Perjamuan Makan Yang Menyatukan

Renungan Harian Misioner
Jumat Pekan Paskah III, 28 April 2023
P. S. Petrus Chanel, S. Louis-Marie Grignion de Montfort

Kis. 9:1-20; Mzm. 117:1,2; Yoh. 6:52-59

Misi: Menata kembali citra kemuridan kita melalui pertobatan dan persekutuan mesra dengan Kristus dalam perayaan Ekaristi.

Sesama sahabat misioner yang terkasih. Sabda Tuhan hari ini mengajak kita maju selangkah lebih jauh untuk melanjutkan ziarah iman dan mengembangkan percakapan rohani kita, tentang perubahan radikal serta persekutuan yang mesra dengan Kristus.

Kisah Para Rasul mencatat pertobatan Paulus ketika ia sedang mengadakan perjalanan menuju Damsyik untuk  membunuh para pengikut Yesus. Pada momen itulah Yesus melumpuhkan niat Paulus dan menjadikannya sebagai alat Tuhan yang tangguh untuk mewartakan Kerajaan Allah.

Gerak perobatan Kristiani tidak tersekatkan dari persekutuan mesra dengan Kristus. Injil Suci menurut Yohanes menampilkan kisah pertentangan dan perdebatan di kalangan tokoh-tokoh Yahudi atas pernyataan Yesus bahwa barangsiapa yang makan Daging-Nya dan minum Darah-Nya, akan mengalami persekutuan dengan Yesus. Pernyataan Yesus ini tidak diterima nalar sehat dan berada di luar realitas sosio-kultural semestinya, apa lagi kalangan Yahudi tidak mengakui Yesus sebagai Mesias-Anak Allah yang menyelamatkan manusia.

Konflik yang terjadi tidak membuat Yesus mencabut pernyataan-Nya. Yesus justru semakin menjelaskan identitas dan peran-Nya dengan berkata: “Barang siapa makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.”

Sesama sahabat misioner yang terkasih. Sesungguhnya, Yesus menegaskan Diri-Nya sebagai korban dan kurban yang dipersembahkan bagi pelunasan dosa dunia. Yesus menyatakan Diri-Nya sebagai Hidangan dan Santapan iman yang kita terima melalui Ekaristi Kudus. Ekaristi sebagai perjamuan yang menyediakan Hidangan dan Santapan iman akan membawa setiap orang yang percaya untuk berjumpa dengan Kristus. Maka Ekaristi Kudus semestinya dikenang, diperingati, dan dirayakan. Namun Ekaristi Kudus bukan sekadar suatu perayaan yang sarat memori masa lalu, melainkan suatu perayaan perjumpaan dengan Kristus yang telah memberi Diri-Nya sebagai Hidangan dan Santapan iman bagi kita. Merayakan dan menghadiri Ekaristi Kudus seyogianya menjadi kerinduan dan kecintaan kita untuk berjumpa dengan Kristus, membuka diri agar Kristus tinggal di dalam diri kita dan memberi diri untuk tinggal di dalam Kristus.

mEkaristi Kudus sebagai ketersediaan Santapan iman, memiliki daya udah yang dahsyat, yang membawa perbaikan radikal bagi kita.

Para sahabat misioner yang terkasih. Panggilan kemuridan kita tidak bisa terlepas dari kesediaan untuk menerima dan mengakui Kristus sebagai Korban dan Kurban yang telah menggantikan kurban anak domba. Tubuh dan Darah-Nya menjadi Korban, Kurban dan Persembahan yang tak tergantikan dan terbatalkan untuk melunasi dosa kita. Maka merayakan dan menghadiri Ekaristi Kudus menjadi kebutuhan iman untuk menghantar kita pada perjumpaan dan persekutuan dengan Kristus agar kita memperoleh hidup kekal.

Ekaristi Kudus mendorong kita untuk keluar dari keegoan kita agar kita bersedia membangun perjumpaan dengan orang lain serentak menggerakkan kerinduan untuk berjumpa dengan Kristus. Dengan mencintai Ekaristi Kudus, kita dipenuhi dengan semangat memberi diri dan rela berkorban bagi sesama yang sedang berjuang untuk memperoleh kekuatan serta menemukan jalan keluar atas beban hidup yang mereka alami.

Mari menyatukan diri dengan Kristus dan sesama melalui Perayaan Ekaristi Kudus. Marilah kita memberi ruang bagi Kristus untuk  tinggal di dalam diri kita agar kita mengalami perbaikan radikal. Amin.

(RP. Hiasintus Ikun, CMF – Dirdios KKI Keuskupan Palangkaraya)

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Budaya perdamaian dan tindak non-kekerasan – Kita berdoa, semoga makin subur dan berkembanglah kedamaian dan budaya non kekerasan, yang dibarengi dengan upaya mengurangi penggunaan senjata baik oleh negara-negara maupun warganya.

Ujud Gereja Indonesia: Kepercayaan diri kaum muda – Kita berdoa, semoga kaum muda sadar, bahwa keasyikannya dengan dunia digital dan fasilitas online bisa membuat mereka terisolasi dalam dunianya sendiri; semoga mereka dianugerahi keberanian untuk menemukan kembali rasa percaya diri dan kemauan untuk memperluas relasi dan pergaulannya juga di dunia offline.

 Amin

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s