Renungan Harian Misioner
Minggu, 28 Mei 2023
Hari Raya Pentakosta
Kis. 2:1-11; Mzm. 104:1ab,24ac,29c-30,31,34; 1Kor. 12: 3b-7.12-13; Yoh. 20:19-23
Hari Raya Pentakosta dalam kalender liturgi merupakan penanda di mana kita mengakhiri masa Paskah. Kisah mengenai turunnya Roh Kudus atas para rasul dalam bacaan pertama mungkin tidak asing bagi kita. Saya pribadi merasa kisah tersebut benar-benar penuh makna dan sangat menarik untuk selalu direnungkan kembali. Peristiwa Pentakosta, pencurahan Roh Kudus, menurut hemat saya, bukanlah sebuah peringatan akan peristiwa yang terjadi di masa lalu. Pentakosta selalu bisa terjadi dan dialami hingga hari ini. Roh Kudus, senantiasa dicurahkan atas diri kita. Namun, sejauh mana kita menyadari kehadiran-Nya dalam hidup ini?
Ketika saya menempuh pendidikan di STF Driyarkara di Jakarta, seorang imam Fransiskan yang menjadi dosen kami melontarkan pertanyaan, “Apakah doa-doa kita sudah bernuansa Trinitaris?” Apakah dalam doa-doa, kita menyinggung Allah Bapa, Yesus – Allah Putra, dan Allah Roh Kudus? Pertanyaan tersebut membuat saya teringat bahwa selama ini doa-doa yang saya panjatkan nyaris tidak menyinggung peranan Roh Kudus. Padahal dalam bacaan Kitab Suci hari ini, kita bisa melihat dengan jelas bahwa pencurahan Roh Kudus atas para rasul menandai awal perhimpunan umat Allah; awal dari Gereja.
“Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu” (Yoh. 20:21)Itulah kata-kata Yesus kepada para rasul yang berkumpul di ruang atas dan selanjutnya Yesus menghembusi mereka seraya berkata, “Terimalah Roh Kudus.” Melalui kisah ini kita diajak untuk merenungkan kembali peranan kita, anggota Gereja, adalah menghadirkan damai. Dan damai tersebut dihadirkan melalui pengampunan, pertobatan, rekonsiliasi (pemulihan hubungan). Dosa telah merusak hubungan manusia dan Allah, manusia dan sesama ciptaan-Nya. Namun karena Kasih Allah, dalam sejarah manusia, hubungan tersebut dipulihkan kembali.
Seluruh isi Kitab Suci, kisah para nabi, peristiwa Yesus Kristus, merupakan untaian kisah rekonsiliasi tersebut. Dan kini, melalui Roh Kudus yang dicurahkan atas kita, misteri keselamatan Allah tersebut terus terjadi. Maka saudari-saudara terkasih, marilah dengan rendah hati kita menyerahkan diri kita, ego kita, kepada bimbingan Roh Kudus dan berusaha mengikuti tuntunan-Nya. Sebab dengan demikian, kehadiran kita sebagai pribadi maupun bagian dari komunitas, benar-benar membawa damai dan pengampunan ditengah dunia yang penuh dengan kebencian, penderitaan dan ketidakpastian ini. Tuhan memberkati.
(Br. Kornelius Glossanto, SX – Misionaris Xaverian)
Doa Persembahan Harian
Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.
Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:
Ujud Gereja Universal: Gerakan-gerakan dan Kelompok-kelompok Gerejawi – Kita berdoa semoga gerakan-gerakan dan kelompok-kelompok Gerejawi menemukan kembali misi evangelisasi mereka setiap hari, dan menempatkan karisma mereka pada setiap pelayanan bagi mereka yang membutuhkan di dunia ini.
Ujud Gereja Indonesia: Kebijaksanaan Maria – Kita berdoa, semoga para ibu dan kaum perempuan bersedia meneladan Bunda Maria, sehingga mereka menjadi sabar dan bijaksana, rela berkorban dan percaya bahwa karena pertolongan Tuhan, apa yang tidak mungkin menjadi mungkin terjadi bagi kehidupan anak-anak dan lingkungannya.
Amin