Renungan Harian Misioner
Senin Pekan Biasa VI, 13 Februari 2023
P. S. Yulianus dr Antiokia
Kej. 4:1-15,25; Mzm. 50:1,8,16bc-17,20-21; Mrk. 8:11-13
Tanda adalah sesuatu yang kelihatan untuk menjelaskan apa yang tidak kelihatan. Setangkai bunga mawar dapat menjadi tanda kasih. Sebuah cincin dapat menjadi tanda ikatan persahabatan. Tanda tangan, dapat mewakili diri seseorang. Pendek kata, ada begitu banyak tanda yang dapat kita jumpai dalam hidup ini.
Ketika orang-orang Farisi datang kepada Tuhan Yesus untuk meminta tanda dari surga, Ia menolaknya: “Sungguh, kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda”. Ada beberapa alasan mengapa Ia menolak memberikan tanda. Pertama, karena motivasi mereka (orang-orang Farisi) tidak tulus. Mereka meminta tanda hanya untuk mencobai-Nya. Kedua, Ia telah memberikan tanda yang tak terbilang banyaknya: “Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik” (Luk. 7:20, 22). Namun mata mereka tidak melihat tanda-tanda itu. Ketiga, permintaan tanda menunjukkan tiadanya iman akan Yesus sebagai Mesias, padahal iman justru merupakan bukti dari segala sesuatu yang tidak kelihatan.
Karena iman, Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Karena iman, Nuh – dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan – taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya. Karena iman, Abraham mengadakan perjalanan ke negeri yang tidak diketahuinya (Bdk. Ibr. 11:1-4). Iman kita saat ini pun dibangun di atas dasar iman mereka dan para rasul.
Iman semacam inilah yang diharapkan oleh Tuhan Yesus. Sesudah kebangkitan-Nya dari alam maut, Ia berpesan kepada Thomas: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya” (Yoh. 20:29). Iman tidak lagi memerlukan tanda. Justru karena iman, kita akan melihat tanda surga!
Semoga Ia mendapati iman kita, ketika Ia nanti datang di bumi ini.
(RP. Anton Rosari, SVD – Imam Keuskupan Bogor)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Gereja-gereja paroki – Kita berdoa semoga Gereja-Gereja paroki mengutamakan persatuan dan persaudaraan, serta berkembang menjadi komunitas orang beriman. Semoga Gereja juga terbuka bagi mereka yang paling membutuhkan bantuan.
Ujud Gereja Indonesia: Pemulihan ekonomi – Kita berdoa, semoga pemerintah dan semua elemen masyarakat saling bahu membahu dalam mengambil langkah-langkah untuk mempercepat pemulihan ekonomi, sehingga dampaknya segera nyata dan terasa bagi kesejahteraan rakyat, lebih-lebih kalangan yang miskin dan berkekurangan.
Amin