bahwa Dia sungguh-sungguh berasal dari Allah, justru Yesus sendiri mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa seorang hamba yang hadir di tengah kita sebagai pelayan. Inilah corak keilahian kristiani: kebesaran dan kemuliaan yang berarti menjadikan diri kecil dan melayani dengan rendah hati. Kemuliaan Allah adalah Kasih-Nya! Dan mengasihi berarti melayani dengan perbuatan dan dalam kebenaran (Flp. 2:7; Luk. 22:27; 1Yoh. 3:18).

Karena anugerah kebaikan-Nya itu kita diundang untuk mengucap syukur dengan mengangkat piala keselamatan dan menyerukan nama-Nya dalam Ekaristi. Perjamuan Kudus bermuatan kasih yang begitu mendalam dari Kristus kepada umat manusia, bukan sebuah ajang pencitraan diri dan pemanfaatan kesempatan. Perjamuan Kudus yang makna sesungguhnya terutama adalah Tubuh Kristus yang dipecah-pecahkan dan Darah-Nya yang dicurahkan dalam peristiwa salib, serta lebih merupakan tanggapan umat terhadap tindakan kasih Allah yang telah menyadarkan kita bahwa keselamatan sudah digenapi melalui kematian dan kebangkitan-Nya, bukan sekedar upacara peringatan kematian dan kebangkitan yang biasa atas seseorang yang bernama Yesus. Perjamuan Kudus ini juga menjadi dasar bagi orang-orang percaya untuk saling mengasihi dengan meneruskan kasih Allah dalam Yesus Kristus kepada setiap orang. Dasar dan hasrat untuk membalas kasih Tuhan seharusnya adalah hidup dan berkarya bagi Tuhan, dengan mulai menikmati kehadiran Tuhan, mensyukuri dan menghargai hidup melalui peristiwa-peristiwa sehari-hari yang kita alami. (ek)

(Antonius Ekahananta – Awam Katolik Pengajar Misi Evangelisasi)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Evangelisasi:

Hak asasi: Kita berdoa bagi mereka yang mempertaruhkan hidupnya dengan memperjuangkan hak asasi di bawah kepemimpinan yang diktator, rezim otoriter dan bahkan negara demokrasi yang sedang krisis. Kami mohon…

Ujud Gereja Indonesia:

Para petugas bidang kesehatan: Semoga para petugas medis dan para peneliti bidang kesehatan dikaruniai keutamaan untuk selalu waspada, siap sedia, serta rela menolong sesama, terlebih dalam situasi darurat kesehatan. Kami mohon…

Ujud Khusus Tahun Santo Yoseph:

Perkenankanlah kami dilimpahi rahmat, seperti Santo Yoseph, untuk mengimani Sang Putera, yang diutus untuk memulihkan Kerajaan Allah, sampai menderita, Wafat dan Bangkit melampaui segala kenyamanan dunia. Kami mohon…

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s