Renungan Harian Misioner
Sabtu, 21 Mei 2022
P. S. Kristoforus dr Magallan
Kis. 16:1-10; Mzm. 100:1-2,3,5; Yoh. 15:18-21
Akhir-akhir ini, Asianews.it (05/03/2022) memuat berita tentang 10 imam dari Gereja Bawah Tanah di Cina yang hilang setelah ditangkap oleh polisi negara dalam periode Januari 2022 hingga berita itu diterbitkan. Di Cina ada dua kelompok Gereja, yaitu Gereja Resmi yang berafiliasi ke Pemerintah dan Gereja Bawah Tanah yang berafiliasi ke Vatikan-Roma. Imam-imam yang berafiliasi ke Vatikan inilah yang ditangkap polisi. Sementara itu, Catholicnewsagency.com juga melaporkan bahwa pada tanggal 11 Mei yang lalu, Kardinal Joseph Zen, uskup emeritus Hongkong, ditangkap oleh pihak berwenang setempat karena mendukung tumbuhnya gerakan demokrasi di negara itu. Dua berita itu menunjukkan bahwa hingga saat ini pun masih banyak pengikut Kristus yang menderita karena iman mereka. Kita tidak heran karena Yesus Kristus telah mengatakannya, seperti kita temukan dalam bacaan Injil hari ini, “Seorang hamba tidaklah lebih dari tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu.” (ayat 20).
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berpesan kepada para murid-Nya untuk mengingat apa yang telah menimpa diri-Nya apabila mereka dibenci oleh dunia, “Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku” (ayat 18). Dengan mengatakan hal itu, Yesus mau berpesan supaya para murid-Nya tetap setia kepada-Nya bila mereka mengalami kebencian oleh dunia. Siapa yang dimaksud dunia ini? Yaitu orang-orang yang tidak mengenal Yesus sebagai Penyelamat. Orang-orang ini ketika melakukan penganiayaan terhadap murid-murid Kristus tidak mengenal lagi belas kasihan karena mereka menyangka bahwa mereka berbuat bakti kepada Allah, “Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti kepada Allah” (Yoh. 16:2).
Kita bersyukur kepada Allah karena pemerintah menjamin kebebasan warganya untuk menghidupi imannya masing-masing. Tapi tak jarang kita mendengar di wilayah-wilayah tertentu ada umat Kristiani yang menderita karena penganiayaan entah ringan maupun berat. Pertanyaannya, bila hal itu terjadi pada kita, apakah kita tetap setia kepada Kristus?
Kita akan tetap setia kalau kita melekat erat pada Tuhan Yesus. Ia akan memberikan kekuatan dan ketabahan kepada kita seperti yang Ia janjikan, “Aku menyertai kamu senantiasa pada akhir zaman.” (Mat. 28:20).
(RP. Yakobus Sriyatmoko, SX – Magister Novis Serikat Xaverian di Wisma Xaverian Bintaro, Tangerang)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Bagi Iman kaum muda
Kita berdoa untuk kaum muda yang dipanggil menjalani hidup dengan sepenuh-penuhnya; semoga dalam diri Maria mereka dapat belajar untuk mendengarkan, melakukan diskresi secara mendalam, mempunyai keberanian yang lahir dari iman, dan memberikan diri dalam pelayanan.
Ujud Gereja Indonesia: Menghayati doa rosario
Kita berdoa, semoga bersama Maria kita makin dapat merasakan kesederhanaan dan kedalaman doa rosario, dan mau rajin mendoakannya demi sesama yang memohon doa-doa kita.
Amin