Mempertahankan Iman

Renungan Harian Misioner
Rabu Pekan Prapaskah V, 29 Maret 2023
P. S. Bertold
Dan. 3:14-20,24-25,28; MT Dan. 3:52,53,54,55,56; Yoh. 8:31-42

Ada kebenaran umum bahwa setiap orang mempunyai hal-hal yang tertentu yang dapat dipertahankan dalam situasi apapun. Hal-hal tertentu itu bisa menjadi dasar dari hidupnya. Bacaan-bacaan suci hari ini memperlihatkan kepada kita tentang kesaksian dari para pahlawan iman dalam Perjanjian Lama yakni Sadrak, Mesak dan Abednego. Selanjutnya dalam bacaan Injil Yesus berdialog dengan orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya. Melalui diskusi, Yesus menjelaskan kepada mereka tentang iman terhadap diri-Nya dan Allah Bapa di surga. 

Dalam bacaan pertama, Sadrak, Mesak dan Abednego, meskipun mereka rakyat biasa, mempertahankan iman mereka dan tidak ingin menyembah allah yang dianut oleh raja mereka, Nebukadnezar. Intimidasi dan persekusi yang mereka alami sama sekali tidak menghancurkan kepercayaan mereka kepada Allah yang mereka imani. Nyala api yang dipakai oleh raja untuk membakar mereka tidak membuat mereka takut melainkan semakin membuat iman mereka menyala-nyala. Kesaksian dan keteguhan iman serta rahmat Allah yang dialami melalui mukjizat yang mereka alami mampu ‘mempertobatkan’ raja Nebukadnezar yang memuji Allah mereka setelah melihat kekuasaan-Nya. Selanjutnya dalam bacaan Injil, Yesus mengadakan dialog dengan orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya. Ia memperlihatkan kepada mereka bahwa jika mereka bahwa Allah yang mereka percayai adalah Allah yang sama yang mengutus-Nya dan Ia memberikan kesaksian tentang-Nya. Di permulaan dialog mereka, Yesus mengatakan, jika Sabda-Nya ada dalam diri mereka, mereka seharusnya menjadi murid-Nya.

Dalam kehidupan sehari-hari kita berhadapan dengan orang-orang yang digambarkan dalam bacaan-bacaan suci hari ini. Di hadapan mereka yang tidak percaya kepada agama Katolik dan ajaran-Nya, kita sebaiknya mengikuti teladan Sadrak dan teman-temannya. Kita perlu mempertahankan dan memberikan kesaksian nyata terhadap iman kita. Suatu saat mereka akan kagum dan percaya kepada Allah kita.  Selanjutnya, ketika kita berjumpa dengan orang-orang yang sudah percaya kepada Yesus tapi masih ragu atau ingin mencari tahu lebih lanjut ajaran-ajaran kristiani, kita perlu meniru Yesus yang dengan sabar menjelaskan kepada para Yahudi yang percaya kepada-Nya. Mungkin saja kita tidak mampu menjelaskan kepada mereka secara total, kita perlu mencari orang yang lebih tahu untuk menjelaskan isi iman kita kepada orang-orang tersebut. Kita bisa saja mengajak mereka untuk sekadar mengunjungi Gereja, ikut bakti sosial Gereja, memberikan Kitab Suci maupun Rosario, dll. Dengan melakukan hal-hal di atas, kita sudah mempertahankan iman kita dan memberikan kesaksian iman terhadap mereka. Tentu hal ini tidak mudah, tapi dengan bantuan rahmat Allah dan kesabaran kita, suatu saat kita akan melihat hasilnya. Amin.

(RP. Erik Tjeunfin, SX – Misionaris Xaverian)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal:Para korban pelecehan – Kita berdoa untuk mereka yang menjadi korban tindak pelecehan kekerasan oleh anggota-anggota Gereja, semoga mereka mendapatkan bantuan konkret dari dalam Gereja sendiri atas kesakitan dan penderitaannya.

Ujud Gereja Indonesia: Menggereja dengan perjumpaan – Kita berdoa, semoga warga gereja bangkit untuk hadir dan aktif secara fisik dalam ibadat-ibadat gerejani dan perayaan Ekaristi, sehingga hidup menggereja dapat dihayati sebagai perjumpaan, kehadiran, dan persaudaraan sosial yang nyata.

Amin