Renungan Harian Misioner
Rabu, 01 Juni 2022
P. S. Yustinus
Kis. 20:28-38; Mzm. 68:29-30. 33-35a. 35b.36c; Yoh. 17:11b-19
Pembaca RenHar KKI yang terkasih, Shalom!
Firman Tuhan pada hari pertama Bulan Juni ini, melukiskan tentang semacam ‘Upacara Perpisahan’ yang terjadi di antara Rasul Paulus dengan Jemaat di Efesus dan antara Tuhan kita Yesus Kristus dengan para murid-Nya. Di dalamnya suasana sedih dan haru yang terjadi, namun ada hal yang penting yang dilakukan baik oleh Rasul Paulus maupun oleh Tuhan kita Yesus Kristus sendiri, yang menegaskan kepada kita bahwa ‘sekalipun mereka de facto berpisah’ namun ‘secara rohani ternyata mereka tidak terpisahkan.’ Paulus berpisah dengan jemaat di Efesus, namun dia sama sekali tidak terpisahkan dengan jemaat itu. Demikian juga Tuhan kita Yesus Kristus berpisah dengan para murid-Nya, namun mereka pun sama sekali tidak terpisahkan. Bagaimana hal itu bisa terjadi?
Bapa pemersatu segala sesuatu
Diawali oleh Tuhan kita Yesus Kristus dalam ‘Amanat Perpisahan-Nya’ dan kemudian juga oleh Rasul Paulus dalam suasana yang sama, demikian Para Rasul dn Warga Jemaat Efesus yang ditinggalkan, dipercayakan kepada perlindungan Bapa pemersatu segala sesuatu. Tuhan kita Yesus Kristus berdoa bagi para murid-Nya, dan demikian Rasul Paulus berdoa bagi Jemaat di Efesus. Pokok doa untuk Jemaat dan untuk Para Murid Yesus ini adalah supaya mereka saling menjaga dan melindungi satu sama lain, agar tidak sampai lepas dari persekutuan dengan Allah dan dengan sesama saudara seiman, (Kis. 20:29. Yoh. 17:11b). Demikian, sekalipun mereka berpisah, namun di dalam Allah Bapa pencipta segala sesuatu dan di dalam kasih-Nya, yang pergi dan yang ditinggal “memang berpisah tetapi tetap tinggal dalam persekutuan alias tidak pernah terpisahkan!”
Pilar-pilar penjamin persekutuan
Melalui Doa yang disampaikan kepada Bapa sebelum perpisahan itu terjadi, baik Paulus maupun Tuhan kita Yesus Kristus memohon kepada Bapa supaya menjaga dan melindungi para murid dan Jemaat yang telah menjadi percaya kepada Yesus Kristus itu. Sejumlah ujud doa yang disampaikan, sesungguhnya juga merupakan pilar-pilar penopang persekutuan di antara para murid yang telah percaya tersebut. Jikalau para murid dan jemaat menghayati dan menghidupi pokok-pokok doa, yang disampaikan Rasul Paulus dan Tuhan kita Yesus Kristus kepada Bapa, niscaya mereka sekalipun berpisah, tetapi selamanya tidak akan terpisahkan.
Berikut ini adalah pokok-pokok doa yang menjadi pilar-pilar pemersatu para murid dan jemaat satu dengan yang lain dan dengan Yesus Kristus dan Bapa-Nya.
Pertama, Paulus menyerahkan Jemaat Efesus kepada Allah dan Firman-Nya, supaya dengan hidup menurut Firman Allah itu, Jemaat tetap hidup sebagai orang-orang kudus. Paulus mengingatkan Jemaat Efesus supaya saling membantu satu sama lain, dan tetap mengingat perkataan Tuhan Yesus (Kis. 20:32. 35).
Kedua, Yesus menyerahkan para murid-Nya kepada perlindungan “Nama Allah Bapa-Nya,” agar supaya dengan kuasa Sang Bapa para murid dapat tetap tinggal dalam persekutuan satu dengan yang lain dan dengan Yesus dan Bapa-Nya. Dan ketika para murid tetap berada di dalam persekutuan dengan Sang Bapa ini, yakni dalam Nama-Nya, maka mereka akan mendapatkan sukacita dan menyukakan hati Tuhan Yesus Kristus sendiri, (Yoh. 17:11b. 13).
Ketiga, Yesus telah memberikan Firman Sang Bapa itu kepada para murid-Nya. Dan ketika para murid itu menjadi pelaku Firman tersebut, maka akan tersedia perlindungan bagi mereka terhadap yang jahat (Yoh. 17:14-15).
Keempat, dengan menjadi pelaku Firman dan hidup di dalam kebenaran Firman itu, para murid masuk ke dalam persekutuan dengan Allah untuk hidup sebagai orang-orang yang dikuduskan, dan pengudusan itu memberi kepada mereka suatu status yang istimewa, yakni bahwa Allah memperhitungkan mereka ‘bukan lagi sebagai orang-orang dari dunia ini (Yoh. 17:16-17).
Demikian, sekalipun mengalami perpisahan dengan Yesus Kristus maupun dengan Para Rasul-Nya, ada jaminan bagi para murid dan jemaat yang telah percaya kepada Yesus, bahwa mereka sama sekali tidak akan terpisahkan dengan Yesus dan dengan Bapa-Nya, yaitu ketika mereka bertekun untuk hidup sebagai pelaku Firman Allah, hidup di dalam kekudusan, dan hidup dalam kebenaran.
Kelima, kepada para murid-Nya, Yesus mempercayakan tugas-perutusan yang Dia terima dari Bapa, dan supaya tugas-perutusan itu dapat dilakukan dengan baik, maka Yesus meminta Bapa-Nya untuk menguduskan para murid itu di dalam kebenaran, yang tidak lain adalah Firman-Nya (Yoh. 17:17-19).
Semoga apa yang didoakan Yesus untuk para murid-Nya tersebut di atas, juga dapat kita lakukan di dalam hidup kita, sehingga kita pun tidak terpisahkan dari Tuhan kita Yesus Kristus dan Bapa-Nya. Amin.
(RD. Marcel Gabriel – Imam Keuskupan Pangkalpinang)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Cinta keluarga Kristiani
Kita berdoa untuk keluarga-keluarga Kristiani di seluruh penjuru dunia, semoga mereka memiliki dan mengalami cinta tanpa syarat dan mengutamakan kesucian dalam menjalani hidup sehari-hari.
Ujud Gereja Indonesia: Pendidikan yang kritis
Kita berdoa, semoga lembaga pendidikan dan keluarga mendidik anak-anaknya agar dapat bersikap kritis dan realistis terhadap tawaran-tawaran palsu dan kemewahan di sosial media.
Amin