Renungan Harian Misioner
Jumat, 02 April 2021
JUMAT AGUNG
Yes. 52:13 – 53:12; Mzm. 31:2,6,12-13,15-16,17,25; Ibr. 4:14-16; 5:7-9; Yoh. 18:1 – 19:42
Misi: Menapaki jalan Salib Kristus sebagai gerakan solidaritas kita demi bersama orang lain mengalami Salib Kemuliaan Kristus.
Saudara-saudari misioner yang terkasih.
Semua gema Sabda Tuhan hari ini, menghantar kita untuk sungguh masuk ke dalam kekuatan peristiwa Jumat Agung yang kita rayakan hari ini. Kita diajak untuk berjalan bersama Kristus dan mengalami semua kisah Penghinaan keji terhadap Kristus, yang hendaknya menjadi kisah kita semua yang percaya pada-Nya.
Begitu banyak rangkaian tindakan penghinaan keji yang diterima Yesus tanpa perlawanan. Dia ditangkap, dibelenggu, disiksa, dianiaya, ditampar, diludahi, diberi mahkota duri, diseret, ditelanjangi, dihakimi, dan diadili tanpa diberi kesempatan pada-Nya untuk membela diri.
Dari keseluruhan peristiwa sengsara dan wafat Yesus di kayu salib Injil Yohanes berani menegaskan kepada komunitasnya peristiwa pergantian realitas yang tak dapat disangkal dalam iman yakni Pergantian Salib sebagai hukuman mati dan penghinaan menjadi Salib yang membawa kemenangan, kehidupan dan kemuliaan.
Salib penghinaan dan hukuman yang dikenakan pada Diri Kristus, justru oleh Kristus diubah menjadi takhta kemenangan, takhta kehidupan dan kemuliaan.
Sesama saudara misioner yang terkasih dalam Kristus.
Tindakan penghinaan yang diterima Yesus hingga kematian-Nya, menjadi pintu masuk bagi penegasan iman kita bahwa tahapan dan ruang baru yakni kisah Allah melalui Kristus menunjukkan SOLIDARITASNYA kepada kita.
Injil Yohanes hari ini mengajak kita untuk melihat bahwa Peristiwa Salib Kristus bukan sebatas penghinaan terhadap Putra Allah yang tidak berdosa melainkan suatu Kisah bahwa Allah melalui Kristus mau senasib dengan kita, rela memberi diri sehabis-habisnya berbagi hidup dengan kita secara sempurna untuk menanggung seluruh beban kehinaan kita akibat dosa.
Kisah Sengsara dan Wafat-Nya bukan akhir dari segala cerita dan jalan Salib-Nya melainkan merupakan pintu mulia untuk memasuki ruang kemenangan, takhta kemuliaan dan kehidupan. Yesus dengan solidaritas-Nya yang sempurna tidak bermaksud agar setiap orang yang percaya terus meratapi diri sebagai pendosa, sebagai pribadi yang hina serta menderita karena dosa, melainkan Yesus mau menegaskan bahwa melalui Salib-Nya Dia rela menanggung semua beban dosa kita, Dia merasa senasib dan sepenanggungan dengan kita, dan membawa kita melalui Salib derita-Nya agar kita masuk dan mengalami Salib kemuliaan.
Hari ini Yesus mau memberi pesan iman kepada kita bahwa betapa mahal dan tingginya kemenangan iman, kehidupan dan kemuliaan. Betapa tinggi dan mahalnya harga sebuah solidaritas yang tulus dan murni harus dibayar dengan penyerahan hidup agar bisa memperoleh hidup yang baru dan kemuliaan.
Saudara-saudari misioner yang terkasih.
Hari ini Yesus berseru dari atas salib-Nya untuk menyerahkan kita kepada Bunda Maria dan menjadikan kita saudara-saudari-Nya. Dia mau mengajak kita tetap berdiri di bawah Kaki salib derita kita dan terus menatap dan menyerahkan diri pada Salib Kemuliaan-Nya.
Hari Ini dari atas Salib-Nya, Yesus berseru kepada kita: “Aku haus”. Yesus haus akan kesetiaan kita, haus akan pemberian diri kita kepada sesama yang menderita, haus akan pertobatan kita, haus akan pengorbanan kita pada perkembangan iman dan perkembangan GerejaNya.
Yesus hari ini berseru dari atas Salib-Nya: Sudah selesai. Kuasa dosa dan penghinaan karena dosa telah berakhir, hari ini kesombongan dan kecongkakan, egois dan keserakahan telah berakhir dan kini tiba saatnya Kasih, pengampunan, solidaritas serta kesetiaan menjadi kekuatan untuk masuk ke dalam kemenangan, kehidupan dan kemuliaan. Amin.
(RP. Hiasintus Ikun, CMF – Dirdios KKI Keuskupan Palangkaraya)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Evangelisasi:
Hak asasi: Kita berdoa bagi mereka yang mempertaruhkan hidupnya dengan memperjuangkan hak asasi di bawah kepemimpinan yang diktator, rezim otoriter dan bahkan negara demokrasi yang sedang krisis. Kami mohon…
Ujud Gereja Indonesia:
Para petugas bidang kesehatan: Semoga para petugas medis dan para peneliti bidang kesehatan dikaruniai keutamaan untuk selalu waspada, siap sedia, serta rela menolong sesama, terlebih dalam situasi darurat kesehatan. Kami mohon…
Ujud Khusus Tahun Santo Yoseph:
Perkenankanlah kami dilimpahi rahmat, seperti Santo Yoseph, untuk mengimani Sang Putera, yang diutus untuk memulihkan Kerajaan Allah, sampai menderita, Wafat dan Bangkit melampaui segala kenyamanan dunia. Kami mohon…
Amin