Renungan Harian Misioner
Rabu, 18 Mei 2022
P.S. Yohanes I
Kis. 15:1-6; Mzm. 122:1-2,3-4a,4b-5; Yoh. 15:1-8
Bacaan Injil hari ini mengisahkan Yesus yang menyatakan diri sebagai pokok anggur yang benar. Mengapa Yesus berbicara tentang dirinya sebagai pokok anggur yang benar? Gambaran pohon anggur adalah salah satu gambaran yang kaya untuk orang-orang Yahudi karena tanah Israel ditutupi dengan banyak kebun anggur. Gambaran itu juga memiliki konotasi religius. Yesaya berbicara tentang bani Israel sebagai “kebun anggur Tuhan” (Yes. 5:7). Yeremia berkata bahwa Allah telah menanam Israel “sebagai pokok anggur pilihan-Nya” (Yer. 2:21). Sementara pohon anggur menjadi simbol Israel sebagai sebuah bangsa juga digunakan dalam Kitab Suci sebagai suatu tanda kemerosotan rohani dan moral. Nubuat Yesaya berbicara tentang Israel sebagai kebun anggur yang “menghasilkan buah anggur liar” (Yes. 5:1-7). Yeremia berkata bahwa Israel telah menjadi “pohon anggur yang berbau busuk dan liar” (Yer. 2:21). Singkatnya, dalam Perjanjian Lama kebun anggur atau pokok anggur seringkali digunakan sebagai kiasan untuk Israel yang sangat diperhatikan oleh Allah tetapi tidak menghasilkan buah (Hos. 10:1; Yer. 6:9; Yeh. 15).
Kiasan pokok anggur yang sama digunakan oleh Yesus bagi diri-Nya tetapi dengan menambahkan kata sifat “yang benar”. Dengan demikian, Yesus bersama murid-murid-Nya (ranting-ranting-Nya) ditampilkan sebagai Israel benar yang menanggapi segala usaha Allah dengan menghasilkan buah. Ketika Yesus menyebut dirinya pokok anggur yang benar, Ia menjelaskan bahwa tidak seorangpun dapat bertumbuh dalam kesuburan rohani dan kebaikan moral kecuali mereka berakar di dalam Allah dan firman-Nya. Relasi dan persatuan dengan orang-orang yang berpikiran spiritual tidak cukup dengan sendirinya. Orang harus berakar kuat di “Pohon Kehidupan” (Why. 22:1-2; Kej. 2:8-9), yaitu Bapa yang Kekal dan Anak-Nya, Tuhan Yesus Kristus. Yesus menyatakan suatu kebenaran yang hanya dapat dibuat oleh Allah. Dia adalah sumber kehidupan sejati yang menopang kita dan membuat kita berbuah dalam menjalani kehidupan berkelimpahan yang Allah sediakan bagi kita. Hanya melalui Yesus Kristus seseorang dapat sepenuhnya dicangkokkan ke dalam “kebun anggur Tuhan” yang sejati.
Yesus menawarkan hidup yang benar, yaitu hidup yang berkelimpahan yang berasal dari Allah dan yang menghasilkan buah yang banyak. Bagaimana pokok anggur menjadi berbuah? Penata anggur harus hati-hati memangkas pokok anggur sebelum dapat menghasilkan buah yang baik. Tanaman merambat secara khas memiliki dua jenis cabang, yakni cabang yang berbuah dan yang tidak berbuah. Ranting-ranting yang tidak berbuah harus dipangkas kembali dengan hati-hati agar pokok anggur menghemat daya hidup untuk menghasilkan buah yang baik. Yesus menggunakan gambaran ini untuk menggambarkan jenis kehidupan yang Ia hasilkan dalam diri mereka yang dipersatukan dengan Dia. Buah kehidupan yang dihasilkan oleh orang yang “melekat”pada Yesus adalah kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita oleh Roh Kudus” (Rm. 14:17). Yesus berkata tidak akan ada buah dalam hidup kita selain dalam persatuan dengan Dia (Yoh. 15:4). Buah yang Yesus bicarakan di sini adalah buah Roh Kudus (Gal. 5:22-23).
Kita tentu berkehendak untuk menjadi murid-murid (ranting-ranting) Yesus yang menghasilkan buah yang banyak. Untuk menghasilkan buah yang banyak, kita membutuhkan “pembersihan” yang tegas dan menyeluruh. Membersihkan berarti memotong beberapa ranting, dan ini dapat menyakitkan. Kecelakaan, sakit, kegagalan, kehilangan pekerjaan, kematian orang yang kita cintai dan berbagai peristiwa lain yang tak terduga dapat menyakitkan dan menyebabkan luka dalam hidup kita, serta membuat hidup kita berada dalam keadaan sedih dan sepi. Dalam situasi demikian, kita hendaknya yakin bahwa kita sedang dibersihkan demi sesuatu yang baru, demi hidup yang lebih terpusat pada Allah dan hal-hal yang dari Allah.
Tuhan Yesus berjanji bahwa kita akan menghasilkan banyak buah jika kita tinggal di dalam Dia dan mengizinkan Dia untuk membersihkan kita. Kita hendaknya membiarkan firman-Nya tinggal dalam diri kita, memenuhi budi dan hati kita, serta meresapi tingkah laku kita. Firman itu membersihkan kita. Tidak mungkin ada pemekaran hidup kristiani dan buah kalau kita tidak terus dibersihkan dari apa yang menghalangi. Apabila Firman Tuhan sungguh-sungguh diberi tempat dalam hati dan dituruti, halangan itu akan disingkapkan dan dihilangkan. Ketika Firman Tuhan tinggal di dalam kita dan kita tinggal di dalam Tuhan, hidup kita menjadi subur dan menghasilkan buah-buah kasih bagi sesama. Buah-buah itu adalah perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan seturut perintah Yesus. Hidup kita menjadi kreatif untuk kebaikan bersama. Yesus datang tidak hanya untuk tinggal dalam diri kita, tetapi juga untuk memberikan hidup kepada orang lain melalui diri kita. Marilah kita senantiasa tinggal di dalam Yesus supaya kita menghasilkan buah yang berguna bagi orang lain.
(RP. Silvester Nusa, CSsR – Dosen STKIP Weetebula, NTT)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Bagi Iman kaum muda
Kita berdoa untuk kaum muda yang dipanggil menjalani hidup dengan sepenuh-penuhnya; semoga dalam diri Maria mereka dapat belajar untuk mendengarkan, melakukan diskresi secara mendalam, mempunyai keberanian yang lahir dari iman, dan memberikan diri dalam pelayanan.
Ujud Gereja Indonesia: Menghayati doa rosario
Kita berdoa, semoga bersama Maria kita makin dapat merasakan kesederhanaan dan kedalaman doa rosario, dan mau rajin mendoakannya demi sesama yang memohon doa-doa kita.
Amin