Hari Ke-18
Selasa Biasa XXIX, 18 Oktober 2022
Pesta: S. Lukas, Penulis Injil
Bacaan: 2Tim. 4:10-17a
Injil: Luk. 10:1-9
“… tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya.”
(2Tim. 4:17a)
Hari ini, Gereja memperingati Santo Lukas, Penulis Injil. Lukas yang lahir di Antiokia dan bertobat, ikut bergabung dengan Paulus dan menemaninya dalam perjalanan misi ke Makedonia. Ketika Paulus ditangkap lalu ditahan dalam penjara, Lukas setia mengunjunginya. Lukas belajar banyak dari Paulus. Menurut Lukas, Kabar Gembira harus ditujukan kepada semua orang khususnya kepada orang-orang lemah dan hina dina, kepada kaum fakir miskin dan para pendosa. Maka, Injil Lukas biasa disebut “Injil Kerahiman Allah”.
Rasul Paulus dalam suratnya kepada Timotius memberikan pesannya yang terakhir. Ada banyak tantangan saat itu, termasuk karena teman-temannya meninggalkannya, kecuali Lukas yang setia menemani, menjadi teman sejati Paulus. Dalam berbagai tantangan yang dihadapi dalam mewartakan Injil, Paulus senantiasa mengandalkan Tuhan. Ia bercaya, bahwa Tuhan mendampingi dan memberikan kekuatan, sehingga ia dapat tetap setia dalam memberitakan Injil. Mungkin kita pun mengalami masa-masa sulit seperti Paulus dalam karya pelayanan yang kita lakukan. Adakah kita menemukan teman sejati yang menolong, menghibur dan memberi kekuatan di saat kita terpuruk? Kita bisa belajar dari Lukas, untuk menjadi teman bagi mereka yang terpuruk. Kita pun bisa belajar dari Paulus untuk senantiasa mengandalkan Tuhan, yang selalu setia mendampingi dan memberikan kekuatan dalam tugas perutusan kita masing-masing.
Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus menunjuk tujuh puluh murid, dan kemudian mengutus mereka berdua-dua. Ciri khas perutusan Yesus adalah berjalan bersama, saling berbagi untuk meneguhkan satu dengan yang lainnya. Tuhan Yesus juga berpesan agar tidak membawa pundi-pundi, bekal dan kasut. Tuhan menghendaki agar murid-murid-Nya bisa lepas bebas, tidak terikat dengan benda duniawi dan materi. Perutusan Tuhan Yesus ke tujuh puluh murid, juga menjadi perutusan kita. Oleh karena sakramen baptis yang kita terima, kita mendapatkan tugas perutusan tersebut. Dengan menyadari bahwa kita adalah misionaris Tuhan Yesus, kita memiliki tugas mewartakan cinta kasih Allah melalui perbuatan dan karya kita sehari-hari. Tugas perutusan ini berlaku di manapun kita berada.
Paus Fransiskus mengingatkan kita semua untuk bersedia terbuka pada Roh, dan menjalankan perutusan dengan sukacita. Ke manapun kita diutus, kita siap sedia, yaitu siap untuk menjadi saksi cinta kasih-Nya. Kita diutus untuk mewartakan betapa besar kasih Allah kepada umat manusia. Kasih yang adalah Putra-Nya sendiri, yaitu Yesus Kristus, yang telah rela menyerahkan nyawa-Nya demi menebus dosa-dosa kita semua.
Pesan Paus pada Hari Misi Sedunia 2022: Kristus yang pertama-tama dikirim sebagai Misionaris oleh Bapa (bdk. Yoh. 20:21), dan dengan demikian Dia adalah “Saksi kasih setia” Bapa (lih. Why. 1:5). Dengan cara yang sama setiap orang Kristiani dipanggil untuk menjadi seorang misionaris dan saksi Kristus.
Misi: Menjalankan misi universal sampai ke ujung bumi.
(Sr. Yohana Halimah, SRM – Biro Nasional Karya Kepausan Indonesia)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Gereja terbuka bagi setiap orang
Kita berdoa, semoga dengan berpegang pada iman yang teguh dan berani dalam mewartakan Injil, Gereja dapat menjadi komunitas persaudaraan dan solidaritas, yang terbuka, sambil selalu hidup dalam iklim kebersamaan yang sungguh khas gerejawi.
