04 Agustus 2022
Hotel Atanaya, Kuta Bali
Setelah misa pembukaan Pernas KKI IX, dilanjutkan dengan makan malam. Kemudian para peserta Pernas KKI IX kembali ke ruangan untuk mengikuti Wawan Hati bersama Mgr. Silvester San. Berikut beberapa isu dan poin penting yang diangkat dan dibahas Bapa Uskup dalam Wawan Hati bersama para Dirdios KKI se-Indonesia.

Tantangan Situasi Modern dan Era Globalisasi
Bapa Uskup mengingatkan pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sangat memengaruhi kehidupan manusia: pola pikir, perilaku dan gaya hidup. Sisi positif memberi kemudahan akses informasi dan pengetahuan melalui internet. Juga menciptakan situasi kerja yang efektif dan efisien. Sisi negatif yang dahsyat menciptakan ketergantungan manusia termasuk anak-anak. Akibatnya anak-anak menjadi malas, kurang tekun dan bermental instan. Bahaya lain: individualistis, hedonistis dan konsumeristis. Jika informasi yang diakses negatif, anak-anak kita berada di ambang kehancuran: pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, tindakan kriminalitas, pornograi, budaya kekerasan. Berita hoaks berpotensi membuat anak-anak berpikiran sesat dan menghantar ke perilaku yang menyimpang.

Gereja Tidak Boleh Tinggal Diam
Menurut Mgr. Silvester San, penting dilakukan pembinaan dalam menggunakan media sosial. Gereja harus hadir di tengah anak-anak dengan segala persoalan dan situasi. Gereja harus berjuang sekuat tenaga untuk membentengi dan menyelamatkan anak-anak dari gempuran globalisasi dan modernisasi. Untuk menjawab situasi maka karya pastoral anak menjadi sangat penting dan urgen. Bapa Uskup memuji dan mengapresiasi Sekami (Serikat Kepausan Anak dan Remaja Misioner). Gerakan Sekami dirasakan cukup menggeliat dan sudah berakar di banyak keuskupan. Anak-anak pada usia dini adalah usia emas, perlu ditanamkan nilai-nilai kebaikan, kehidupan, dan nilai-nilai iman Katolik. Wadah Sekami diharapkan dapat membentengi anak-anak dengan bekal iman yang cukup untuk menjadi generasi penerus Gereja yang hadal, tokoh-tokoh awam yang berpengaruh baik. Diharapkan juga dari Sekami lahir panggilan untuk menjadi imam, biarawan/wati. Selain itu diharapkan ada regenerasi pendamping anak-anak Sekami, yang usianya sudah menginjak remaja. Calon pendamping diikutkan dalam SOMA “School Of Missionary Animators”.

Bapa Uskup menambahkan bahwa Karya Kepausan Indonesia mengajak anak-anak untuk bermisi sejak dini. Moto Sekami: “Children helping children”, dengan semangat 2D2K: Doa Derma Kurban Kesaksian. Semboyan “Children helping children” dan 2D2K perlu terus dikembangkan untuk menanamkan kepedulian anak terhadap sesamanya, lebih-lebih pada anak-anak yang berkekurangan.

“Anak-anak yang telah menerima sakramen baptis juga adalah misionaris yang diutus ke mana mereka berada.” Mgr. Silvester San mengingatkan penting sebagai anggota Gereja kita melepas kepentingan diri sendiri, melepas keegoisan dan siap melayani sesuai apa yang dibutuhkan oleh lingkungan di mana kita berada. Maka, penanaman jiwa misioner sejak dini harus terus dilakukan terutama di Gereja lokal. Sekami perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Metode dan materi pembinaan perlu dievaluasi dan dikritisi lagi, agar lebih aktual dan sesuai dengan tuntutan zaman.
Kerjasama dengan Komisi-Komisi Konferensi Waligereja Indonesia
Bapa Uskup menghimbau agar KKI perlu bekerjasama dengan komisi-komisi KWI, seperti Komisi Keluarga, Komisi Komunikasi dan Sosial (Komsos). Bersinergi dengan Komisi Keluarga dalam kaitan pendidikan iman anak, karena keluarga adalah pendidik utama dan pertama untuk anak. Bekerjasama dengan Komisi Komsos agar dapat mendampingi anak dalam penggunaan medsos dengan bijaksana.

SEKAMI – Salah Satu Tiang Gereja Katolik
Barisan anak Sekami adalah salah satu tiang Gereja, karena mereka adalah masa depan Gereja. Maka mereka harus kita jaga dan perhatikan demi menumbuhkan dan mengembangkan hidup rohani dan imannya. “Jangan pernah lelah melayani anak-anak,” pesan Mgr. Silvester San. “Jika Sekami sebagai wadah pastoral anak sudah sangat mengakar di keuskupan-keuskupan, maka akan menunjang tiga karya lain dari tiga Serikat Kepausan lainnya,” tambahnya.

Apresiasi dan Doa Untuk Biro Nasional Karya Kepausan Indonesia
Bapa Uskup memberikan apresiasi tinggi kepada Biro Nasional Karya Kepausan Indonsia, yang dengan tekun dan setia menjalankan tugas-tugas dari Bapa Suci, pewartaan Kabar Gembira di Gereja-Gereja lokal seluruh Indonesia. Bapa Uskup berharap melalui Pernas KKI IX para peserta mendapatkan pencerahan agar lebih giat lagi menjalankan karya misi di keuskupan masing-masing. Semoga juga Pernas KKI IX menghasilkan buah-buah kebaikan bagi Gereja Indonesia dan Gereja universal.

(Angel – Biro Nasional Karya Kepausan Indonesia)