Renungan Harian Misioner
Kamis Dalam Oktaf Paskah, 21 April 2022
P. S. Anselmus
Kis 3:11-26; Mzm 8:2a.5.6-7.8-9; Luk 24:35-48
PERLUNYA DERITA: Kalau sekarang ini, yaitu tahun 2022, mungkin sekali kita mudah saja “membaca, bahwa Yesus wafat di salib dan dibangkitkan pada hari ketiga”. Namun, sadarilah bahwa bahkan sekarang ini pun, banyak di antara kita meratap berkepanjangan, ketika saudari atau saudara kita harus kita saksikan meninggal karena pandemi ini. Artinya, kita dapat memasukkan dalam doa: Wafat dan Kebangkitan Yesus Kristus. Tetapi, bacalah perlahan-lahan, kontemplasikan pengalaman Petrus di rumah Imam Agung dan rasa-rasakan Yohanes menggandeng Ibu Maria, yang meratap menyaksikan Anaknya disiksa para prajurit. Tidak ringan. Tentu saja kita diajak untuk berseru “Alleluia” pada hari Paskah. Namun marilah kita menghayatinya bersama dengan duka di Taman Zaitun mengusap air mata Yesus yang bagai berdarah dan penyiksaan di Yerusalem.
Duka derita yang dikisahkan Kis. 3:11-26 memang diwarnai gairah ceramah Petrus; tetapi jangan lupa, itupun melewati kesedihan seorang Petrus yang mengingkari Tuhannya dan lalu bertobat serta Yohanes yang berambisi kedudukan tinggi di Kerajaan Yesus, tetapi harus dihayati dengan kerendahan hati di bawah salib. Para Sahabat Kristus Terkasih, marilah kita merayakan Paskah bersamaan dengan kerendahan hati murid Kristus, yang mengakui dosanya, bersama dengan umat Israel, yang membantai Mesias.
REFLEKSIKAN: bagaimana Perayaan Kamis Putih, Jumat Suci, Sabtu Malam dan Minggu Paskah menyatu dalam iman kita: bukan hanya penuh sukacita, tetapi juga sarat dengan rasa tobat atas dosa, yang disucikan oleh Tuhan Yesus. Sesudah semuanya itu, mohonlah terang Roh, untuk memohon kerendahan hati dan terima kasih atas Kerahiman Allah.
LUKAS 25: 35-48: adalah Injil, yang sekaligus memperlihatkan, bagaimana beratnya langkah hati untuk percaya akan Kebangkitan Tuhan Yesus, namun juga syukur tidak terperi bahwa Sang Guru masih hadir di antara para murid, mengatasi duka derita dan Wafat. Artinya, betapa benar, apa yang sebelumnya dinubuatkan oleh Sang Sahabat, bahwa “perlulah Sang Kristus menderita untuk menebus dosa kita semua”. Seluruh perikop hari ini membuka mata para Rasul, betapa nyata persatuan Sang Putera dengan Bapa, dalam kemurahan hati bersatu dengan manusia, seraya mengosongkan Diri dari Kemuliaan Ilahi. “Mesias sungguh harus menderita untuk menyelamatkan kita”: kebenaran ungkapan itu hanya dapat kita pahami atas karunia rahmat dari Roh Allah. Oleh sebab itu, marilah kita berdoa: “Syukur kepadaMu Allah. Karuniakanlah Roh Ilahi, agar kami dapat menyambut misteri Penjelmaan dan Penebusan yang Maha Agung. Alleluia”.
(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Tenaga kesehatan
Kita berdoa untuk para tenaga kesehatan yang melayani orang sakit dan lansia, terutama yang berada di negara-negara miskin; semoga mereka mendapat dukungan yang memadai dari negara dan komunitas setempat.
Ujud Gereja Indonesia: Bersikap terhadap konsumerisme
Kita berdoa semoga kita tetap bersikap sederhana dan tidak tergoda untuk memiliki barang yang tidak kita perlukan di tengah gelombang konsumerisme yang mendikte dunia.
Amin