Renungan Harian Misioner
Sabtu Pekan IV Prapaskah, 02 April 2022
P. S. Fransiskus dr Paola
Yer. 11:18-20; Mzm. 7:2-3,9bc-10,11-12; Yoh. 7:40-53
Nabi Yeremia mengalami banyak kesusahan dalam hidupnya. Ini terlihat dalam tulisan-tulisannya. Salah satunya adalah yang kita baca hari ini, di mana Tuhan memperlihatkan kepadanya bahwa ada sekelompok orang yang bersekongkol untuk merancangkan kematiannya. Kebencian mereka disebabkan oleh teguran sang nabi yang selalu menyingkapkan dosa-dosa mereka karena berhala yang dilakukan oleh orang-orang Anatot (kota asal Yeremia) itu. Niat jahat mereka itu begitu kejamnya, sampai-sampai mereka ingin ‘membinasakan pohon itu dengan buah-buahnya dan melenyapkannya dari negeri orang-orang hidup, sehingga namanya tidak diingat lagi.’ Ungkapan yang mengandung arti akan menghabisi sang nabi dengan tuduhan kejam bahwa ia hanyalah seorang nabi palsu dan mencelanya sedemikian rupa sehingga nama baik nabi itu rusak dan orang tidak mempercayai nubuat-nubuatnya lagi.
Kisah yang mirip dalam Injil hari ini, merupakan kelanjutan dari kisah sebelumnya tentang perdebatan asal-usul Yesus. Kebencian imam-imam kepala dan orang-orang Farisi kepada Yesus juga berakhir pada persekongkolan untuk membunuh-Nya, melenyapkan-Nya lewat kematian hina di atas kayu salib. Kesaksian dan undangan Yesus untuk datang kepada Mesias yang menjanjikan penghiburan dan kebahagiaan apabila mereka menerima Roh Kudus, telah menimbulkan perpecahan yang luar biasa di kalangan pendengar-Nya (lih. Yoh. 7:37-38).
Kelompok pertama adalah orang-orang yang menyadari bahwa Yesus hanyalah seorang nabi saja (ay. 40). Mereka cuma melihat asal kemanusiaan yang menutupi keilahian-Nya, dan menjadi heran pada pengetahuan yang dimiliki-Nya, padahal Yesus tidak berguru kepada siapa-siapa (Yoh. 7:14-18).
Kelompok berikutnya berpendapat bahwa Yesus adalah Mesias (ay. 41), mereka ini mengenali-Nya sebagai Mesias dan sadar bahwa yang dijanjikan-Nya bukanlah keuntungan-keuntungan lahiriah, melainkan anugerah penghiburan serta pengudusan dalam Roh yang akan datang ketika Yesus dimuliakan. Walaupun tetap saja sebagian dari masih bersikap ingin menjadikan Yesus sebagai Mesias, raja penyelamat, mengingat Yesus adalah keturunan Daud, Raja mereka yang besar.
Kelompok yang lain lagi, adalah mereka yang dengan keras tidak menerima bahwa Yesus adalah Mesias (ay. 42). Mereka ini orang-orang yang tahu masa muda-Nya, yakin Yesus lahir di Nasaret, bahkan ibu-bapa-Nya mereka kenal, sehingga bagi mereka mustahil kalau Dia adalah Mesias. Anehnya, latar belakang yang mereka ungkapkan untuk membuktikan bahwa Dia bukan Mesias, justru menjadi bukti kuat bahwa memang Dialah Mesias itu (bdk. Mzm. 89:3-4, Mi 5:1).
Para imam kepala dan orang Farisi, serta sejumlah orang lagi membentuk kelompok sendiri yang ingin menangkap Yesus, tetapi tidak berani (ay. 44), sehingga mereka menggunakan kekuasaannya dengan memerintahkan penjaga Bait Allah untuk menangkap Yesus. Namun penjaga-penjaga itu justru menjadi segan karena takjub mendengar ajaran Yesus. Akibatnya mereka dituduh oleh para pemimpin agama, bahwa mereka telah disesatkan oleh ajaran Yesus. Kesombongan para pemimpin ini membuat mereka meremehkan tanggapan orang awam dan menutup mata hati mereka untuk mengenali kebenaran.
Ada juga seorang dari para pemimpin agama itu yang bernama Nikodemus. Dialah yang datang kepada Yesus pada malam hari (Yoh. 3:1-21). Nikodemus dengan bijak membantah rekan-rekannya berdasarkan hukum mereka sendiri dan berdasarkan kaidah hukum yang berlaku umum, bahwa orang tidak boleh dihukum tanpa didengar penjelasannya terlebih dahulu. Dia mengusulkan agar sebaiknya Yesus diminta datang untuk memberi penjelasan tentang diri-Nya serta ajaran-Nya sendiri. Tanpa menanggapi peringatan Nikodemus, para pemimpin itu justru mencela Nikodemus dan menuduhnya sebagai ‘pembela’ Yesus. Namun lewat kesederhanaan, keterusterangan dan kejujuran Nikodemus, persekongkolan jahat mereka bubar begitu saja. Waktunya belum tiba, dan rancangan keselamatan Allah tetap teguh mengalahkan rencana-rencana jahat manusia.
Sikap Nikodemus ini memberi contoh, bagaimana seharusnya orang yang percaya kepada Kristus, tetap setia untuk melayani dan menjadi saksi-Nya sekalipun berada dalam kumpulan orang yang menentang Yesus. Bukan dengan keluar meninggalkan kelompok itu, melainkan dengan bijaksana menggunakan segala kesempatan untuk mengakui dan memuliakan Dia. Melalui diri Nikodemus ini kita diajar bahwa setiap orang yang percaya kepada Yesus, menerima Roh Kudus yang akan memampukannya untuk tetap setia pada kebenaran-Nya dan berani bersaksi dengan hikmat dan kebijaksanaan yang dianugerahkan-Nya.
Jika kita berada di ’sana’ pada waktu itu, akan berada di kelompok manakah aku? (ek)
(Antonius Ekahananta – Awam Katolik Pengajar Misi Evangelisasi)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Tenaga kesehatan
Kita berdoa untuk para tenaga kesehatan yang melayani orang sakit dan lansia, terutama yang berada di negara-negara miskin; semoga mereka mendapat dukungan yang memadai dari negara dan komunitas setempat.
Ujud Gereja Indonesia: Bersikap terhadap konsumerisme
Kita berdoa semoga kita tetap bersikap sederhana dan tidak tergoda untuk memiliki barang yang tidak kita perlukan di tengah gelombang konsumerisme yang mendikte dunia.
Amin