Ketegangan Di Ruang Perjamuan

Renungan Harian Misioner
Selasa Dalam Pekan Suci, 12 Maret 2022
P. S. Sabas dr Goth

Yes. 49:1-6; Mzm. 71:1-2,3-4a,5-6b,15,17; Yoh. 13:21-33,36-38

Ketika Yesus dan para murid-Nya berada di ruang perjamuan, ketegangan mulai terjadi.  Dengan sangat terharu Yesus berkata: “Sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.”  Para murid  saling berpandangan dan Yudas meninggalkan ruang perjamuan. Pada waktu itu hari sudah malam.

Bukan tanpa alasan pengarang Injil menutup perikop ini dengan kata: “Pada waktu  itu hari sudah malam.” Yohanes ingin mengatakan bahwa perginya Yudas meninggalkan ruang perjamuan merupakan pertanda bahwa ia sedang berjalan meninggalkan Sang Terang menuju  kegelapan. Yesus telah mengatakan hal ini sebelumnya kepada para murid-Nya bahwa manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang (Yoh. 3:19) dan barangsiapa berjalan dalam kegelapan, ia tidak tahu ke mana ia pergi (Yoh. 12: 35).

Tidak diceritakan dalam teks ini tentang pengkhianatan Yudas dan penyangkalan Petrus terhadap Yesus. Tetapi kita semua tahu bahwa akhir hidup Yudas menjadi sangat memilukan. Kematiannya pun sangat tragis. Dia menjadi tanda yang bertentangan. Hanya demi 30 keping uang perak, ia telah menyerahkan Yesus yang sangat mencintai-Nya kepada orang-orang jahat. Ia merupakan tamu undangan terhormat, mencicipi jamuan makan, tetapi pada saat yang sama mengangkat kaki terhadap tuan rumah. Demikian juga halnya dengan Petrus. Dia menyangkal Yesus sampai tiga kali. Seolah-olah dia tidak mengenal-Nya. Padahal sudah bertahun-tahun dia ada bersama-Nya. Baik Yudas maupun Petrus menjadi simbol  kegagalan manusia dalam menanggapi kasih ilahi. Hanya bedanya, Petrus bertobat sedangkan Yudas menggantung diri.

Berhadapan dengan ketegangan, Yesus tetap tenang. Mengapa? Karena Ia sudah tahu bahwa saat-Nya memang akan tiba.  Ia mengatakan yang ketiga kalinya kepada para murid-Nya bahwa Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah (Mat. 20: 18-19). Ia sudah tahu jauh hari bahwa untuk menuju kemuliaan, Ia harus mengalami banyak kesengasaraan. Itu sebabnya, dengan gagah berani Ia berjalan menuju Yerusalem, walau di sana Ia akan diserahkan.

Peristiwa di “ruang atas” ini kiranya mengajar kita bahwa “kesadaran” penuh akan misi hidup kita di dunia ini dapat meredakan ketegangan di dalam batin kita. Tidak hanya itu, “kesadaran” bahwa tiada kemuliaan tanpa salib kiranya membuat kita tetap berani melangkahkan kaki menuju Yerusalem kehidupan kita.

(RP. Anton Rosari, SVD – Imam Keuskupan Bogor)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Tenaga kesehatan

Kita berdoa untuk para tenaga kesehatan yang melayani orang sakit dan lansia, terutama yang berada di negara-negara miskin; semoga mereka mendapat dukungan yang memadai dari negara dan komunitas setempat.

Ujud Gereja Indonesia: Bersikap terhadap konsumerisme

Kita berdoa semoga kita tetap bersikap sederhana dan tidak tergoda untuk memiliki barang yang tidak kita perlukan di tengah gelombang konsumerisme yang mendikte dunia.

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s