Renungan Harian Misioner
Senin Pekan Prapaskah I, 27 Februari 2023
P. S. Gabriel Possenti
Im. 19:1-2,11-18; Mzm. 19:8,9,10,15; Mat. 25:31-46
ALLAH MAHAKUDUS: Menuju ke Pesta Paskah, kita boleh ingat akan MAHAKUDUSNYA ALLAH, dan karena itu menyiapkan diri untuk memuliakan Allah, yang di atas segala umat-Nya. Apalagi, karena Paskah mengingatkan kita semua akan Allah, yang ada di atas seluruh umat, yang penuh dengan dosa. Di dalamnya, kita boleh ingat akan perjalanan anak cucu Abraham-Ishak-Yakub, yang setiap tahun mensyukuri “Pesan Allah”. Dengan demikian, kekudusan datang bukan dari puasa, tetapi dari Allah.
Bacaan Pertama dari Kitab Imamat 19:1-2.11-18: memang mengingatkan umat Allah, bahwa mereka semua dipanggil datang kepada Allah. Namun, mereka sekaligus juga diingatkan, bahwa mereka dipanggil itu, bukan karena keluhuran umat sendiri, melainkan “sebab Aku, Tuhan Allah-Mu, Kudus”. Mungkin di sini baiklah kita mensyukuri pelbagai tindakan baik, yang telah dilakukan dalam Masa Prapaskah. Namun, dalam kondisi itu pun hendaklah kita tetap tunduk di hadapan Allah dengan mengakui, bahwa keselamatan kita bukan dari tindak langkah kita, melainkan “karena Allah Yang Mahakudus”. Peringatan itu pun juga selalu perlu diperhatikan, karena sering kali kesombongan kita yang mau kita tonjolkan di tengah perbuatan-perbuatan jahat yang tetap juga kita lakukan: iri hati, kemarahan, menjelek-jelekkan orang lain. Mungkin juga kita “membenci orang lain di dalam hati” dan karena sesungguhnya tidak membangun cinta kasih dalam keluarga, lingkungan, komunitas, persahabatan kita semua.
Mazmur Tanggapan 19 dipaparkan untuk mengajak kita semua sadar terus-menerus, bahwa sebenar-benarnya “Tuhan, yang adalah Roh dan Kehidupan”; bukannya kita-kita ini. Memang kita boleh dan seyogianya berbuat baik; namun keselamatan kekal dianugerahkan kepada kita secara orang per orang maupun dalam komunitas, bukan dari jasa kita, tetapi dari Allah yang kudus.
Bacaan Injil dari Matius 25:31-46 ingin mengarahkan orientasi hidup kita kepada Kedatangan Sang Putra, yaitu Sumber dari Keselamatan kita. Tentu saja, kita memang kita semua diundang untuk berbuat baik dan menolong sesama kita. Sebab tidak sedikit di antara kita ada sahabat, yang tidak mempunyai pakaian, atau perumahan, kedudukan, kepandaian, maupun alat. Meskipun demikian, perlulah kita senantiasa menyadari, bahwa sumber seluruh keselamatan itu dari kebaikan dan cinta kasih Allah; bukannya dari kebaikan kita. Hanya karena Sang Putra menyatu dengan kitalah, maka kita selamat dan dapat mewartakan Kabar Gembira serta saling membahagiakan.
Refleksi Kita: seringkah kita menundukkan kepala di hadapan Allah dan berseru: “Tuhan Engkaulah yang Mahaagung dan Mahakudus; berkatilah kami semua”?
(RP. B.S. Mardiatmadja, SJ – Dosen STF Driyarkara)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Gereja-gereja paroki – Kita berdoa semoga Gereja-Gereja paroki mengutamakan persatuan dan persaudaraan, serta berkembang menjadi komunitas orang beriman. Semoga Gereja juga terbuka bagi mereka yang paling membutuhkan bantuan.
Ujud Gereja Indonesia: Pemulihan ekonomi – Kita berdoa, semoga pemerintah dan semua elemen masyarakat saling bahu membahu dalam mengambil langkah-langkah untuk mempercepat pemulihan ekonomi, sehingga dampaknya segera nyata dan terasa bagi kesejahteraan rakyat, lebih-lebih kalangan yang miskin dan berkekurangan.
Amin
Situs Resmi Biro Nasional Karya Kepausan Indonesia 