Renungan Harian Misioner
Minggu, 09 Januari 2022
PESTA PEMBAPTISAN TUHAN
Yes. 40:1-5,9-11; Mzm. 104:1b-2,3-4,24-25,27-28,29-30; Tit. 2:11-14; 3:4-7; Luk. 3:15-16,21-22
Pembaptisan Yesus oleh Yohanes adalah teks yang membuat risih. Mengapa? Sebab, baptisan Yohanes adalah tanda pengampunan dosa. Padahal Yesus sama dengan manusia dalam segala hal, kecuali dalam hal dosa! Tetapi, karena kejadian ini kokoh secara historis, para penginjil harus menceritakannya. Seperti biasa, Markus yang paling gamblang. Matius mengatakan bahwa Yohanes awalnya ‘menolak’: dialah yang seharusnya dibaptis oleh Yesus. Penginjil Yohanes tidak menceritakannya, sebab ia menekankan peran Yohanes sebagai saksi Yesus, bukan yang membaptis-Nya. Lukas juga merasa “risih”. Itu jelas dari injil hari ini: Yohanes sudah dimasukkan ke dalam penjara oleh Herodes (ay. 20). Baru setelah itu (ay. 21) dikatakan bahwa “ketika Yesus juga dibaptis”. Tidak jelas oleh siapa. Apa maksud Lukas?
Pertama, Yohanes Pembaptis adalah akhir periode Israel (PL). Karyanya berakhir, sebelum Yesus tampil (PB). Keduanya tidak pernah bersua-muka, selain saat mereka masih dalam kandungan, saat bunda mereka berjumpa (Luk. 1:41,44). Dengan itu, Lukas secara tegas memisahkan zaman Israel (yang berakhir dengan Yohanes) dengan zaman Kerajaan Allah (yang dimulai dari pelayanan Yesus). Yohanes hanya dilihat sebagai tokoh pendahulu, yang menyiapkan kedatangan Tuhan (1:17, 76), tanpa perlu berjumpa dan membaptis-Nya. Yesus jauh lebih mulia dari Yohanes, baik dari segi kedudukan (Yohanes tidak layak bahkan untuk menjadi hamba-Nya (bdk. ay. 16) maupun dari segi karya-Nya (baptisan air vs baptisan dalam Roh Kudus dan api). Kelak juga ditegaskan bahwa baptisan Yohanes saja tidak cukup untuk menjadi pengikut Yesus (bdk. Kis. 19:3-5).
Kedua, Yesus mulai berkarya, saat Yohanes dipenjarakan Herodes. Periode karya keduanya memang Lukas pisahkan, tetapi nasib akhir mereka berkaitan. Nasib Yohanes yang dipenjarakan dan dibunuh Herodes, si penguasa politik ‘asing’ (ia bukan orang Yahudi), menjadi pratanda nasib akhir yang akan menimpa sang Mesias, yang juga akan wafat di tangan para penguasa agama yang berkoalisi dengan Pilatus, si petinggi politik kafir.
Ketiga, Yesus sedang berdoa saat dibaptis (ay. 21). Doa adalah salah satu tema khas injil Lukas. Yesus mengawali pelayanan-Nya, juga peristiwa-peristiwa penting dalam hidup-Nya, dengan doa (bdk. Luk. 6:12; 9:18, 28; 22:41; 23:46). Ia selalu bersatu dengan Bapa dalam mewujudkan karya keselamatan. Dengan itu, Yesus juga menjadi teladan bagi jemaat-Nya, baik dahulu (bdk. Kis. 1:14; 2:42) maupun kini. Saya dan Anda diajak-Nya untuk selalu melihat pelayanan kita sebagai bagian dari karya Bapa, sekaligus untuk terus memohon bimbingan, kekuatan dan penyertaan-Nya.
Keempat, doa Yesus membuka langit, Roh Kudus turun dan Bapa memaklumkan Dia sebagai Anak kekasih-Nya (ay. 21-22). Ayat ini amat trinitaris. Dosa Adam menutup langit, Doa Anak membukanya kembali, secara definitif. Mengapa? Sebab dengan itu, Roh Kudus yang dahulu berkarya dalam diri Sang Anak, sekarang terus berkarya dalam diri kita anak-anak Bapa yang percaya kepada Sang Anak itu. Inilah saatnya Saya dan Anda membarui janji dan komitmen baptis kita!
(Hortensius Mandaru – Lembaga Alkitab Indonesia Jakarta)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Persaudaraan sejati
Kita berdoa untuk mereka yang menderita karena perundungan dan diskriminasi agama; semoga hak asasi dan martabat mereka diargai karena sesungguhnya kita semua bersaudara sebagai umat manusia. Kami mohon…
Ujud Gereja Indonesia: Menangkal hoaks
Kita berdoa, semoga di tengah simpang-siurnya informasi, gosip dan hoaks yang memancing emosi, kita tetap menanggapinya dengan hati lembut dan akal sehat. Kami mohon…
Amin