Pertobatan dan Pengampunan Sebagai Barometer Iman

Renungan Harian Misioner
Senin Pekan Prapaskah II, 06 Maret 2023
P. S. Hesikios

Dan. 9:4b-10; Mzm. 79:8,9,11,13; Luk. 6:36-38

Misi: Meningkatkan standar dan kualitas iman melalui pertobatan dan pengalaman akan pengampunan, yang diaktualisasikan dalam sikap hidup yang bermurah hati dan saling mengampuni.

Sesama sahabat misioner yang terkasih.

Kita sedang menata hidup dan meniti langkah iman kita melewati pekan Prapaskah II. Gema Sabda Tuhan pun terus mengajak kita untuk mengalami pengampunan Tuhan, serta menumbuhkan sikap hati yang rela mengampuni dan tanpa henti bermurah hati.

Pada bacaan pertama, Kitab Daniel menampilkan narasi tentang Daniel yang terus berseru memohon kasih Tuhan untuk tidak menghakimi dan menghukum Israel melainkan mengembuni Israel dengan pengampunan. Memang tidak bisa disangkal bahwa Israel telah keluar dari Pakta Perjanjian yang telah disepakati dengan Allah, sementara Allah tetap setiap  pada Perjanjian-Nya. Kebekuan hati Israel telah menutup ruang komunikasi keselamatan dengan Allah, sehingga Para Nabi yang diutus Allah tidak digubris Israel. Dalam kenyataan demikian, Daniel tampil untuk memohon pengampunan Tuhan.

Narasi yang dikemukan dalam Kitab Daniel ini justru semakin dipertajam oleh Yesus dalam Injil Lukas yang kita dengar hari ini. Lukas menampilkan pengampunan sebagai unsur hakiki keselamatan yang dihadiahkan Allah kepada manusia. Namun syarat yang digariskan Yesus adalah tidak saling menghakimi, tidak saling menghukum melainkan aksi kemurahan hati yang berpijak pada kasih untuk saling mengampuni.

Sesama sahabat misioner yang terkasih.

Perjalanan bersama kita melintasi ruang dan tempo iman kita pada pekan kedua Prapaskah ini, mengajak kita untuk mengalami betapa Tuhan mengasihi kita. Dia setia menanti kita untuk kembali pada jalan keselamatan yang telah disediakan bagi kita. Adalah benar bahwa kita sering melaju keluar dari rel kesetiaan, membawa diri pada lintasan sesat. Namun Tuhan menghendaki agar kita memiliki kerendahan hati untuk menunduk, rebah dan memukul dada sebagai tanda memohon ampun.

Sesama sahabat misioner yang terkasih.

Pengampunan yang diberikan Tuhan kepada kita sangat tidak terlepas dari tindakan pertobatan yang dibangun manusia. Pertobatan yang kita tunjukkan merupakan jalan menggapai pengampunan yang disediakan Tuhan bagi setiap dari kita. Pengampunan yang diberikan Tuhan pasti bergandengan erat dengan pertobatan sebagai syarat yang harus dipenuhi untuk menerima pengampunan sebagai buah kemurahan hati Tuhan.

Pertobatan yang kita perjuangkan akan menjadi sebuah aksi iman yang hilang daya keselamatannya ketika pertobatan kita tidak berpegang pada niat untuk bermurah hati dan saling mengampuni. Pengampunan yang kita terima seyogianya menjadi sebuah dorongan iman serta daya rohani bagi kita untuk saling mengampuni, serta menjadi lidah-lidah api yang menghanguskan sikap saling menghakimi dan saling menghukum.

Ketika kita menggali lebih dalam pengalaman iman kita, maka pertobatan dan pengampunan menjadi barometer iman bagi setiap pengikut Kristus. Pertobatan merupakan suatu keyakinan serta kepastian iman bahwa Tuhan pasti mengampuni. Sementara pengampunan yang kita alami merupakan suatu peringatan bahwa kita dipanggil menjadi pengikut Kristus bukan untuk menghakimi dan menghukum melainkan untuk memperluas kemurahan hati Tuhan melalui pengampunan yang kita berikan penuh kasih kepada sesama.

Ukuran iman kita tidak sebatas kesetiaan kita dalam pertobatan, melainkan seluas kesetiaan kita membagikan mutiara-mutiara pertobatan kita kepada sesama. Kadar Iman kita tidak ditentukan oleh nyaringnya suara teriakan minta pengampunan Tuhan melainkan dari sejauh mana kita mampu mengampuni sesama, serta meniadakan sikap saling menghakimi dan saling menghukum. Amin.

(RP. Hiasintus Ikun, CMF – Dirdios KKI Keuskupan Palangkaraya)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal:Para korban pelecehan – Kita berdoa untuk mereka yang menjadi korban tindak pelecehan kekerasan oleh anggota-anggota Gereja, semoga mereka mendapatkan bantuan konkret dari dalam Gereja sendiri atas kesakitan dan penderitaannya.

Ujud Gereja Indonesia: Menggereja dengan perjumpaan – Kita berdoa, semoga warga gereja bangkit untuk hadir dan aktif secara fisik dalam ibadat-ibadat gerejani dan perayaan Ekaristi, sehingga hidup menggereja dapat dihayati sebagai perjumpaan, kehadiran, dan persaudaraan sosial yang nyata.

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s