Perjumpaan Antara Pertobatan dan Kasih TUHAN

Renungan Harian Misioner
Sabtu Pekan Prapaskah II, 11 Maret 2023
P. S. Eulogius dan Lokrita

Mi. 7:14-15,18-20; Mzm. 103:1-2,3-4,9-10,11-12; Luk. 15:1-3.11-32

Misi: Menggerakkan kesadaran nurani dan nalar akan dosa dan kelemahan untuk kembali kepada Tuhan agar memperoleh pengampunan.

Sesama Sahabat misioner yang terkasih.

Setidak-tidaknya Sabda Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk menyadari kelemahan dan kekurangan kita dan berani memulai pertobatan.

Pada bacaan pertama hari ini berkisah tentang Nabi Mikha yang berdoa agar Tuhan boleh memberi pengampunan dan mengasihi bangsa Israel karena bangsa Israel adalah sisa-sisa milik Allah. Dalam doanya Mikha sungguh yakin akan kasih dan kesetiaan Allah pada Abraham dan Yakub. Namun lebih dari itu Mikha menggariskan suatu syarat bagi umat Israel yakni pertobatan.

Kisah kasih dan pengampunan Tuhan juga ditampilkan Injil Lukas melalui anak hilang yang kembali pada Sang Bapa, sebagai langkah pertobatan sejati untuk mendapat pengampunan. Lukas mengemas kisah ini dalam empat episode. Pertama, kisah meminta warisan dan meninggalkan keluarga sebagai tindakan berdosa. Kedua, kisah kesadaran akan keterasingan, kemelaratan dan penderitaan sebagai niat memulai pertobatan. Ketiga, kisah kembalinya sang anak yang disambut Sang Bapa dengan sukacita; inilah kisah pengampunan. Keempat, kisah Perjamuan sebagai ungkapan sukacita atas pertobatan dan pengampunan.

Sesama sahabat misioner yang terkasih.

Narasi iman kita hari ini adalah narasi perjumpaan antara kita sebagai anak-anak Allah yang berdosa dengan Allah, Sang Bapa Yang Maha Pengasih, kisah perjumpaan antara pertobatan dan kasih Allah yang membuahkan pengampunan.

Pengampunan yang kita rindukan dari Allah tidak terlepas dari kesediaan Allah untuk melihat usaha pertobatan manusia yang bukan sekali jadi, melainkan terus berulang dalam perkembangan iman kita. Pada ruang iman ini, kita hendaknya sunggguh yakin akan kasih dan kesetiaan Allah untuk terus membuka tangan dan merangkul setiap kita yang kembali pada-Nya. Maka baik Nabi Mikha maupun Yesus Sang Guru membawa kita pada suatu pencerahan iman yakni perjumpaan antara pertobatan dengan kasih Tuhan akan membuahkan pengampunan.

Sesama sahabat misioner yang terkasih.

Pertobatan merupakan tindakan kesadaran iman yang ditakar dari nalar, nurani dan tindakan. Sang anak yang hilang menyadari akan dosa dan kelemahannya, tetapi lebih dari itu dia menyadari keterasingan dari sesama dan Tuhan, penderitaan dan kemelaratan sebagai buah-buah dosa. Sang anak tidak berhenti pada kesadaran pasif melainkan mengambil langkah maju untuk kembali kepada Bapa sembari mengakui segala kesalahan yang telah diperbuat. Inilah pertobatan sejati, yang terjadi melalui perpaduan antara kesadaran nalar, nurani dan perbaikan hidup.

Sementara pengampunan merupakan tindakan Sang Bapa yang menanti kedatangan sang anak; berlari menjumpai sang anak, memeluk dan mengenakan dandanan baru bagi sang anak. Pengampunan hanya bisa mungkin karena Allah mengasihi kita, dan melalui pengampunan Allah kembali mematerai kita dengan martabat anak-anak-Nya.  Pengampunan dari Allah membuahkan sukacita dan kebahagiaan karena kita boleh mengalami kebersamaan dengan Tuhan, sesama dan lingkungan hidup dimana kita berada.

Sesama sahabat misioner yang terkasih.

Masa prapaskah merupakan kesempatan indah yang memikat kita untuk berangkat meninggalkan segala dosa kita, kembali kepada Allah Sang Bapa. Merasakan pelukan dan rangkulan kasih Sang Bapa, menerima dandanan baru, dan mengalami kegembiraan sebagai pribadi yang sangat dikasihi Tuhan.

Yakinlah, Tuhan merindukan kita kembali kepada-Nya, dan tidak pernah Ia menolak pertobatan kita. Jika Tuhan terus rela mengampuni, mengapa kita tidak berbahagia jika ada sesama saudara-saudari yang bertobat? Amin.

(RP. Hiasintus Ikun, CMF – Dirdios KKI Keuskupan Palangkaraya)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal:Para korban pelecehan – Kita berdoa untuk mereka yang menjadi korban tindak pelecehan kekerasan oleh anggota-anggota Gereja, semoga mereka mendapatkan bantuan konkret dari dalam Gereja sendiri atas kesakitan dan penderitaannya.

Ujud Gereja Indonesia: Menggereja dengan perjumpaan – Kita berdoa, semoga warga gereja bangkit untuk hadir dan aktif secara fisik dalam ibadat-ibadat gerejani dan perayaan Ekaristi, sehingga hidup menggereja dapat dihayati sebagai perjumpaan, kehadiran, dan persaudaraan sosial yang nyata.

Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s