Dipanggil Menjadi Pewarta KASIH

Renungan Harian Misioner
Selasa, 28 Juni 2022
P. S. Ireneus

Am. 3:1-8; 4:11-12; Mzm. 5:5-6,7,8; Mat. 8:23-27; atau dr Ruybs

Banyak teman kita bernama ‘Irene’. Irene sendiri kata Yunani yang berarti ‘damai’. Pernah ada Ratu di Byzantium yang bernama Irene. Orang kudus yang dirayakan hari ini, berasal dari nama Santo Ireneus. Ireneus boleh menjadi leluhur penting kita. Ia adalah murid Polycarpus, yang adalah murid langsung dari Yohanes, murid terkasih dari Tuhan Yesus. Dari masa Perjanjian Lama, ‘urut-urutan’ pemuridan atau perguruan adalah simbol yang penting untuk memperlihatkan kait-kaitan batin. Dalam hal Ireneus, hanya sejengkal kalau mau diurutkan sampai ke Tuhan Yesus. Jadi orang dapat membayangkan, ‘bahwa ajarannya tidak jauh dari ajaran Guru Yesus’.  Mengingat, bahwa di zaman itu belum ada film atau potret atau printer, maka pengurutan berita pemuridan itu dapat membantu kita mendapat lukisan mengenai ‘apa agaknya yang memang kita warisi dari Tuhan Yesus melalui jalur yang dapat dipercaya’, seraya juga membuka kemungkinan bahwa ada kemungkinan orang mengakukan sesuatu dari Injil; padahal mungkin lebih merupakan caranya menafsirkan ajaran Musa atau Yohanes Pembaptis. Hal itu memperkuat proses Pewartaan Kabar Gembira, ketika Ireneus diutus menjadi rasul di Lyon, Prancis dan wafat karena jadi saksi Kristus. Selama tugas itu ia mewarta dengan rendah hati dan menyesuaikan diri dengan cara berkomunikasi dari orang-orang yang dilayani: latar belakangnya Yunani, tetapi mewarta dalam bahasa Prancis. Betapa berharganya komunikasi dengan bahasa, yang  dapat membangun relasi mendalam dengan partner-partner hidup kita. Juga di masa sekarang.

REFLEKSI KITA: sejauh manakah kita berusaha membangun komunikasi iman dengan rekan-rekan kita? Dalam hal ini, otoritas tertinggi ada di tangan Tuhan, Pemberi pengutusan perdana.

Melalui Amos 3:1-8.4:11-12 perwahyuan Perjanjian Lama memperlihatkan, bagaimana anak-cucu Abraham-Ishak-Yakub dituntun Tuhan keluar dari tanah tertindas untuk memasuki Tanah Terjanji. Peristiwa itu tidak hanya melukiskan perjalanan fisik atau geografis dan perjumpaan antar suku atau pergulatan kuliner, tetapi melukiskan “Jalan Bersama dari Tuhan Bersama Tuhan dan menuju kepada Tuhan”. Sayang, umat Israel tidak selalu setia kepada Penyelamat mereka. Oleh sebab itu, mereka diundang untuk bertobat, kembali berjumpa dengan Allah. Apapun juga jalan berkelok-kelok yang harus ditempuh dalam ziarah iman itu, yang mengutus adalah Tuhan sendiri dan Dia pula yang menjadi tujuan dasar dari “Jalan Bersama” itu.

REFLEKSI KITA: sejauh manakah dalam perjalanan hidup kita senantiasa mencari arah Allah; dan bukan hanya asal jalan atau mencari kesenangan kita sendiri atau ‘klub kita sendiri’. Jangan melupakan komunikasi dengan Malaikat, yang dikirim Allah untuk mendampingi, agar perjalanan kita berlangsung dengan selamat.

Perjanjian Baru, melalui Mat. 8:27-33 memperlihatkan, bagaimana para rasul sibuk dengan diri sendiri dan persekutuannya; bahkan merepotkan diri dengan alam di sekitarnya. Oleh sebab itu, taufan merusuhkan hati dan komunitasnya. Mereka menjadi bingung, ketika hidup penuh dengan bahaya karena aneka taufan. Padahal, Tuhan berkali-kali memberikan pengalaman, betapa kesejahteraan mereka menjadi keprihatinan-Nya; jadi semestinya, mereka harus percaya dan tidak perlu sangsi, bahwa keselamatan umat itu menjadi keprihatinan Allah. Iman akan Penyelenggaraan Ilahi merupakan modal paling berharga dalam ziarah hidup, yang sampai sekarang pun sering dilanda wabah, taufan, krisis pangan, konflik budaya serta krisis politis dan gaduh religius. Dalam seluruhnya itu, kepada kita diberikan pegangan: “Iman akan Penyelenggaraan Ilahi”. Doakan “Bapa Kami”.

Kita dipanggil untuk menjadi pewarta kasih sayang Bunda dan Anak-Nya untuk memberikan tanda dan sarana kasih sayang sampai risiko yang sebesar-besarnya. Bunda Maria, doakan kami. Santo Yusuf doakan kami. Tuhan Yesus, jadilah Pengantara kami. Roh Kudus, limpahilah kami dengan Spirit Kasih. Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah Nama-Mu.

(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)

DOA PERSEMBAHAN HARIAN

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Cinta keluarga Kristiani

Kita berdoa untuk keluarga-keluarga Kristiani di seluruh penjuru dunia, semoga mereka memiliki dan mengalami cinta tanpa syarat dan mengutamakan kesucian dalam menjalani hidup sehari-hari.

Ujud Gereja Indonesia: Pendidikan yang kritis

Kita berdoa, semoga lembaga pendidikan dan keluarga mendidik anak-anaknya agar dapat bersikap kritis dan realistis terhadap tawaran-tawaran palsu dan kemewahan di sosial media.

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s