Memikul Salib Bersama KRISTUS

Renungan Harian Misioner
Kamis, 23 Februari 2023
P. S. Polykarpus

Ul. 30:15-20; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 9:22-25

Kemarin, hari Rabu Abu, kita memulai masa Prapaskah, masa penuh rahmat untuk mempersiapkan pesta Paskah – hari kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus. Masa ini akan berlangsung selama 40 hari. Dalam masa ini kita diundang untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah melalui doa, pantang-puasa dan amal kasih. Dengan memberikan waktu secukupnya untuk berdoa, kita akan semakin mengenal kehendak Allah. Termasuk dalam kegiatan doa di sini adalah membaca Kitab Suci dan merenungkannya baik secara pribadi maupun bersama. Dengan mengurangi makanan dan minuman melalui pantang dan puasa, kita belajar mengendalikan keinginan-keinginan daging kita agar diri kita tunduk pada bimbingan Roh Kudus. Dengan melakukan amal kasih, kita ungkapkan cinta kita kepada Tuhan melalui cinta kepada sesama yang memerlukan  bantuan kita.

Pada hari pertama setelah Rabu Abu, melalui Nabi Musa dalam Ulangan 30:15-20, Tuhan mengingatkan kepada kita apa yang pertama-tama mesti kita lakukan dalam hidup ini, yaitu mengasihi Tuhan, Allah kita, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan serta peraturan-Nya. Bila kita melakukan kehendak Tuhan ini, menurut Musa, kita akan hidup (tidak binasa) dan diberkati Tuhan. Sabda Tuhan hari ini cocok sekali untuk kita yang hidup di zaman ini. Mengapa? Oleh karena kesibukan kita sehari-hari untuk mencukupi kebutuhan hidup, kita sering melupakan Tuhan. Kita hanya memikirkan hal-hal duniawi. Hari ini kita dingatkan hal yang esensial: di tengah kesibukan kita memenuhi kebutuhan sehari-hari kita diundang untuk mengingat Tuhan dan perintah-Nya. Pesan ini baik sekali kalau bisa kita hidupi sepanjang masa Prapaskah tahun ini dan masa-masa berikutnya.

Sementara itu, bacaan Injil Lukas 9: 22-25 mengingatkan kita para murid Yesus ini, tiga syarat untuk mengikuti-Nya: harus menyangkal diri, memikul salib setiap hari dan mengikut Dia. “Menyangkal diri” inilah yang hendak kita latih dalam masa Prapaskah ini. Melalui pantang dan puasa kita ingin menyangkal keinginan kita akan makanan dan minuman yang sebenarnya kita butuhkan. Dari situ kita juga melatih diri kita menyangkal diri dari keinginan-keinginan yang tidak sesuai dengan perintah, ketetapan dan peraturan Allah. Dengan Latihan ini kita berharap dari waktu ke waktu hidup kita akan semakin sesuai dengan kehendak Allah. Dalam kaitannya memikul salib kita setiap hari, selama masa prapaskah kita dibantu memahami tuntutan ini dengan Ibadat Jalan Salib yang diadakan setiap hari Jum’at di gereja-gereja. Dengan merenungkan jalan salib Kristus, kita dibantu memahami bahwa korban Salib Kristus bermakna bagi kita. Kita pun diminta memikul salib kita sehari-hari bersama Kristus demi keselamatan kita sendiri dan keselamatan orang lain.

Mari kita hidupi praktik-praktik rohani yang ditawarkan oleh Gereja  (doa-renungan Kitab Suci-pantang-puasa-jalan salib-dll.) agar dengan demikian tahun ini kita bisa mengikuti Kristus lebih baik dari masa-masa sebelumnya. Kalau ini berhasil, berarti “Retret Agung” kita selama 40 hari membawa hasil yang baik bagi hidup kita.

(RP. Yakobus Sriyatmoko, SX – Magister Novis Serikat Xaverian di Wisma Xaverian Bintaro, Tangerang)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Gereja-gereja paroki – Kita berdoa semoga Gereja-Gereja paroki mengutamakan persatuan dan persaudaraan, serta berkembang menjadi komunitas orang beriman. Semoga Gereja juga terbuka bagi mereka yang paling membutuhkan bantuan.

Ujud Gereja Indonesia: Pemulihan ekonomi – Kita berdoa, semoga pemerintah dan semua elemen masyarakat saling bahu membahu dalam mengambil langkah-langkah untuk mempercepat pemulihan ekonomi, sehingga dampaknya segera nyata dan terasa bagi kesejahteraan rakyat, lebih-lebih kalangan yang miskin dan berkekurangan.

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s