Ujud Gereja Indonesia: Gereja yang terlibat
Kita berdoa, semoga di tengah kesibukannya dalam urusan-urusan internal, Gereja terus memberikan diri, pikiran dan waktu untuk terlibat dalam persoalan masyarakat.
Amin
DOA ROSARIO MISIONER
DOA PEMBUKA
Marilah berdoa, (hening sejenak)
Allah Bapa yang Maha Pengasih,
Engkau mengutus Gereja untuk menghadirkan Kerajaan-Mu di tengah dunia dengan warta sukacita Injil dan perjuangan kesejahteraan segala makhluk. Bersama dengan Santa Perawan Maria, Bunda Putra-Mu Yesus Kristus, kami berdoa kobarkanlah semangat misioner umat beriman. Kuatkanlah dan bantulah kami supaya terus giat saling bekerja sama dan kreatif mewartakan kabar sukacita-Mu di tengah masyarakat, khususnya pada perayaan 400 tahun Kongregasi Penginjilan Bangsa-bangsa, 200 tahun Serikat Kepausan Pengembangan Iman, dan pada saat pemulihan dari pandemi Covid-19 ini.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan dan pengantara kami. Amin.
PERISTIWA SEDIH
1. Yesus berdoa kepada Bapa-Nya di surga dalam sakratul maut
“Ya, Bapa, jikalau Engkau berkenan, ambillah cawan ini dari hadapan-Ku, tetapi janganlah menurut kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mu yang terjadi.” (Mat. 26:39)
Intensi doa untuk Benua Asia (butiran manik warna kuning)
Ya Bapa, bersama Maria Bunda Evangelisasi, Bunda segala bangsa, kami berdoa bagi diri kami, orang-orang di Benua Asia yang mengalami banyak cobaan hidup. Kami berdoa untuk negara-negara yang mengalami bencana banjir bandang dan tanah longsor yang menyebabkan ribuan orang kehilangan rumah, tanaman dan ternak, serta kondisi jalan rusak parah sehingga tidak dapat diakses untuk layanan bantuan. Peliharalah dan bantulah kami semua agar mampu keluar dari himpitan beban dan kesulitan tersebut. Kami juga berdoa bagi negara-negara yang mengalami banyak persoalan di dalam negeri: konflik, pemberontakan, ancaman dan serangan ledakan bom, perebutan dan dominasi kekuasaan, serta juga hiperinflasi yang dikarenakan situasi genting akibat protes anti pemerintah. Semoga Engkau mendampingi para pejabat negara, penegak hukum maupun rakyat untuk bisa bahu-membahu bekerjasama menghadapi dan menyelesaikan masalah yang ada. Ingatkan kami untuk selalu berserah pada-Mu dan tetap tekun dalam doa di masa-masa pencobaan seperti ini, agar pengharapan dan iman kami tetap teguh dan terjaga. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan dan Juruselamat kami. Amin.
Ya Maria Bunda evangelisasi, Bunda segala bangsa, doakanlah dan lindungilah kami, anakmu!
2. Yesus didera
“Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan berlutut menyembah-Nya. Sesudah mengolok-olokkan Dia, mereka menanggalkan jubah ungu yang dipakai-Nya dan mengenakan lagi pakaian-Nya kepada-Nya.” (Mrk. 15:19-20a)
Intensi doa untuk Benua Australia & Oceania (butiran manik warna biru)
Ya Bapa, bersama Maria Bunda Evangelisasi, Bunda segala bangsa, kami berdoa bagi orang-orang di Benua Australia dan Oceania, khususnya bagi para pejabat pemerintahan dan pemegang otoritas penting pada setiap negara. Semoga dalam membuat dan menerapkan kebijakan penting, mereka tidak hanya sekadar memikirkan batas wilayah negara dan perbatasan mereka saja. Sudilah Engkau mendampingi mereka agar dalam menyusun kebijakan selalu didasari dengan semangat belas kasih, toleransi dan keberpihakan pada mereka yang kecil dan lemah, terutama pada para migran yang sering kali terdesak di perbatasan dikarenakan situasi hidup mereka yang sulit. Semoga setiap manusia di Benua Australia dan Oceania Engkau rahmati dengan hati yang penuh belas kasih, sehingga dapat memperlakukan sesamanya dengan kasih, penghormatan dan keadilan. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan dan Juruselamat kami. Amin.
