Renungan Harian Misioner
Hari Kamis Pekan Paskah V, 11 Mei 2023
P. S. Ignasius Peis dr Lakoni
Kis. 15:7-21; Mzm. 96:1-2a,2b-3,10; Yoh. 15:9-11
Para Pembaca RenHar KKI yang terkasih, selamat datang ke dalam Hari Kamis Pekan V Paskah. Firman Tuhan yang menjadi pedoman hidup kita hari ini mengisahkan tentang permasalahan di antara para murid sehubungan dengan bertambahnya orang-orang percaya dari kalangan bukan Yahudi. Cara penyelesaian masalah ini kemudian kita kenal sebagai Konsili Yerusalem, di mana semua penatua jemaat berkumpul bersama dengan para rasul untuk memutuskan apakah orang-orang dari bangsa lain yang bukan Yahudi harus “mengikuti adat-istiadat Yahudi” sebelum menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat (Kis. 15:7-21). Dan bagaimana syarat yang ditentukan Yesus bagi siapapun yang mau tinggal dalam persekutuan dengan diri-Nya (Yoh. 15:9-11). Pemazmur dalam Mazmur Tanggapan memberi penekanan pada “Tugas Perutusan Keluar” untuk mewartakan karya-karya Tuhan kepada segala suku-bangsa (Mzm. 96:2b-3).
Konsili Yerusalem
Tentang persoalan apakah seseorang harus menjadi Yahudi baru kemudian menjadi pengikut Yesus? Kesepakatan Sidang Para Rasul di Yerusalem itu menegaskan hal ini, “…. kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka yang dari bangsa-bangsa lain, yang berbalik kepada Allah. Tetapi kita harus menulis surat kepada mereka, supaya mereka menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik, dan dari darah” (Kis. 15:19-20).
Keputusan ini memberi kewenangan kepada para murid Yesus dalam melaksanakan tugas-perutusan mereka “memberitakan Injil dan mengundang orang kepada iman akan Yesus,” bukan dengan “menghalang-halangi dengan hukum-hukum dan adat-istadat Yahudi” melainkan “menjadi jembatan, yang membawa dan mengantarkan orang kepada Yesus melalui cara hidup yang baik dan benar” (bdk. Kis. 2:41-47;4:32-37).
Menjadi Jembatan Kasih!
Di dalam Injil, Tuhan kita Yesus Kristus berbicara tentang “Kasih Bapa” terhadap diri-Nya, dan “bagaimana kasih Yesus kepada para murid-Nya.” Kasih itu mengalir dari Allah melalui Yesus Kristus Putra Allah, menuju kepada para murid Yesus dan setiap orang yang percaya kepada-Nya.
“Kasih” ini ditegaskan sebagai “Amanat Perpisahan dari Yesus kepada pada murid-Nya.” Di dalam kasih Yesus Kristus ini, kita menemukan semacam “jembatan” yang di satu sisi menghubungkan kita dengan Allah, dan di sisi yang lain “menghubungkan kita dengan sesama manusia.”
Dengan cara yang sama, pada gilirannya, kita pun masuk ke dalam lingkaran dengan jembatan kasih tersebut, bahwa setelah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dan hidup di dalam kasih-Nya, kita pun diutus oleh Tuhan kita Yesus Kristus untuk menjadi “jembatan penghubung” antara orang-orang lain dengan Tuhan kita Yesus Kristus ini! Dan… jembatan penghubung itu tidak lain adalah kasih!
Selamat hari Kamis Pekan V Paskah, mari hidup di dalam kasih kepada Allah, agar di dalam kasih ini, orang lain pun dapat menemukan Yesus melalui diri kita, terutama melalui tindakan kasih yang menghubungkan kita satu sama lain di dalam Gereja. Amin!
(RD. Marcel Gabriel – Imam Keuskupan Pangkalpinang)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Gerakan-gerakan dan Kelompok-kelompok Gerejawi – Kita berdoa semoga gerakan-gerakan dan kelompok-kelompok Gerejawi menemukan kembali misi evangelisasi mereka setiap hari, dan menempatkan karisma mereka pada setiap pelayanan bagi mereka yang membutuhkan di dunia ini.
Ujud Gereja Indonesia: Kebijaksanaan Maria – Kita berdoa, semoga para ibu dan kaum perempuan bersedia meneladan Bunda Maria, sehingga mereka menjadi sabar dan bijaksana, rela berkorban dan percaya bahwa karena pertolongan Tuhan, apa yang tidak mungkin menjadi mungkin terjadi bagi kehidupan anak-anak dan lingkungannya.
Amin