Renungan Harian Misioner
Minggu, 04 Desember 2022
HARI MINGGU ADVEN II
Yes. 11:1-10; Mzm. 72:1-2,7-8,12-13,17; Rm. 15:4-9; Mat. 3:1-12
Dunia Ibrani amatlah dekat dengan alam. Firdaus itu taman. Nuh dekat dengan banjir. Musa diberi penampakan dengan semak terbakar. Daud dipanggil dari menggembalakan domba. Bagus sekali, bahwa kabar menuju perwahyuan “kesuburan Israel” terlukis dengan “tunggul Isai” (Yes. 11:1-10). Dan semua petani amat bergembira, apabila pohon-pohonnya bersemi dan kalau cangkokan mulai bersemi. Tepatlah untuk bacaan Minggu II Adven. Di dalamnya, daya ilahi (energeia tou theou) menyembulkan berseminya masa depan sebagai ungkapan, betapa akan terpenuhilah Perjanjian Allah, bahwa Penyelenggaraan Ilahi pasti akan hadir jelas. Dalam lukisan itu juga diperlihatkan, nubuat bagi Penyelamatan yang bersentuhan dengan Keluarga Israel. Yang lebih indah adalah, bahwa arahnya “taruk” itu menuju ke “segala bangsa”: suatu ungkapan tentang peran Israel bagi keselamatan banyak bangsa. Dalam nubuat itu tergambarkan pula bahwa segala bangsa akan menjadi satu keluarga besar, yang diselamatkan Allah. Berita Nuh dan Abraham serta anak cucunya pasti akan menjadi kenyataan.
Refleksi kita: siapkah kita membuka hati pada ‘Adventus’, yaitu kedatangan Allah? Dalam arti itu, siagakah kita mengimani Janji Allah kini?
Roma 15:4-9 memperluas cara memahami makna Penyelenggaraan Ilahi. Sebab, yang dihidangkan, bukanlah sekadar kabar politis, ekonomis atau kemenangan kebangsaan Israel, melainkan Penyelamatan Ilahi. Dengan demikian, yang terhidang adalah Keutamaan Pengharapan, yang mendampingi perjalanan ziarah anak-cucu Abraham-Ishak-Yakub. Kepada umat Kristiani disampaikanlah pesan, bahwa semuanya saja ditawari kepercayaan kepada Allah, yang Maharahim, kendati begitu banyak dosa mereka. Memang jalannya sedikit demi sedikit: dilukiskan dengan “bersemi”.
Refleksi kita: siapkah kita dalam Adven ini menaruh harapan Ilahi?
Matius 3:1-12 memberi wujud manusiawi kepada mendekatnya pemenuhan janji Allah. Sebab kisahnya mengenai Yohanes Pembaptis, yang menjadi Pendahulu datangnya Mesias. Dalam pertobatan, yang diwartakan Yohanes, ditegaskan, bahwa pertobatan bukanlah sekadar upacara, melainkan suatu proses penyadaran diri dengan langkah-langkah fisik yang bersungguh-sungguh: lakutapa, dsb.
Refleksi kita: apakah minggu ini kita siap melakukan pertobatan atas dosa-dosa kita? Apakah kita, secara perseorangan, dalam keluarga dan komunitas atau lingkungan, menyediakan diri untuk melakukan bakti-laku-tapa, sebagai tanda dan sarana, bahwa kita mau didekati Allah dan semakin disentuh berkah Allah?
(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)
DOA PERSEMBAHAN HARIAN
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Sukarelawan dari Organisasi yang tidak mencari keuntungan
Kita berdoa semoga organisasi-organisasi yang tidak mencari keuntungan yang berkomitmen pada perkembangan kemanusiaan dapat menemukan orang-orang yang berdedikasi terhadap kesejahteraan masyarakat dan tidak mengenal lelah mencari jalan untuk menjalin kerja sama internasional.
Ujud Gereja Indonesia: Memupuk sikap moderat
Kita berdoa, semoga Gereja membangun dan memupuk sikap moderat dan toleran bagi umatnya sendiri, sambil terus waspada terhadap bahaya fundamentalisme dan radikalisme baik yang ada di luar maupun di dalam Gereja sendiri.
Amin