Ya Maria Bunda evangelisasi, Bunda segala bangsa, doakanlah dan lindungilah kami, anakmu!
3. Yesus dimahkotai duri
“Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya katanya, “Salam, hai raja orang Yahudi!” (Mrk. 15:17-18)
Intensi doa untuk Benua Eropa (butiran manik warna putih)
Ya Bapa, bersama Maria Bunda Evangelisasi, Bunda segala bangsa, kami berdoa bagi negara-negara di Benua Eropa, terutama negara-negara yang mengalami kekeringan ekstrem, jarang mendapatkan hujan, diserang gelombang panas berturut-turut, mengalami penurunan debit sungai dan ketinggian air yang mana memengaruhi hasil panen tertentu. Seringkali penderitaan dan peristiwa-peristiwa buruk yang dihasilkan oleh bencana, menjadi halangan iman bagi manusia untuk dapat tetap percaya bahwa Engkau selalu ada menyertai diri dan hidup mereka. Yesus, Putra-Mu juga tak lepas dari penderitaan semasa hidup-Nya di dunia, namun Engkau memampukan-Nya untuk melewati semuanya itu. Semoga negara-negara di Benua Eropa juga Engkau mampukan bertahan melewati penderitaan hidup dan situasi hidup yang mereka alami. Teguhkanlah iman setiap orang, agar tetap percaya bahwa tak sekali pun Engkau akan meninggalkan manusia sendirian. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan dan Juruselamat kami. Amin.
Ya Maria Bunda evangelisasi, Bunda segala bangsa, doakanlah dan lindungilah kami, anakmu!
4. Yesus memanggul salib-Nya ke gunung Golgota
“Sambil memikul salib-Nya, Ia pergi keluar ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, yang dalam bahasa Ibrani disebut Golgota.” (Yoh. 19:16b)
Intensi doa untuk Benua Amerika (butiran manik warna merah)
Ya Bapa, bersama Maria Bunda Evangelisasi, Bunda segala bangsa, kami berdoa bagi negara-negara di Benua Amerika. Hingga saat ini banyak sekali terjadi pelanggaran hak asasi manusia, baik itu melalui pembunuhan, penculikan, penghilangan nyawa, dan penyelewengan keadilan. Yesus Putra-Mu selalu berjuang demi orang-orang yang kecil, tertindas dan menderita. Ia selalu punya kasih dan perhatian yang besar terhadap korban ketidakadilan. Semoga orang-orang yang berada di Benua Amerka pun memiliki perhatian dan kasih kepada orang-orang yang menjadi korban pelanggaran hak asasi manusia. Dan semoga kasih itu juga mendekatkan orang-orang di Benua Amerika kepada-Mu, serta membangkitkan kesadaran mereka bahwa mereka selalu tergantung kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan dan Juruselamat kami. Amin.
Ya Maria Bunda evangelisasi, Bunda segala bangsa, doakanlah dan lindungilah kami, anakmu!
5. Yesus wafat di salib
“Yesus berseru dengan suara nyaring, “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku. Sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.” (Luk. 23:46)
Intensi doa untuk Benua Afrika (butiran manik warna hijau)
Ya Bapa, bersama Maria Bunda Evangelisasi, Bunda segala bangsa, kami berdoa bagi negara-negara di Benua Afrika. Betapa benua ini tengah mengalami banyak kesedihan dan penderitaan. Ancaman kelaparan karena kekeringan, curah hujan yang tidak cukup, yang membunuh ternak, menghancurkan tanaman, serta memaksa jutaan orang meninggalkan rumah untuk mencari air dan makanan demi menyelamatkan nyawa mereka. Belum lagi eksploitasi berlebihan terhadap alam dan sumber daya yang dilakukan pihak-pihak yang rakus dan tidak bertanggung jawab. Semoga dengan kekuatan-Mu, mereka yang menjadi korban dapat berjuang dan berhasil menyingkirkan hal-hal yang menyebabkan penderitaan mereka. Sudilah Engkau mempersatukan penderitaan orang-orang di Benua Afrika dengan penderitaan Kristus, supaya pada akhirnya setiap orang juga dapat dimuliakan bersama dengan Yesus Kristus, Sang Juruselamat. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan dan Juruselamat kami. Amin.
Ya Maria Bunda evangelisasi, Bunda segala bangsa, doakanlah dan lindungilah kami, anakmu!